Cara Mempraktekkan Membaca Dalam Hati di Sekolah dan di Rumah

Peserta didik di kelas pak Roni tahu bahwa jam terakhir di kelas adalah waktu membaca bebas. Saat pagi hari, sebagian peserta didik sudah memilih buku di perpustakaan untuk dibaca pada waktu kegiatan membaca bebas. Beberapa peserta didik lain masih meneruskan membaca buku dari koleksi sudut baca kelas.

Waktu membaca bebaspun tiba. Pak Roni mengumumkan, “Waktu membaca dimulai.” Timer sudah dipasang. Sebagian peserta didik memegang majalah, ada yang memilih buku sains populer, ada pula yang membaca novel. Pak Roni sedang membaca kumpulan surat R.A. Kartini. Empat peserta didik duduk di pojok kelas sambil lesehan di lantai berkarpet sederhana. Sebagian duduk di dekat jendela.

Sebagian besar memilih tetap di bangkunya. Tidak ada suara terdengar, kecuali suara halaman buku yang dibuka. Semua orang di kelas, baik peserta didik maupun guru sedang tenggelam dalam imajinasi mereka.

Waktu 20 menitpun terasa cepat. “Waktu membaca habis,” ujar Pak Roni. Sebagian peserta didik nampak enggan menutup bukunya. Kemudian mereka menaruh buku di rak sudut baca. Pak Roni menutup kelas dengan doa.

Bagaimana cara menerapkan Membaca Dalam Hati di Sekolah dan di Rumah?
     Peserta didik, guru, staf, dan orang-tua perlu memiliki akses terhadap buku. Perlu dirancang cara dan mekanisme peminjaman buku dari perpustakaan sekolah, kota, daerah, dan sudut baca di kelas.
     Semua warga sekolah berpartisipasi.
     Membaca dalam hati dilaksanakan pada waktu tertentu setiap hari.
     Waktu yang digunakan antara 10–30 menit.
     Peserta didik dan staf boleh membaca apapun yang mereka inginkan, dalam batas-batas etika yang berterima. Bahan bacaan bisa berbentuk buku, majalah, komik, dan surat-kabar.
     Tidak ada tagihan apapun, baik dalam bentuk laporan, pertanyaan, kuis, atau penilaian tentang bahan bacaan yang dibaca peserta didik. Perekaman buku yang sudah dibaca peserta didik bisa dilakukan untuk memotivasi peserta didik.
     Membaca dalam hati memberikan kesempatan pada guru untuk melakukan penelitian kelas: mencatat waktu yang digunakan untuk membaca dan menganalisis data hasil tes membaca peserta didik dalam pembelajaran.
     Perlu dipahami perbedaan antara membaca dalam hati di tahap pembiasaan dan di tahap pembelajaran di kelas. Di tahap pembiasaan tidak ada tagihan dan penilaian, sedangkan di pembelajaran membaca di kelas ada tagihan dan penilaian.
     Membaca dalam hati bisa dilakukan di rumah dengan aturan main yang sama.
     Guru bahasa atau tim literasi sekolah bisa menjadi penanggung-jawab program membaca dalam hati di sekolah.
     Rencana program membaca dalam hati disusun agar memperoleh dukungan dari semua warga sekolah dan orang-tua.

Related Posts :

0 Response to "Cara Mempraktekkan Membaca Dalam Hati di Sekolah dan di Rumah"

Post a Comment