Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita
Melalui Teknik Rangsang Gambar di Sekolah Menengah Pertama
Imam Mashudi
SMPN 1 Donorojo, Kab.Pacitan
Korespondensi :imam.mashudi83@gmail.com
No. HP :-
Abstrak
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan teknik rangsang gambar terhadap
peningkatan kemampuan siswa kelas VIIIB SMP Negeri 1 Donorojo dalam menulis
teks berita.Teknik rangsang gambar yaitu kegiatan inti pembelajarannya
meliputi: (1) siswa mengamati gambar, (2) siswa menentukan pokok-pokok berita
dalam gambar, (3) siswa mengembangkan pokok-pokok berita menjadi teks berita, (4)
siswa menyunting hasil tulisan teman, (5) siswa memperbaiki hasil tulisan yang
sudah disunting teman,dan (6) siswa mempresentasikan (membacakan) hasil kerja
mereka. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian tindakan
kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas langkah-langkah:
(1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan analisis
tindakan, dan (4) refleksi.Data yang diperoleh pada siklus 1 dan siklus 2
menunjukkan hasil sebagai berikut; (1) rata-rata nilai yang dicapai siswa pada
siklus 1 adalah 80, sedangkan pada siklus 2 rata- rata nilai yang dicapai siswa
adalah 85,42. Persentase ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus 1 yaitu
87,88% sedangkan pada siklus 2 persentase ketuntasan belajar secara klasikal
adalah 100%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teknik pembelajaran
rangsang gambar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks berita.
Kata Kunci : menulis, teks berita, media pembelajaran, dan teknik rangsang gambar
PENDAHULUAN
Penelitiantindakankelastentangpeningkatankemampuanmenulisteksberitasiswakelas
VIII B SMP Negeri 1 Donorojodilatarbelakangiolehberbagaimasalahdalampembelajaranmenulis.Permasalahan tersebut antara lain : (a) pelaksanaan proses pembelajaran
pada aspek menulis kurang optimal; (b) kemampuan menulis siswa masih relatif
rendah; (c) terbatasnya input siswa; dan (d) terbatasnya umpan balik atau feedback
dari guru terhadap hasil karya siswa. Hal ini dapat diketahui juga dari hasil
kuesioner siswa sebelum pelaksanaan penelitian yang memberikan data bahwa 52%
siswa mengatakan guru sering memberi tugas menulis, 71% siswa senang menulis,
54% siswa pernah menulis dan 78% siswa senang jika mempunyai keterampilan menulis.
Pembelajaran menulis sering diajarkan untuk menghasilkan suatu produk.
Sementara proses penulisan kurang mendapat perhatian guru. Siswa ditugaskan
untuk membuat tulisan hanya dengan sedikit penjelasan dari guru tentang
bagaimana cara mengungkapkan ide dalam sebuah tulisan. Yang sering menjadi
permasalahan siswa adalah mereka sering tidak tahu apa yang harus ditulis
karena kurangnya model yang diberikan guru serta kurangnya bimbingan dari pihak
guru.
Dengan kurangnya model dan bimbingan dari guru ini menyebabkan tulisan
siswa sangat bervariasi. Ada yang sederhana, ada yang cukup sederhana bahkan
ada yang sangat sederhana dan singkat. Guru hanya menjelaskan tanpa sebuah
contoh, selanjutnya siswa disuruh menulis di kelas atau hanya sebagai pekerjaan
rumah saja. Pertemuan selanjutnya siswa hanya disuruh mengumpulkan tugas
tersebut tanpa umpan balik atau feedback dari apa yang ditulis siswa.
Kalaupun ada umpan balik atau feedback mungkin hanya terbatas pada
penggunaan kalimat dan diksi saja.
Dari
pengalamanmembacatulisansiswa yang dikumpulkankepada guru
untukkompetensidasarmenulispengalamanpribadi, menulislaporanperjalanan,
menulissurat, menuliskreatifpuisi, menulisnaskah drama
maupunmenuliscerpenmasihbanyaksiswa yang
sulitmengekspresikandiridalambentukbahasatulissecarabenarsesuaipedoman. Guru sering mengalami kesulitan untuk memahami ide yang dikemukakan siswa,
pengorganisasian tulisan tidak padu. Masalah yang dihadapi siswa antara lain pengungkapan
ide, kepaduan antarparagraf, dan pemakaian kosa kata atau diksi yang kurang
tepat.
