Peningkatan Kemampuan
Mengubah Grafik
Menjadi Uraian Melalui
Metode Quantum Teaching
Model Miber
Yuniati**
SMP N
4 Pacitan, -
Abstrak
Tujuan
penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan mengubah dan mengetahui
deskripsi grafik dengan model pembelajaran “miber”, akronim dari modeling,
identifikasi, kembangkan, evalusi, dan refleksi. Masalah dalam pembelajaran yang terjadi adalah
rendahnya prestasi pembelajaran mengubah grafik menjadi uraian disebabkan oleh
pemahaman siswa terhadap grafik yang masih rancu dengan tabel. Disamping itu
keterbatasan perbendaharaan kosa kata yang dimiliki siswa sehingga
mendeskripsikan/menarasikan grafik kurang maksimal. Siswa kelas IXF, subjek dalam penelitian ini terdiri atas 20
laki-laki dan 9 perempuan mempunyai kemampuan rata-rata. Di kelas ini tidak ada
siswa yang memiliki kemampuan yang menonjol. Latar belakang orangtua siswa juga
kurang mendukung. Adapun hasil yang diharapkan peningkatan kemampuan
siswa mengubah grafik menjadi uraian yang ditujukkan oleh peningkatan
pemerolahan nilai sampai dengan
rata-rata 82,58 atau dengan tingkat keberhasilan sampai
100%
pada KD tersebut. Selain itu,
keaktifan siswa dalam kelompok meningkat dari sebelumnya. Prosedur model
pembelajaran miber sesuai dengan akronimnya merupakan pola kegiatan belajar
mengajar dengan langkah-langkah kegiatan mulai dari menghadirkan model
grafik,
mengidentifikasi model-model grafik, mengembangkan pengalaman,
mengevaluasi,
dan refleksi pembelajaran.
Dengan strategi ini permasalahan kurangnya pemahaman sisiwa terhadap pengubahan grafik menjadi uraian dapat
teratasi.
Kata kunci
: grafik, model, identifikasi, refleksi,
dan kemampuan siswa
PENDAHULUAN
Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan siswa / peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa
Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta
menumbuhkan apresiasi positif terhadap hasil karya kesastraan manusia
Indonesia.
Mengingat kemampuan belajar Bahasa Indonesia (aspek
kognitif dan psikomotor) sering dipakai dalam masyarakat maka pembelajaran
Bahasa Indonesia hendaknya juga harus mendapatkan porsi yang tidak kalah
pentingnya dengan mata pelajaran lain.
Salah satu permasalahan utama yang dihadapi
siswa kelas IXF adalah masih rendahnya
kemampuan siswa dalam mengubah grafik menjadi uraian, sehingga
mengakibatkan rendahnya prestasi belajar Bahasa Indonesia. Dari data diketahui
bahwa rata-rata nilai siswa dalam mengubah grafik menjadi uraian, pada
siswa kelas IXF SMP Negeri 4 Pacitan tahun pelajaran 2013/2014 semester ganjil
hanya mencapai 61,45. Hal ini masih di bawah rata-rata standar
keberhasilan minimal, yakni masih di bawah 75,00, berarti masih kurang 13,55 nilai.
Rendahnya prestasi belajar tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
Siswa kurang berminat terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia yang menjemukan,
strategi/ metode/ teknik penyampaian materi pembelajaran kurang bervariasi dan kurang menarik, suasana
belajar kurang menyenangkan, siswa kurang bisa memahami/membaca grafik.
Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti
melakukan revisi pada pembelajaran Bahasa Indonesia sebelumnya. Dari hasil
revisi diketahui siswa kelas IXF belum mampu menguraikan grafik terutama yang
terkait dengan deskripsi isi grafik. Disamping itu kemampuan guru dalam
membimbing siswa belum maksimal karena guru masih meminta siswa membuka buku
paket selanjutnya siswa mengerjakan
tugas terkait dengan grafik. Maka dari itu diperlukan metode
mengajar quantum teaching yang
merupakan cara mengajar atau cara mengorganisasikan
pelajaran (Karwapi, 1975: 68).
