PENGARUH METODE
KOOPERATIF MEMBACA DAN MENULIS TERINTEGRASI (COOPERATIVE
INTEGRATED READING
AND
COMPOSITION) DAN METODE PEMBERIAN
TUGAS TERHADAP
KEMAMPUAN MENULIS
DITINJAU DARI
PENGGUNAAN
MEDIA PEMBELAJARAN
(Eksperimen pada
Siswa Kelas V Sekolah Dasar di Jawa Tengah)
Dyah Sulistyowati
Pengawas TK/SD UPT
Kec. Karanganyar Dinas Dikpora Kab. Karanganyar
dyah_mpd@yahoo.co.id
ABSTRACT
The Effect of a Cooperative Integrated
Reading and Writing Method and Task-Based Learning Method toward a Writing
Skill Viewed from the Use of Learning Media (An Experiment on Fifth Grade
Elementary School Students in Central Java).
The
general objective of this research is to prove which
students have better skills in writing: (1) students who undergo learning by
using a Task-Based Learning Method, (2) students who undergo learning by using
pictorial media and conceptual map chart media, (3) students who undergo
learning by using a CIRC-picture media method and CIRC-conceptual map media,
(4) students who undergo learning by using task- based – conceptual map media,
(5)students who undergo learning by using a pictorial media- CIRC method and
pictorial media task based method, and (6) students who undergo writing lessons
by using a conceptual map chart media-CIRC method and conceptual map chart
media –task based method.
This research is a two line factorial designed experimental research. The
manipulation is done on a learning method variable and the use of learning
media variables. The experimental group is given a treatment; that is CIRC
applied learning. However, the control group is given a learning treatment;
that is a task-based learning method. For the experimental group and the
control group, each is given two treatments with different uses of
learning media. The CIRC method is applied on the experimental group by using
pictorial media and a chart of conceptual map media. Meanwhile, the control
group implements a task-based method by using pictorial media and a chart of
conceptual map media. The subjects of this research are 5th grade
elementary school students from Central Java from the 2009/2010 academic year.
Meanwhile, the sample comprises 12 elementary schools from 3 regencies,
belonging to 4 elementary schools in Karanganyar, 4 elementary schools in Wonogiri,
and 4 elementary schools in Semarang, with a total number of 388 students. The
data is collected by using two stages of technique random sampling. The data
collection is done by employing writing tests. Subsequently, the data is
collected in the form of tables and graphs, which are then analyzed. The data
analysis method used in this research is a two factor variety analysis.
Six
conclusions can be drawn from this research. The first, the students who study
by using a CIRC method have better writing skills than those who learn by using
a task based method. The second, the students who study by using pictorial
media have less developed writing skills than those who learn by using
conceptual map chart media. The third, there is no difference in writing skills
between students who study by using a CIRC method and students who study by
using conceptual map chart media. The forth, students who study by using a task
based method through pictorial media have less developed writing skills than
those who study by using a task based method through conceptual map chart
media. The fifth, students who study by using pictorial media through a CIRC
method have better writing skills than those who learn by using pictorial media
through a task based method. The sixth, students who study by using conceptual
map chart media have better writing skills than those who study by using
conceptual map chart media through a task based method.
Key Word: CIRC, Writing Skill, Concept Map, Chart Media.
PENDAHULUAN
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab III Pasal 4 (5) disebutkan bahwa pendidikan
diselenggarakan untuk mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi
segenap warga masyarakat.
Aktivitas menulis bagi
siswa merupakan
kegiatan yang amat penting dilakukan
untuk kesuksesan studi. Khususnya di sekolah dasar, kemampuan menulis ini
merupakan “salah satu kemampuan dasar selain membaca, dan berhitung (calistung) yang harus dikuasai oleh
setiap siswa”
(Depdiknas, 2002: 1).
Dalam hal menulis, hasil penelitian yang dilakukan oleh Taufik Ismail menunjukkan bahwa keterampilan menulis siswa Indonesia paling rendah di Asia (Nunuy Nurjanah, 2004:3). Realita
penyebab masalah ini adalah seperti dikemukakan oleh Mayong Maman, M. Syarif Rahman,. Siti Ramlah, A. Mulyati Nur (2008: 1), “… sangat jarang siswa dilatih membuat tugas mengarang atau tugas-tugas
kewacanaan lainnya untuk mengutarakan pikiran dan penalaran mereka, baik
individu maupun kelompok sebagai praktik wacana dalam tindakan sosial”.