Tradisipembelajarantradisionalmasihterdapat pada beberapagurukita.
Terbatasnyacontohtulisan yang benaruntuksiswamembuatsiswatidakpahamhasilkerjanyaitubenaratausalah.
Siswatidakpernahtahuapakah yang merekatulissudahmemenuhikriteriaapabelum.
Hasilkerjasiswa yang
tidakdikoreksiolehgurumengakibatkanturunnyamotivasisiswauntukmenulis.
Dengan kata lain, denganmodelpembelajarantradisionalinisiswatidakmendapat
input ataumodel yang
memadaiuntukbahanperbandingankerjasiswasertasebagaibahandalammemahamisebuahtulisan
yang benarsesuaidengankriteriasebuahtulisan.
Haliniterjadikarenatidakdimanfaatkannyawaktu secara maksimaluntukpembelajaransertamembahasmodel
dan permasalahan yang dihadapiolehsiswa.
Salah satu alasan mengapa aspek menulis kurang mendapat perhatian
guruadalah diperlukannya waktu ekstra untuk membaca dan mengomentari tulisan
siswa.Permasalahannya semakin rumit karena setiap siswa mempunyai gaya
tersendiri dalam menulis dan setiap siswa mempunyai latar belakang serta
permasalahan tersendiri walaupun diberi tema atau topik yang sama. Keadaan
seperti ini membuat proses pemeriksaan memerlukan waktu yang lama. Di samping
itu terlalu banyaknya siswa yang harus dibimbing guru membuat guru merasa
kekurangan waktu untuk melakukan pemeriksaan.Akhirnya siswa kurang mendapatkan
umpan balik atau feedback yang mereka harapkan. Kurangnya penguatan dari
guru dalam menulis mengakibatkan menurunnya motivasi siswa karena ada kesan
bahwa siswa menulis tidak untuk diperiksa dengan sungguh-sungguh tetapi hanya
untuk memenuhi tugas saja.
Kalaupun ada umpan balik dari guru
hanya berupa nilai atau komentar yang bersifat global saja yang tidak semuanya
dipahami oleh siswa. Akhirnya dengan cara yang demikian tidak membuat perubahan
yang berarti pada tulisan siswa karena siswa tidak mengetahui kesalahan yang
mereka perbuat dan berusaha untuk memperbaikinya.
Permasalahan di atas tidak dapat dibiarkan begitu saja tanpa penyelesaian
karena akan membawa dampak yang cukup signifikan pada proses pembelajaran untuk
aspek- aspek yang lain. Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk
mencarikan solusi pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan teknik
rangsang gambar.
Sebagaimana kita ketahui bahwa menulis teks berita merupakan kegiatan yang
sangat produktif dan dipengaruhi oleh faktor keterampilan mengungkap suatu
peristiwa dan menguraikannya secara detail. Di samping itu sistem penulisanya
juga dituntut menggunakan bentuk penulisan yang baku. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa siswa di samping berpikir bagaimana mengungkap berita atau
informasi juga dituntut mampu menguasai kaidah- kaidah penulisan kata maupun
kalimat.
Penelitian ini mencoba meningkatkan kualitas produk menulis teks berita
siswa dengan memaksimalkan proses melalui teknik rangsang gambar. Dengan
model ini siswa akan lebih mudah menulis teks berita karena siswa dapat
mengungkapkan imajinasinya terhadap gambar yang mereka hadapi. Imajinasi
tersebut meliputi apa peristiwanya, siapa yang terlibat dalam peristiwa
tersebut, kapan terjadi peristiwa itu, di mana terjadi peristiwa itu, mengapa
peristiwa itu terjadi , bagaimana cara
mengatasi masalah yang terjadi. Hasil tulisan siswa juga akan semakin maksimal
karena mendapat bimbingan guru secara lebih intensif.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dengan fokus pengembangan
pada pembelajaran menulis teks berita
melalui teknik rangsang gambar. Teknik ini belum banyak diterapkan oleh guru-
guru bahasa Indonesia dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Teknik rangsang
gambar dalam menulis teks berita ini merupakan teknik baru dalam pembelajaran
yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks berita setelah
imajinasi siswa terangsang untuk mengungkapkan peristiwa yang dilihat pada
gambar tersebut secara tertulis.
Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa dan mengoptimalkan
kemampuan menulis teks berita siswa SMP Negeri 1 Donorojo, peneliti akan
mencoba mengoptimalkan proses pembelajaran dan kemampuan siswa dengan
pembelajaran melalui teknik rangsang
gambar. Secara singkat permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini
adalah bagaimanakah penerapan
pembelajaran teknik rangsang gambar dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas
VIII B SMP Negeri 1 Donorojotahun pelajaran 2013/2014dalam menulis teks berita.
Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk: (a)mengetahui pengaruh
penerapan pembelajaran melalui teknik rangsang gambar terhadap peningkatan kemampuan siswa kelas VIII B dalam menulis
teks berita; (b) Menemukan model pembelajaran baru yang mampu memberikan hasil
yang maksimal pada siswa kelas VIII B sehingga dapat diterapkan pada kelas yang
berbeda; (c) Memaksimalkan proses
pembelajaran menulis teks berita.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan tambahan bagi gurubahwa
pembelajaran dengan teknik rangsang gambar dapat mempermudah menulis teks berita,
memotivasi guru untuk menerapkan model-model pembelajaran yang inovatif
sehingga mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.
Penelitian ini diharapkan dapat meminimalisasi permasalahan atau hambatan
yang dihadapi siswa ketika mengikuti pembelajaran menulis teks berita dan meningkatkan motivasi belajar siswa
karena siswa senang dan dapat menikmati dalam mengikuti pembelajaran yang pada
akhirnya mampu meningkatkan prestasi belajar siswa itu sendiri.
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi sekolah bahwa
pembelajaran menulis teks berita melalui teknk rangsang gambar dapat diterapkan
di sekolah dan mampu meningkatkan prestasi siswa serta untuk meningkatkan
kualitas sekolah karena memiliki guru yang berkualitas dalam melaksanakan
pembelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas pendidikan di
sekolah tersebut.
METODE
Penelitian Tindakan Kelas ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan
menerapkan metode kualitatif yaitu penelitian dengan pengumpulan data melalui pengamatan
atau observasi, wawancara, portofolio, refleksi serta dokumentasi di samping
pengumpulan data secara kuantitatif yang berupa nilai siswa. Data yang
dikumpulkan melalui berbagai cara tersebut dianalisis untuk memperoleh jawaban
yang signifikan terhadap rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII B Sekolah Menengah Pertama Negeri
1 Donorojo dengan melibatkan siswa di kelas tersebut yang terdiri atas 18 siswa
laki- laki dan 15 siswa perempuan sehingga jumlah keseluruhan 33 siswa. Dari
ketigapuluh tiga siswa tersebut 12 siswa beragama Kristen dan 21 siswa beragama
Islam. Penelitian ini akan melibatkan dua orang guru yang mengajar mata
pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di kelas tersebut.
Faktor
yang diamatimeliputi : (i) faktorsiswa, yaitudenganmengamatikemampuanawalsiswa,
proses yang dilakukanselamamengikutipembelajaran, danaktivitassiswaselama
proses pembelajaran; (ii) faktor materi, yaitu
dengan menganalisis materi yang didesain untuk kompetensi dasar menulis teks
berita; (iii) faktor guru, yaitu mengamati setiap kegiatan pembelajaran dalam
kelas untuk mendapat gambaran tentang pembelajaran menulis teks berita melalui
teknik rangsang gambar.
Sumber
data penelitianiniadalah (i) siswakelas VIII B SMP Negeri 1Donorojo; (ii) peneliti sendiri sebagai guru yang mengajar mata pelajaranBahasa
Indonesia di kelas VIII B;(iii) Silabusdan RPP, (iv) nilaisiswa.