Sesuai dengan kenyataan, banyak masalah yang muncul dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia terutama yang berhubungan dengan aspek aspek kognitif dan
psikomotor siswa. Kemampuan siswa dalam mengubah grafik menjadi uraian
berdasarkan pengamatan dalam setiap kegiatan belajar mengajar di SMPN 4 Pacitan
sering mengalami keterlambatan/kesulitan.
Dengan kesulitan yang dialami siswa inilah akibatnya prestasi belajar
Bahasa Indonesia khususnya (materi pokok mengubah grafik menjadi uraian),
menjadi menurun. Menyikapi hal itu perlu ada kegiatan remidi atau perbaikan
bagi siswa, di samping penambahan teori tentang cara memahami sebuah grafik,
pemilihan model pembelajaran yang sesuai yaitu menggunakan metode Quantum Teaching model miber, pembelajaran
yang terencana dan terdesain sesuai tuntunan kurikulum, diharapkan dapat meningkatkan prestasi
belajar.
Menurut Joyce and Weil (1980) dalam Models
of Teaching , model pembelajaran adalah
rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk dan mengembangkan
kurikulum, untuk mendesain pembelajaran dalam mata pelajaran tertentu sedangkan
Quantum Teaching adalah orkestra bermacam-macam
interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar (Porter; 2000:5). Dalam pembelajaran, metode quantum
teaching merupakan cara menyampaikan materi pelajaran dengan melalui
kegiatan menumbuhkan minat siswa untuk
mengalami, menamai, mendemostrasikan, mengulangi, dan merayakan kegiatan
belajarnya.
Pembelajaran dengan metode quantum teaching
model miber merupakan metode dengan
kegitan pembelajaran di kelas berdasarkan akronim dari kata miber yaitu
menyampaikan model, mengidentifikasi, mengembangkan, evaluasi, dan refleksi. Model ini memfokuskan pada kegiatan modeling.
Modeling adalah kegiatan pemberian model dengan tujuan untuk membahasakan
gagasan yang kita pikirkan, mendemonstrasikan bagaimana kita menginginkan para
siswa untuk berlajar atau melakukan apa yang kita inginkan agar siswa
melakukannya. (Depdikbud,
2003). Dalam mengidentifikasi grafik harus memperhatikan langkah-langkah
diantaranya membaca judul, membaca keterangan yang ada di atas, di bawah, atau
di sisinya, mengajukan pertanyaan tentang tujuan tebel, grafik, bagan, dan
peta, membaca grafik ( Nas Haryati,
2008).
Mengutip pendapat Tirto Adi (2007) menambahkan
bahwa terdapat empat ciri model pembelajaran, di antaranya : ada alasan
teoritis yang masuk akal, ada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
menggambarkan perilaku guru yang dikehendaki, dan struktur kelas yang
dikehendaki. Maka dari itu perlu pendekatan untuk peningkatan prestasi belajar
yang diawali dengan penggunaan strategi atau metode pembelajaran yang
bervariasi pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
Dalam proses
pembelajaran secara klasikal, banyak strategi, metode atau teknik mengajar yang
digunakan guru. Metode atau teknik yang digunakan oleh guru seringkali
merupakan gabungan dari berbagai metode.
Penggunaan strategi, metode, atau teknik mengajar yang kurang sesuai
bisa pula menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa.