Menurut McCrimmon (1984:
2) menulis merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu
objek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya
sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas. Kemampuan menulis tidak datang dengan sendirinya, hal itu menuntut latihan yang
cukup, dan teratur serta pendidikan yang berprogram” (Henry Guntur Tarigan, 2008: 9). Apalagi
siswa hidup dalam tradisi lisan, di mana pelatihan
mendengarkan dan berbicara siswa cukup banyak mendapat kesempatan dan
rangsangan di luar kelas, tidak demikian halnya dengan kebiasaan membaca dan
menulis, oleh karena itu sekolah harus memberikan perhatian khusus untuk
mengkondisikan kebiasaan membaca dan menulis, karena memang sulit menumbuhkan
tradisi membaca apalagi menulis.
Kegiatan menulis tidak dapat
dipisahkan dari kegiatan berbahasa lainnya. Menulis didorong oleh kegiatan
mendengarkan, berbicara, dan membaca. Burn (1996: 10) mengemukakan bahwa membaca dan menulis saling
mendukung satu dengan lainnya. McCrimmon (1984:
10-11) mengelompokkan proses menulis
menjadi Menurut Nunan (1998: 37) sukses
dalam menulis harus melibatkan (1) menguasai teknik penulisan; (2) menguasai
dan mematuhi konvensi dalam penggunaan ejaan dan tanda baca; (3) menggunakan
sistem tatabahasa untuk menyampaikan maksud/arti seseorang; (4) mengorganisir
isi teks secara lengkap untuk memberikan gambaran informasi yang ditulis; (5)
merevisi hasil tulisan; dan (6) menyeleksi dan menyesuaikan dengan kebutuhan gaya pembaca. Menurut Harris (1969: 68-69) unsur-unsur menulis karangan harus
memperhatikan (1) content (isi,
gagasan yang dikemukakan), yang meliputi relevansi, dan
tesis yang dikembangkan;
(2) form (organisasi isi), yang meliputi keutuhan paragraph, dan
perpautan paragraph; (3) grammar
(tata bahasa dan pola kalimat),
yang meliputi ketepatan
bentukan kata dan
keefektifan kalimat; (4) style
(gaya: pilihan struktur dan kosa kata), yang meliputi ketepatan kata, dan
kesesuaian kata; (5) mechanics
(ejaan), yang meliputi pemakaian huruf, dan pemakaian tanda baca.
Dalam
upaya peningkatan kemampuan menulis, salah satu metode
pembelajaran kooperatif yang dapat dikembangkan guru dalam pembelajaran adalah cooperative learning tipe Cooperative
Integrated Reading and
Composition (CIRC). Metode CIRC merupakan “salah satu dari sekian metode pembelajaran efektif yang disosialisasikan
dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan” (Depdiknas, 2008a:
336). Menurut Ann Heathman
guru kelas 6 Village Woods Middle School,
Fort Wayne IN, bahwa “CIRC adalah salah satu metode cooperative learning yang paling efektif untuk pembelajaran
membaca, menulis, dan apresiasi bahasa”. “CIRC adalah pembelajaran kooperatif yang
mengintegrasikan pembelajaran membaca dan menulis di kelas tinggi sekolah dasar” (Slavin, 1995:109). Pembelajaran menulis akan lebih efektif jika
diintegrasikan dengan membaca. Dengan membiasakan siswa membaca akan memperkaya wawasan, ide, gagasan serta
kreativitas berpikir yang dapat mempermudah siswa dalam menyusun kata-kata, ide
dan gagasan yang dituangkan dalam bentuk tulisan.
Metode cooperative
learning tipe CIRC adalah metode
pembelajaran yang mengintegrasikan kegiatan membaca dan menulis dengan mengoptimalkan
kelompok belajar kooperatif, yang langkah-langkah pembelajarannya adalah
sebagai berikut (dimodifikasi dari model Slavin, 1995: 106-110) : (1) Guru bersama
siswa membahas secara
singkat langkah kegiatan
yang akan dilakukan, serta tujuan
yang akan dicapai dalam pembelajaran, kemudian guru bersama siswa membentuk
kelompok heterogen yang beranggotakan 4 siswa. (2) Guru memberikan wacana dengan lembar
kerja sebagai topik pembelajaran. Selama kira-kira 20 menit siswa membaca dalam
tim belajar kooperatif secara bergantian antaranggota, dengan saling koreksi
kesalahan lafal yang diucapkan, guru memonitor kegiatan siswa berkeliling
antarkelompok. Dalam lembar kerja siswa disiapkan kosa kata baru yang diambil
dari bacaan, dan tim membahas untuk memahami secara bersama-sama. (3) Siswa dalam kelompok saling bekerja
sama menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana dalam bentuk
tertulis. Siswa dalam tim belajar kooperatif mengidentifikasi lima hal dari
cerita dalam wacana, yaitu perwatakan, setting, masalah, usaha untuk memecahkan
masalah, akhir dari pemecahan masalah,
sesuai lembar kerja yang diberikan guru. (4) Siswa melalui perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok.