Jenis data
yang dikumpulkandalampenelitianiniadalah data kualitatifdan data kuantitatif
yang terdiriatas: (i) Nilai yang dicapai siswa; (ii) Silabusdan
RPP; (iii) Materipembelajaran; (iv) Hasilobservasi dan refleksigurutentangprosespembelajaran.
Untuk memperoleh data yang lebih akurat, peneliti menggunakan berbagai instrumen dalam pengumpulan data. Adapun instrumen tersebut adalah (i) observasi, (ii) portofolio, (iii) refleksi, (iv) wawancara, (v)dokumentasi..
Data yang terkumpul dianalisis
secara kualitatif dan kuntitatifdengan teknik induktif. Analisis secara
kuntitatif dilakukan untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa setelah
mendapatkan tindakan; sedangkan analisis kualitatif digunakan untuk(i) mendeskripsikan
hasil yang dicapai siswa;(ii) mendeskripsikan kegiatan guru dan siswa dalam
pembelajaran;(iii) menganalisis hasil wawancara dengan siswa dan diakhiri
dengan suatu kesimpulan dari hasil analisis data tersebut.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, tergantung pada perkembangan
pelaksanaan penelitian. Kegiatan setiap siklus disesuaikan dengan perubahan
yang ditekankan setelah observasi, baik observasi awal maupun observasi setiap
siklus.Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis teks berita, siswa diberi tes awal berupa penugasan menulis teks
berita tanpa bimbingan guru, sebagai kegiatan eksplorasi terhadap kemampuan
siswa. Langkah-langkah yang ditempuh setiap siklus meliputi: (i)
tahap perencanaan yaitu membuatrancanganpembelajaran, memilih materi dan media pembelajaran, membuatrancanganevaluasi,
danmembuatlembarobservasi; (ii) tahappelaksanaantindakandanobservasiyaitupelaksanaandarirancanganpembelajaran
yang telahdibuatsekaligusmengadakanobservasidaritindakan yang dilaksanakan, baiktindakan
guru maupunsiswadalam proses pembelajaran; (iii) tahaprefleksidananalisis
Hasiltulisansiswadigunakanuntukmemberikanpenilaianportofolio,
hasilobservasisertahasilwawancaradikumpulkandandianalisispadaakhirsikluspertamauntukmengetahuiapakahtindakan
yang telahdilakukanmampumeningkatkankemampuansiswadalammenulisteksberitaataubelum.Hasilanalisisinidijadikandasaruntukmerencanakansiklusberikutnyadenganmengamatihasil
yang telahdicapaidankelemahanataupermasalahan yangmenghambatpeningkatankemampuanmenulisteksberita.
Adapun tolok ukur
keberhasilan penelitian ini adalah (i) pemanfaatan waktu
yang maksimal dalam proses pembelajaran dengan memanfaatkan waktu untuk
menganalisis teknik, menulis dan diskusi tentang permasalahan dalam menulis teks
berita; (ii) peningkatan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
dan mengerjakan tugas-tugas; (iii) adanya peningkatan kemampuan siswa dalam
menulis teks berita; (iv) adanya materi pembelajaran yang mampu memaksimalkan
proses pembelajaran serta meningkatkan
produk yang dihasilkan siswa; (v) seluruh siswa tuntas belajar dengan mencapai
atau melampaui Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) yang telah ditentukan
yaitu 75; (vi) ketuntasanbelajarsecaraklasikal
90%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Siklus 1
Pada tahapan perencanaan tindakan ada beberapa kegiatan yang dilakukan peneliti yaitu; (1) menyusun RPP
lengkap dengan pedoman penilaian, (2) menyiapkan materi pembelajaran, (3)
menyediakan media pembelajaran, (4) menyiapkan instrumen penelitian yang
meliputi kuesioner untuk siswa sebelum pelaksanaan penelitian, lembar observasi
guru oleh kolaborator, daftar pertanyaan wawancara untuk siswa serta kuesioner
untuk siswa setelah pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1. Semua alat dan
bahan sudah tersedia dan siap untuk digunakan sesuai kebutuhan, diharapkan
dapat merekam data proses pembelajaran secara optimal.