Dari
kenyataan tersebut ditempuh beberapa langkah pembelajaran dengan metode quantum
teaching model miber yaitu : menumbuhkan minat siswa/ kilas balik memahami materi pokok mengubah grafik
menjadi uraian,
penjelasan sekilas tentang bagaimana mengubah grafik
menjadi uraian?, menghadirkan model (contoh grafik), mengidentifikasi grafik, menyediakan kesempatan bagi siswa untuk menunjukkan bahwa mereka tahu
tentang bagaimana mengubah grafik
menjadi uraian,
menugasi siswa mengerjakan tugas kelompok, siswa mengembangkan pengalamannya;
mengerjakan tugas mandiri, siswa
membacakan hasil tugas yang telah dibuat (evaluasi hasil) memberikan
pengakuan dan penghargaan (merayakan) untuk penyelesaian, partisipasi, dan
pemerolehan keterampilan. Menyimpulkan
hasil pembelajaran dan refleksi pembelajaran
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode Quantum
Teaching model miber terhadap
kemampuan mengubah grafik menjadi
uraian. Terkait dengan tujuan
tersebut diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi guru Bahasa Indonesia,
siswa, dan peneliti lain. Bagi guru Bahasa Indonesia diantaranya : mengembangkan inovasi pembelajaran khususnya
pembelajaran dengan materi pokok mengubah grafik menjadi uraian dengan metode Quantum Teaching model miber, mengembangkan keterampilan dalam
menerapkan strategi dan metode mengajar, mengetahui kelebihan dan kekurangan metode
Quantum Teaching model miber dalam
pengajaran klasikal, meningkatkan kompetensi
pedagogik dan kompetensi profesional, menciptakan pembelajaran yang aktif,
efektif dan menyenangkan bagi siswa, membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan
mengubah grafik menjadi uraian.
Manfaat bagi siswa diantaranya meningkatkan kemampuan siswa dalam mengubah
grafik menjadi uraian, motivasi untuk belajar lebih aktif dan
kreatif, meningkatkan prestasi belajar Bahasa
Indonesia, membuat pembelajaran tidak menjemukan dan tidak menakutkan.
Manfaat bagi peneliti lain yaitu menjadi bahan masukan pengembangan konsep teoritis jika memilih masalah
sejenis sebagai kajian penelitiannya,
menjadi dasar penetapan asumsi, perumusan hipotesis tindakan, analisis
dan perbandingan hasil penelitian, menjadi bahan rujukan penelitian, jika variabelnya
sama atau hampir sama, digunakan
penelitian lanjutan jika tertarik untuk mengembangkannya dengan ruang lingkup
yang lebih luas.
METODE
Penelitian ini dilaksanakan dengan rancangan penelitian tindakan kelas
yang prosedur pelaksanaannya mengikuti prinsip dasar penelitian yang umum.
Prosedur tersebut sesuai dengan tahapan siklus yaitu tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi, refleksi, dan perencanaan kembali. Penelitian ini dilakukan sebanyak
tiga siklus. Siklus pertama dilaksanakan dengan satu kali pertemuan/kegiatan
pembelajaran, siklus kedua dilaksanakan dengan satu kali pertemuan/kegiatan
pembelajaran, dan siklus ketiga dilaksanakan dengan satu kali pertemuan/kegiatan
pembelajaran. Setiap siklus dilaksanakan dengan guru sejenis (mapel bahasa
Indonesia) selaku kolaborator.
Rancangan/desain penelitian
menggunakan langkah-langkah kegiatan yang ditempuh dalam
tiga siklus. Siklus pertama,
kedua, dan ketiga dilaksanakan masing-masing satu kali kegiatan pembelajaran
yaitu 2 kali 40 menit. Sesuai dengan prinsip dasar tindakan, setiap siklus
penelitian selalu dilakukan secara partisipatif kolaboratif dengan guru mata
pelajaran sejenis. Berdasarkan metode
Quantum Teaching model miber yang digunakan dalam penelitian ini,
langkah-langkah yang ditempuh guru
sebagai berikut. Pertama guru
mengidentifikasi permasalahan yang akan terjadi terkait dengan
pembelajaran grafik. Kedua, guru menghadirkan model grafik. Ketiga, guru membimbing siswa mengubah grafik menjadi
uraian dalam bentuk tersruktur. Keempat,
guru membimbing siswa menyusun
narasi atau deskripsi sesuai dengan model grafik dalam kelompok. Kelima, siswa
membacakan hasil tugas yang telah dibuat (evaluasi hasil), Keenam, guru dan siswa
memberikan pengakuan/penghargaan(merayakan) terhadap hasil tugas yang telah
dipresentasikan. Ketujuh, guru membimbing semua kelompok dalam menyimpulkan
hasil pembelajaran dan refleksi pembelajaran.