Pada tahapan pelaksanaan tindakan peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai rencana yang telah disusun
sedangkan kolaborator melakukan pengamatan tentang pelaksanaan pembelajaran
yang dilakukan peneliti di kelas. Kolaborator memegang peranan yang penting
untuk merekam semua aktivitas peneliti maupun siswa, mencatat pelaksanaan
pembelajaran dan mengamati kesesuaian pelaksanaan dengan rencana yang telah
disusun sebelumnya. Di samping itu juga mencatat hal-hal penting lain yang
dianggap perlu sehubungan dengan proses pembelajaran tersebut. Pada tahap
pelaksanaan tindakan ini terdapat beberapa kelebihan, yaitu; (1) guru menguasai
materi pembelajaran dan mampu memberikan bimbingan kelompok,(2) terjadi proses
belajar dari teman sebaya oleh siswa, (3)siswa dapat belajar dengan bebas tanpa
tekanan dalam pikiran mereka atau learning society, (4) siswa dapat
belajar dengan senang dan semangat. Hal
ini dapat diketahui dari siswa menerima koreksi dari teman atas kesalahan yang
mereka lakukan. Di samping beberapa kelebihan pada saat pelaksanaan tindakan
ini, terdapat pula beberapa kelemahan yang dijumpai pada saat terjadi proses
pembelajaran. Adapun kelemahan tersebut antara lain; (1) guru tidak
memberitahukan kepada siswa tentang aspek penilaian, (2) media yang tersedia
kurang dapat merangsang ide siswa.
Pada tahapan observasi dan analisis peneliti melakukan penilaian dan menganalisis semua data yang diperoleh
selama proses pembelajaran berlangsung. Rencana yang telah disusun dapat
dilaksanakan dengan baik oleh peneliti, sedangkan kolaborator melakukan
pengamatan tentang pelaksanaan pembelajaran di kelas. Kolaborator telah merekam
semua aktivitas siswa maupun guru di kelas. Hal ini sangat penting untuk
memperoleh data yang akurat, lengkap serta otentik. Adapun catatan hasil
observasi kolaborator adalah sebagai berikut.
Hasil pengamatan guru di kelas menunjukkan bahwa kesiapan guru dalam mengajar baik. Hal ini dapat
diketahui dari perencanaan guru. Guru telah membuat RPP, menyiapkan media
pembelajaran serta instrumen lain yang dibutuhkan untuk pengambilan data. Media
yang digunakan sudah sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai siswa.
Namun media yang digunakan kurang mampu merangsang ide siswa untuk menulis. Hal ini dapat diketahui dari hasil kerja siswa yang kurang optimal.
Penampilan guru sangat baik, hal ini menunjukkan bahwa guru menguasai materi
pembelajaran.Guru telah membuat kesepakatan dengan siswa tentang pembelajaran
yang dilakukan. Guru mampu mengelola kelas dengan baik, yang meliputi
pengelolaan kelas secara fisik maupun nonfisik. Selain hal tersebut guru juga
memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Guru telah memotivasi siswa untuk
mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh meskipun masih terdapat beberapa
siswa yang kurang serius dalam melaksanakan tugas. Hal ini dapat diketahui dari
pemanfaatan waktu yang tersedia oleh siswa. Masih ada siswa yang belum selesai
mengerjakan tugas ketika waktu yang disediakan guru untuk mengerjakan tugas
telah habis. Situasi belajar di kelas sangat kondusif dan kelas hidup dalam
arti aktivitas pembelajaran berlangsung dengan baik.
Hasil pengamatan siswa di kelas menunjukkan bahwa aktivitas siswa yang dapat diamati oleh kolaborator antara lain keseriusan siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran. Data yang diperoleh adalah 87% siswa aktif
mengikuti proses pembelajaran. Hal ini dapat diketahui dari antusiasme siswa
dalam melaksanakan tugas dari guru. 13% siswa dalam kelas kurang aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran serta penyediaan waktu untuk mengerjakan tugas
dari guru masih kurang. Hal ini terbukti dari hasil kerja siswa ketika waktu
yang disediakan guru untuk mengerjakan tugas telah habis tetapi masih ada siswa
yang belum menyelesaikan tugasnya. Guru lebih banyak memberikan bimbingan
kelompok daripada bimbingan individu. Selain itu kolaborator juga mengamati
kerja sama atau interaksi siswa dalam kelompok. Siswa dapat melakukan kerja sama dengan teman secara leluasa tanpa tekanan.
Hal ini dapat dilihat pada waktu siswa melakukan diskusi. Guru telah melakukan
variasi strategi untuk mengurangi kejenuhan di kelas. Data lain yang diperoleh peneliti selama proses pembelajaran yaitu (i) masih
terdapat 18% siswa kurang paham tentang bagian tubuh berita dan ekor berita;
(ii) semua siswa terbantu dengan adanya kerja kelompok pada waktu mengerjakan
tugas-tugas; (iii) siswa senang dalam mengikuti proses pembelajaran karena
mereka belum pernah menulis berita dengan bimbingan guru secara intensif
seperti saat ini; dan (iv) waktu yang tersediadirasa cukup oleh siswa.
Selain teknik-teknik pengambilan data di atas peneliti juga melengkapi data
dengan melakukan wawancara dengan beberapa siswa yang mengikuti proses
pembelajaran sejak awal hingga akhir.
Adapun hasil yang diperoleh dari kegiatan wawancara tersebut adalah sebagai
berikut (i) siswa senang dengan cara guru mengajar di kelas karena kalau ada
siswa yang tidak bisa, guru membimbing langsung siswa tersebut; (ii) siswa
berharap guru menerapkan strategi yang menarik pada waktu mengajar; (iii) siswa
ingin menjadi penulis yang baik dan ingin hasil karyanya dibaca banyak orang;
(iv) siswa mengatakan bahwa mereka tidak tegang pada waktu mengikuti
pembelajaran.
Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa
rata-rata nilai yang dicapai siswa secara klasikal setelah mengikuti proses
pembelajaran pada siklus 1 ini adalah 80, dengan ketuntasan belajar secara
klasikal 87,88 %. Meskipun rata- rata nilai yang dicapai siswa tersebut telah
melampaui SKBM yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu 71 namun masih terdapat 4
siswa atau 12,12% siswa yang belum
tuntas. Berdasarkan indikator keberhasilan penelitian ini ketuntasan belajar
secara klasikal yaitu 90% maka penelitian pada siklus 1 ini belum berhasil
karena ketuntasan belajar secara klasikal baru tercapai 87,88%.Di samping itu
penerapan ejaan dan tanda baca oleh siswa ketika menulis masih rendah. Pada aspekpenilaianejaan dan tanda baca inibarutercapai 78,6%.
Pada tahapanrefleksipenelitimerefleksikanapa
yang telahdilakukan di
kelasselamaprosespembelajarandenganmenerimamasukandarikolaborator dan
memperhatikanhasilkerjasiswa dan dilanjutkandengankegiatanevaluasi.
Hasil evaluasi pada siklus 1 ini adalah (i) perlu penjelasan kembali pada
aspek penggunaan ejaan dan tanda baca
terutama pada penulisan kata depan dan penulisan huruf besar karena berdasarkan
hasil kerja siswa masih dijumpai banyak kesalahan yang dilakukan siswa; (ii) perlu
penjelasan kembali tentang sistematika berita dan cara mengungkapkannya; (iii) perlu
peningkatan kembali bimbingan secara individu terutama siswa yang belum tuntas;
(iv) perlu penjelasan kembali secara klasikal karena ketuntasan belajar secara
klasikal baru mencapai 87,88%.
Siklus 2
Pada tahap perencanaan tindakan peneliti membuat;(i) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, (ii) menyiapkan
materi pembelajaran, (iii) menyediakan media untuk pembelajaran, (iv)
menyiapkan instrumen penelitian yang meliputi kuesioner untuk siswa, lembar
observasi guru, daftar pertanyaan wawancara serta kuesioner untuk siswa setelah
pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2. Semua alat dan bahan sudah tersedia dan
siap untuk digunakan sesuai kebutuhan yang diharapkan dapat merekam data proses
pembelajaran secara optimalpada siklus 2 ini.