Pengumpulan data
dilakukan pada setiap siklus dimulai dari awal
sampai akhir tindakan siklus I sampai III. Pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan (1) Studi dokumentasi terhadap hasil tugas siswa secara
mandiri dengan bukti daftar nilai tugas
pra siklus, siklus I, II, dan III, (2) studi dokumentasi
berupa tes akhir siklus I, II, dan III
dengan soal uraian secara mandiri, (3) Lembar angket respon siswa, (4) Format
respon siswa terhadap Metode Quantum
Teaching Model Miber, (5) Perhitungan respon angket siswa, (6) Hasil pengamatan keaktifan siswa selama
kegiatan belajar mengajar per siklus oleh kolaborator, dan (7) Dokumentasi
berupa foto kegiatan selama pelaksanaan pembelajaran. Sumber data penelitian
ini adalah siswa kelas IXF SMPN 4 Pacitan
semester satu tahun pelajaran 2013/2014
sejumlah 29 siswa, terdiri atas 20 putra dan 9 putri. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan, yakni dari tanggal 25
November 2013 s.d. 20 Januari 2014. Data penelitian yang terkumpul
dianalisis dengan teknik analisis data deskriptif. Teknik analisis data deskriptif
yang diterapkan ada satu macam yaitu teknik analisis deskriptif
kuantitatif dengan mean dan
persentase (Arikunto, Suharsimi 2002) dengan
rumus
Jml.
Skor yang diperoleh
P = ----------------------------------
x 100 %
Skor maksimal
Tempat
penelitiannya di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Pacitan, yang termasuk SMP
wilayah kota, namun berada sekitar tiga
kilometer dari pusat kota, tepatnya di jalan Desa Mentoro nomor 21 Pacitan
Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan. Fasilitas SMPN 4 Pacitan cukup memadai, di
antaranya adalah Lab. Komputer, Lab. IPA, internet, ruang pamer hasil karya
siswa, dan perpustakaan. Bangunan gedung adalah bangunan lama dan hampair semua
ruang sudah direhab. Ruang kelas kurang representatif karena tidak dilengkapi
LCD namun diampu oleh guru-guru mata
pelajaran yang sudah berpengalaman dan
berijazah sarjana yang 90 persen relevan di bidangnya. Peneliti adalah guru
mata pelajaran Bahasa Indonesia yang
sudah mengajar selama 28 tahun.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian
tentang penggunaan Quantum Teaching Model
Miber dirancang untuk meningkatkan kemampuan siswa mengubah grafik menjadi
uraian mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IXF SMP N 4 Pacitan. Hasil
penelitian menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar yang ditunujkkan
dengan pemerolehan nilai siswa dari sklus I sampai siklus III. Di akhir siklus
ketiga semua indikator bisa tercapai. Rincian hasil penelitian setiap siklus
dapat dipaparkan sebagai berikut :
Siklus 1
Pada
pembelajaran pertama guru belum berhasil meningkatkan kemampuan siswa mengubah
grafik menjadi uraian dalam bentuk deskripsi atau narasi, walaupun sebelumnya
sudah diberikan contoh. Guru sudah mempersiapkan RPP, Lembar kerja siswa,
lembar observasi, maupun lembar angket siswa. Siklus satu diperolah data nilai tes akhir siklus
materi pokok mengubah
grafik menjadi uraian mencapai 63,04, kategori C (cukup berhasil).
Jumlah siswa yang tuntas belajar dengan nilai rata-rata minimal 75,00 mencapai 11 siswa dengan persentase keberhasilan mencapai 37,93 %. Adapun jumlah perolehan nilai
seluruh siswa dengan rincian sebagai berikut : 6 siswa memperoleh nilai 80 (antara 75 -
90 , kategori A / tuntas ), 4 Siswa memperoleh nilai 75 (antara 75
- 90 , kategori B / tuntas ), 3 Siswa memperoleh nilai 70 (antara 65 -
74 , kategori C / tidak
tuntas ), 1 siswa memperoleh nilai 65 (antara 65 - 74) C
(tidak tuntas ), 15 siswa memperolah nilai 60 ( antara 50 – 64) D
(tidak tuntas).
Perkembangan nilai siklus
I dibanding dengan nilai kegiatan sebelumnya (prasiklus) menunjukkan
peningkatan sebagai berikut : (1) Nilai rata-rata
meningkat 1,59 nilai (dari 61,45)
hasil prasiklus menjadi 63,04),
(2) Jumlah siswa berhasil meningkat 4 siswa (dari 7/prasiklus menjadi 11 siswa),
(3) Persentase keberhasilan meningkat 13,80% (dari 24,13%/ prasiklus menjadi 37,93%)
Berdasarkan hasil analisis di
atas dapat direfleksikan bahwa :
“ Penerapan Metode Quantum Teaching model miber yang dikembangkan pada siklus I belum berhasil, sehingga belum
berpengaruh positif terhadap prestasi belajar Bahasa Indonesia” Dengan demikian
perlu ada revisi sebagai langkah tindak lanjut pengembangan penerapan metode tersebut.
Pada siklus I ini jumlah siswa berhasil baru mencapai 37,93 % (11 siswa). Sedangkan yang belum
berhasil masih 62,07 % (18 siswa). Kedelapan belas siswa tersebut ketidakberhasilannya karena proses pemahaman
terhadap materi mengubah grafik menjadi uraian masih kurang. Oleh sebab itu pada siklus II
perlu adanya penambahan/penajaman teori.
Siklus 2
Pada siklus
ini perbaikan tindakan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dengan
penajaman teori. Pada siklus II ini pertanyaan tentang grafik ditingkatkan ke
menulis deskripsi grafik dalam bentuk uraian dengan grafik yang berbeda dan
lebih sulit dari siklus pertama. Guru memberikan tambahan materi teori dan
contoh deskripsi grafik dengan menampilkan unsur rentang angka horisontal dan
vertikal.
Dari segi proses/ tindakan, siswa mampu membangkitkan
semangat, minat, kreativitas selama pembelajaran. Begitu juga ketika teman/
kelompok lain mempresentasikan hasil kerja, mereka aktif memberikan tanggapan,masukan dan kritikan
yang membangun sehingga pembelajaran berlangsung hidup. Dengan bimbingan guru hasil yang diperoleh
siswa meningkat dari sebelumnya. Deskripsi peningkatannya sebagai berikut : (1) 3 Siswa memperoleh
nilai 90
(antara 75 - 90 , kategori
B / tuntas ),
(2) 3 Siswa memperoleh
nilai 85
(antara 75 - 90 , kategori
B / tuntas ),
(3) 8 Siswa memperoleh nilai 80
(antara 75 - 90 , kategori
B / tuntas ),
(4) 12 Siswa memperoleh
nilai 75 (antara 75 - 90 ,
kategori B / tuntas ), (5) 3 Siswa memperoleh nilai 65 (antara 65- 74 , kategori C / tidak tuntas ).