Pada tahap pelaksanaan tindakan peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah
disusun. Kolaborator mengamati proses pembelajaraan yang sedang terjadi sambil
mencatat hal- hal penting yang berhubungan dengan aktivitas siswa dan guru.
Adapun kegiatan siswa di kelas yang dapat diamati antara lain; (i)siswa
memperhatikan penjelasan guru tentang penulisan ejaan dan tanda baca,
sistematika berita dan cara mengungkapkan informasi yang terkandung dalam
gambar tersebut, (ii) siswa menerima gambar peristiwa dari guru, (iii) siswa
menemukan pokok- pokok peristiwa dalam gambar, (iv) siswa mengembangkan pokok-
pokok berita dalam gambar menjadi teks berita sesuai dengan sistematika berita,
(v)siswa menukar hasil kerja dengan teman, (vi) siswa mengoreksi hasil kerja
teman, (vii) siswa memperbaiki hasil kerja mereka setelah dikoreksi teman
kemudian membacakan hasil kerja mereka.
Pada tahapan observasi dan analisisaktivitas yang diamati kolaborator meliputi aktivitas guru dan siswa.
Adapun aktivitas guru di kelas yang dapat diamati kolaborator yaitu; guru telah
siap melaksanakan rencana yang telah
dibuat dengan baik. Guru menguasai materi pembelajaran dengan baik
terbukti bahwa guru menjelaskan materi pembelajaran dengan lancar tanpa
hambatan,guru memberi bimbingan individu kepada beberapa siswa yang lambat
belajar. Guru telah memilih media pembelajaran yang sesuai dengan materi
pembelajaran serta guru telah menyediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan
tugas karena siswa dapat menyelesaikan tugassesuai dengan waktu yang disediakan
oleh guru.
Aktivitas siswa yang
dapat diamati oleh kolaborator pada saat pembelajaran adalah siswa antusias
mengikuti proses pembelajaran yang dapat diketahui dari semangat siswa pada
waktu mengerjakan tugas- tugas dari guru, siswa telah memahami penjelasan guru,
siswa senang dengan strategi pembelajaran yang diterapkan guru, siswa tidak
mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas dan siswa dapat bekerja sesuai
dengan kesepakatan.Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa rata-rata nilai yang dicapai siswa secara klasikal
setelah mengikuti proses pembelajaran pada siklus 2 ini adalah 85,42 dengan ketuntasan
belajar secara klasikal 100%. Berdasarkan indikator
keberhasilan, penelitian ini sudah berhasil sesuai dengan harapan peneliti.
Pada tahapan refleksi, berdasarkan hasil kerja yang dicapai siswa serta hasil pengamatan yang dilakukan kolaborator pada siklus 2 ini
diperoleh hasil : (i) guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai rencana; (ii)
instrumen pengambilan data dapat dimanfaatkan secara
optimal; (iii) siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan senang dan
penuh semangat sehingga dapat menunjukkan hasil yang sangat memuaskan, terbukti
semua siswa dapat tuntas dalam belajar; (iv) terjadi peningkatan hasil kerja
siswa yang signifikan; dan (v) pembelajaran pada siklus 2 ini telah berhasil
karena semua indikator keberhasilan penelitian yang telah ditentukan sebelumnya
dapat tercapai.
Berdasarkan hasil yang dicapai siswa dapat diketahui bahwa terjadi
peningkatan pencapaian pada tiap aspek penilaian. Secara rinci perolehan nilai
tiap aspek pada tiap siklus dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel Pencapaian Nilai Tiap Aspek Penilaian Siklus 1 dan Siklus 2
No.