Dibanding siklus I, siklus II menunjukkan peningkatan
sebagai berikut :
(a) Nilai rata-rata meningkat 9,86 (dari 63,04 /hasil siklus I menjadi 72,90), (b) Jml.siswa berhasil meningkat 15 siswa (dari 11 / siklus I menjadi 26 siswa),
(c) Persentase keberhasilan meningkat 51,73 % (dari 37,93 %/ siklus I menjadi 89,66%)
Berdasarkan hasil
analisis di atas dapat direfleksikan bahwa :
“ Penerapan metode quantum teching model miber yang dikembangkan pada siklus II sudah
berhasil baik
dan berpengaruh positif meskipun belum maksimal. Dengan demikian perlu
ada revisi lagi sebagai langkah tindak lanjut. Pada siklus II ini jumlah siswa berhasil sudah
mencapai 89,66% (26 siswa). Sedangkan yang belum
berhasil masih 10,34
% (3 siswa). Salah satu siswa tersebut ketidakberhasilannya
karena proses pemahaman terhadap materi pokok dalam pembelajaran masih juga
belum maksimal. Oleh sebab itu pada
siklus III perlu adanya penambahan/penajaman/ pemantapan teori serta pemberian materi tambahan kosakata dan penulisan ejaan/
tanda baca yang memadai.
Siklus
3
Setelah diberi
tindakan berupa penambahan/penajaman/ pemantapan teori materi pokok serta pemberian materi tambahan kosakata dan penulisan ejaan/
tanda baca yang memadai, dan diadakan tes
akhir siklus III, hasilnya sebagai berikut:
Hasil yang diperoleh
pada siklus III ini menunjukkan adanya perubahan yang sangat positif yang
terlihat dari hasil nilai tes pada materi pokok mengubah grafik
menjadi uraian
diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar
80,52, (B / kategori berhasil ),
dengan rincian sebagai berikut : (1) 2 Siswa memperoleh nilai 95 (antara 91 - 100 , kategori B / tuntas), (2) 3 Siswa memperoleh nilai 90 (antara 75
- 90 , kategori B / tuntas), (3)
4 Siswa memperoleh
nilai 85 (antara 85 -
90 , kategori B / tuntas ), (4) 7 Siswa memperoleh
nilai 80
(antara 75 - 90 , kategori
B / tuntas ),
(5) 13 Siswa memperoleh
nilai 75 (antara 75 - 90 ,
kategori B / tuntas ).
Perkembangan nilai
siklus III dibanding dengan nilai siklus II menunjukkan peningkatan sebagai
berikut :
Nilai rata-rata meningkat 7,62 (dari 72,90 /hasil siklus II menjadi 80,52), Jumlah siswa berhasil
meningkat 3 siswa (dari 26/siklus II menjadi 29 siswa),
Persentase keberhasilan meningkat 10,34% (dari 89,66%/ siklus II menjadi 100%).
Berdasarkan hasil analisis di atas dapat direfleksikan
bahwa :
“ Penerapan Metode Quantum Teaching model miber yang dikembangkan pada siklus III sudah berhasil maksimal , sehingga sudah
sangat berpengaruh positif terhadap prestasi belajar Bahasa Indonesia .” Dengan demikian tidak perlu ada
revisi lagi sebagai langkah tindak lanjut.
Pada siklus III ini jumlah siswa berhasil sudah mencapai 100 % (29 siswa). Sedangkan yang belum
berhasil masih 0% (tidak ada).
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II
dan III , keaktifan siswa belajar menunjukkan bahwa : (1) Selalu terjadi peningkatan keaktifan
siswa dari segi: a. Antusias siswa dalam PBM meningkat 37,93 % (15 siswa) dari
51,72% atau 26 siswa (siklus II) menjadi 89,65% atau 26 siswa (siklus III), b.
Siswa aktif bertanya meningkat 20,69 % (6 siswa) dari 06,90% atau 2 siswa (siklus II)
menjadi 27,59% atau 8 siswa (siklus III), c. Siswa aktif menjawab meningkat 27,58% (8
siswa) dari 03,45% atau 1 siswa (siklus II)
menjadi 31,03 % atau 9 siswa
(siklus III), d. Siswa aktif membantu teman meningkat 48,28 % (14 siswa) dari 48,27% atau 14 siswa (siklus II)
menjadi 96,55 % atau 28 siswa (siklus III), e. Aktif mengerjakan tugas meningkat 48,28 % (14 siswa) dari
48,27% atau 14 siswa (siklus II) menjadi 96,55 % atau 28 siswa (siklus III),
f. Siswa aktif mendengarkan meningkat 44,83 % (13 siswa) dari 55,17% atau 16
siswa (siklus II) menjadi 100 % atau 29 siswa (siklus III).
Berdasarkan hasil penelitian yang
dikembangkan dengan materi grafik dengan metode penugasan tanpa menggunakan
model grafik yang disusun oleh teman sejawat di SMP N 4 Pacitan, ditemukan fakta bahwa penelitian dengan model
miber memiliki banyak kelebihan,
prestasi belajar siswa dari
siklus ke siklus lebih meningkta, dan lebih memotivasi keaktifan siswa dalam
pembelajaran. Dengan demikian model pembelajaran ini dapat dikembangkan dan
digunakan oleh guru mata pelajaran sejenis maupun berbeda jenis.
SIMPULAN
Berdasarkan rumusan
masalah, deskripsi hasil analisis data dan pembahasan, refleksi
hasil penelitian tersebut maka
dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama mengawali pembelajaran dengan model
memacu siswa menggali potensi terutama penulisan deskripsi/narasi model yang
ditampilkan. Kedua, penajaman kembali
teori tentang grafik dengan penjelasan rentang angka secara vertikal dan
horisontal meningkatkan pemahaman siswa. Ketiga, pembimbingan guru yang lebih
intensif dapat meningkatkan prestasi yang ditunjukkan oleh pemerolehan nilai
individu dengan persentasi keberhasilan mencapai 100 persen. Keempat, respon siswa terhadap penerapan Metode
Quantum Teaching model miber
sejumlah 34,55% menyatakan setuju, karena model tersebut membuat aktif,
menyenangkan, sesuatu yang baru, menarik minat, aktif, dan menumbuhkan rasa
ingin tahu, serta memudahkan siswa dalam mengikuti cara berfikir temannya. Sedangkan 65,45 % siswa menyatakan sangat
setuju karena dengan model tersebut mereka merasa aktif, menumbuhkan rasa ingin tahu, merasa tidak
tegang, dan memudahkan siswa dalam
mengikuti cara berfikir temannya. Hendaknya Metode Quantum Teaching model miber tidak hanya digunakan
pada pembelajaran Bahasa Indonesia saja,
tetapi juga pada pembelajaran lainnya.
Penyiapan perangkat pembelajaran dan pembimbingan terhadap siswa mempermudah
guru mencapai tujuan pembelajaran.
Agar kegiatan pembelajaran Bahasa
Indonesia dengan Metode Quantum Teaching
model miber dapat mencapai tujuannya maka guru hendaknya
mempersiapkan perangkat pembelajaran sebaik-baiknya dan memotivasi siswa dalam
pelaksanaan pembelajaran.
CURICULUM VITAE
Nama : Yuniati
No HP : -
Sekolah : SMP N 4 Pacitan
REFERENSI
Adi,
Tirto. 2007. Inovasi Pembelajaran, Media Pendidikan Surabaya: Kanwil P dan
K Jawa Timur.
Arikunto, Suharsimi.
2002. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Depdikbud. 1990. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :
Depdikbud
De Porter, Bobbi.
2005. Quantum Teaching. Bandung : PT Mizan Pustaka.
Hardiyanto, Tri. 2009.
“Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Kemampuan Mengubah Grafik
menjadi Uraian”
Haryati,
Nas. 2008. Contextual Teaching and Learning Bahasa
Indonesia: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas IX. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Joyce &
Weil. 1980. Models of Teaching. New Jersey:
Prentice Hall.
Karwapi. 1975. Guru
Sekolah Dasar Beberapa Masalah dan Pendekatannya. Surabaya
: F.A. Hasmar.
0 Response to "Contoh Artikel Penelitian Judul Peningkatan Kemampuan Mengubah Grafik Menjadi Uraian Melalui Metode Quantum Teaching Model Miber "
Post a Comment