|
Aspek Penilaian
|
Sikus 1
|
Siklus 2
|
Peningkatan
|
Nilai Maksimum
|
1
|
Sistematika
|
27,69
|
28,12
|
0,43
|
35
|
2
|
Kelengkapan Isi
|
29,03
|
30,00
|
0,97
|
35
|
3
|
Ejaan dan Tanda Baca
|
23,6
|
25,88
|
2,28
|
30
|
Peningkatan rata-rata nilai yang dicapai siswa dari siklus 1 ke siklus 2
sebesar 5,42 dengan peningkatan ketuntasan belajar sebesar 12,12%. Adapun
peningkatan pencapaian nilai untuk tiap aspek penilaian dari siklus 1 ke siklus
2 adalah sebagai berikut. Penilaian aspek sistematika meningkat 0,43, aspek
kelengkapan isi meningkat 0,97 dan peningkatan penilaian pada aspek ejaan dan
tanda baca sebesar 2,28. Dengan demikian peningkatan aspek penilaian tertinggi
terdapat pada aspek penilaian penerapan ejaan dan tanda baca.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakkan padasiklus 1 dan siklus 2
diperoleh simpulan : (1) pelaksanaan teknik rangsang gambar yaitu siswa
mengamati gambar, siswa menentukan pokok-pokok berita dalam gambar, siswa mengembangkan
pokok-pokok berita menjadi teks berita, siswa menyunting hasil tulisan teman,
siswa memperbaiki hasil tulisan yang sudah disunting teman kemudian membacakan hasil kerja mereka; (2) pada
siklus 1 rata- rata nilai yang dicapai siswa yaitu 80 dengan ketuntasan belajar
secara klasikal sebesar 87,88%; (3) pada siklus 2 rata- rata nilai yang dicapai
siswa yaitu 85,42 dengan ketuntasan belajar secara klasikal 100%; (4) teknik
rangsang gambar dapat meningkatkan prestasi siswa kelas VIII B SMPN 1 Donorojo
dalam menulis teks berita.
Berdasarkan
pengalaman peneliti yang diperoleh pada siklus 1 dan siklus 2 maka peneliti
memberikan saran (1) teknik rangsang gambar untuk mencapai kompetensi dasar
menulis teks berita siswa kelas VIII B SMPN 1 Donorojo belum tentu sesuai untuk
diterapkan di kelas lain sehingga perlu penelitian tersendiri untuk menguji
kesesuaian teknik tersebut; (2) teknik rangsang gambar tidak dapat diterapkan
pada semua kompetensi dasar sehingga untuk mengetahui kesesuaiannya perlu
penelitian tersendiri; (3) guru perlu menerapkan
variasi teknik pembelajaran di kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran;
dan (4) guru mata pelajaran rumpun bahasa dapat menerapkan teknik rangsang
gambar ini untuk menciptakan variasi strategi pembelajaran.
Referensi
Akhadiah,
Sabarti. 1995. PembinaanKemampuanMenulisBahasa Indonesia. Jakarta:
Erlangga.
Ardiana,
Leo danKisyaniLaksono. 2004. BahanPelatihan IND/E/22 PenelitianTidakanKelas.
Jakarta: DirektoratPendidikanLanjutanPertama.
Djuraid,
Husnun N. 2006. PanduanMenulisBerita. Malang: University Muhammadiyah
Malang Press.
Hasnun,
Anwar. 2006. PedomanMenulisUntukSiswa SMP dan SMA. Yogyakarta: Andi
Offset.
Hernowo.
2004. Quantum Writing. Bandung:Penerbit MLC
Sunendar,
DadangIskandarwassid. 2008. StrategiPembelajaranBahasa.
Bandung: PT RemajaRosdakarya.
Romli,
AsepSyamsul M. 2006.JurnalistikPraktisUntukPemula. Bandung: Rosda.
Sudijono,
Anas. 2003. PengantarStatistikPendidikan. Jakarta: Raja GrafindoPersada.
Sugiyono.
2007. MetodePenelitianPendidikan: PendekatanKuantitatif, Kualitatif, dan R
dan D. Bandung: Alfabeta.
Suparnodan
M. yunus. 2007. KeterampilanDasarMenulis. Jakarta: Universitas Terbuka.
Suyatno,
dkk. 2004. BelajarJurnalistikdari Nol. Surabaya: Unesa University Press.
0 Response to "Contoh Artikel Penelitian Judul Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita Melalui Teknik Rangsang Gambar di SMP"
Post a Comment