(5) Guru
bersama siswa membuat kesimpulan. (6) Evaluasi,
siswa secara individu menulis (karangan) berdasarkan topik yang tersirat dalam
media yang dipakai guru dalam pembelajaran, dengan jumlah paragraf ditentukan
guru, yang sebelumnya diawali penjelasan tentang teknik menulis karangan serta
kaidah penulisan dalam mengarang (memilih judul, menyusun kalimat utama,
menyusun kalimat penjelas, mengembangkan paragraf dengan memperhatikan kohesi
dan koherensi, memperhatikan kaidah penggunaan ejaan dan tanda baca), hasil
kerja siswa diedit silang antar anggota tim kooperatif melalui peer
assessment, setelah selesai disempurnakan hasil karangan dikumpulkan kepada
guru untuk diperiksa, serta penutup.
Menurut Suwarna (2006: 112) metode pemberian tugas merupakan metode pembelajaran
yang berupa pemberian
tugas oleh guru kepada siswa, dan kemudian siswa harus mempertanggungjawabkan hasil dari tugas tersebut. Langkah-langkah pembelajaran dalam metode
pemberian tugas menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002: 97-98)
terdiri dari tiga fase, yaitu (1) guru memberi penjelasan tentang pembelajaran
yang akan dilakukan serta tujuan yang akan dicapai, kemudian memberikan tugas yang harus diselesaikan
siswa berupa tema/topik yang harus dikembangkan siswa dalam menulis, (2) siswa
melaksanakan tugas (menulis gagasan ide menurut tema/topik yang telah
ditentukan), guru memberikan bimbingan dan pengawasan, serta (3) siswa
mempertanggungjawabkan apa yang dikerjakan /ditulis, beberapa siswa diberi
kesempatan untuk mempresentasikan hasil karyanya.
Media pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu guru
memperkaya wawasan siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Syaiful Bahri
Djamarah
dan Aswan Zain (2002: 138), yang menjelaskan
bahwa “proses belajar mengajar dengan bantuan media pembelajaran mempertinggi kegiatan
belajar siswa dalam tenggang waktu yang cukup lama”. Itu berarti kegiatan belajar siswa dengan bantuan media pembelajaran akan
menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan
media. Brown dalam
Akhmad Sudrajad (2008: 1) mengungkapkan bahwa, “media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat
mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran”. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2005: 2) juga menjelaskan bahwa ”media pengajaran
dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran, yang pada gilirannya
diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.” Burhan
Nurgiyantoro (2001: 300), menjelaskan
bahwa gambar sebagai rangsang tugas menulis baik diberikan kepada murid sekolah
dasar, atau pelajar bahasa (target) pada tahap awal, tetapi mereka telah mampu
menghasilkan bahasa walau masih sederhana. Hibbing,
A.N. dan Erickson, J.L.R. (2003: 2) menjelaskan A picture is worth a thousand words, is particularly relevant as they
maneuver their way through the informational maze of learning from text.
Students to reflect upon that quote and write their thoughts in their journal.
Lewat gambar siswa dapat merefleksikan
apa yang mereka pahami dan menuliskan
cerminan pemikiran mereka dalam bentuk tulisan. Kinchin dan Hay (2005 :1),
menjelaskan Using
concept maps to optimize the composition of collaborative student
group”. Penggunaan peta konsep untuk mengoptimalkan komposisi
kolaborasi/menulis kelompok siswa.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut. Manakah yang lebih baik antara: (1) Kemampuan menulis siswa
yang mengikuti pembelajaran dengan metode CIRC
dengan kemampuan menulis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode
pemberian tugas? (2) Kemampuan menulis siswa yang mengikuti pembelajaran
menggunakan media gambar dengan kemampuan menulis siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan media bagan peta konsep? (3) Kemampuan
menulis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode CIRC menggunakan media gambar dan kemampuan menulis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode CIRC menggunakan media bagan peta
konsep? (4) Kemampuan menulis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode
pemberian tugas menggunakan media gambar dan kemampuan menulis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode
pemberian tugas menggunakan media bagan peta konsep? (5) Kemampuan menulis
siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan media gambar dengan metode CIRC dan kemampuan menulis siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan media
gambar dengan metode pemberian tugas? (6) Kemampuan menulis siswa yang
mengikuti pembelajaran menggunakan bagan peta konsep dengan metode CIRC dan kemampuan menulis siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan media
bagan peta konsep dengan metode pemberian tugas?
Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan mana yang lebih baik
antara: (1) Kemampuan menulis siswa
yang mengikuti pembelajaran dengan metode CIRC dan kemampuan menulis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
metode pemberian tugas; (2) Kemampuan
menulis siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan media gambar dengan kemampuan menulissiswa
yangikuti pembelajaran menggunakan media
bagan peta konsep; (3) Kemampuan menulis siswa yang mengikuti pembelajaran
dengan metode CIRC menggunakan media
gambar dan kemampuan menulis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode CIRC menggunakan media bagan peta konsep; (4) Kemampuan menulis siswa yang mengikuti pembelajaran
dengan metode pemberian tugas menggunakan media gambar dan kemampuan menulis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode pemberian tugas menggunakan
media bagan peta konsep; (5) Kemampuan menulis siswa yang mengikuti
pembelajaran menggunakan media gambar dengan metode CIRC dan kemampuan menulis siswa yang mengikuti
pembelajaran menggunakan media gambar dengan metode pemberian tugas; (6)
Kemampuan menulis siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan media bagan
peta konsep dengan metode CIRC dan kemampuan menulis siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan media bagan peta konsep dengan
metode pemberian tugas.
Hipotesis penelitian ini sebagai berikut. Pertama, kemampuan menulis
siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode CIRC lebih baik daripada kemampuan menulis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode
pemberian tugas. Kedua,
kemampuan menulis siswa
yang proses pembelajarannya
menggunakan media gambar lebih rendah daripada kemampuan menulis siswa yang proses pembelajarannya menggunakan
media bagan peta konsep. Ketiga,
kemampuan menulis siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan metode
CIRC menggunakan media gambar lebih baik
daripada kemampuan menulis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode CIRC menggunakan media bagan peta
konsep. Keempat, kemampuan menulis
siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan metode
pemberian tugas menggunakan media gambar lebih rendah daripada kemampuan menulis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode
pemberian tugas menggunakan media bagan peta konsep. Kelima, kemampuan
menulis siswa yang
mengikuti pembelajaran menggunakan media gambar dengan metode CIRC lebih baik daripada kemampuan menulis siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan media gambar dengan metode
pemberian tugas. Keenam, kemampuan menulis
siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan media
bagan peta konsep dengan metode CIRC lebih rendah daripada kemampuan menulis siswa yang mengikuti pembelajaran
menggunakan media bagan
peta konsep dengan metode pemberian tugas.
Penelitian lain yang relevan dengan penelitian
ini, antara lain: Penelitian Suwarjo (2007) berjudul ”Pola Pelaksanaan
Pembelajaran Apresiasi Prosa Fiksi Berdasarkan Strategi Cooperative Integrated Reading and Composition di SD Kota Metro
Lampung ”, yang telah mengembangkan pola pelaksanaan pembelajaran apresiasi
sastra berdasarkan strategi CIRC untuk meningkatkan kompetensi
kesusasteraan siswa SD melalui pembelajaran apresiasi
prosa fiksi (PAPF), dengan aktivitas
siswa dalam pembelajaran berupa aktivitas dalam membaca, menulis,
menganalisis, pemecahan masalah, penggarapan tugas, pelaporan hasil, dan sharing hasil ataupun
pemeranan. Relevansinya dengan penelitian ini, adalah sama-sama meneliti
penggunaan metode CIRC, hanya berbeda
aspek yang diteliti yaitu pembelajaran apresiasi sastra, sedangkan pada
penelitian ini pada pembelajaran kemampuan menulis. Penelitian ini merupakan
penelitian lanjut dari penelitian tersebut.
Penelitian
Kobayashi
dan Rinnert
(2002) yang berjudul “High School Student Perceptions of First Language Literacy Instruction:
Implications for Second Language”, penelitian tentang
pembelajaran menulis dengan praktik menulis pengalaman untuk meningkatkan
penguasaan menulis bahasa kedua di Jepang. Relevansi dari penelitian
ini, adalah sama-sama meneliti pembelajaran menulis dengan praktik menulis
karangan, sehingga penelitian ini merupakan penelitian lanjut dari penelitian
tersebut.
Penelitian Steven (2003) yang berjudul “Student
Team Reading and Writing: A Cooperative Learning Approach to
Middle School Literacy Instruction”, yang membuktikan bahwa pendekatan
pembelajaran kooperatif dengan dengan integrasi kelompok membaca dan menulis
lebih efektif meningkatkan pencapaian siswa melalui membaca kosakata, membaca
pemahaman, dan mengekspresikan lewat komposisi di sekolah menengah. Relevansi
dari penelitian ini, adalah sama-sama meneliti pembelajaran kooperatif yang
mengintegrasikan membaca dan menulis, bedanya subjek penelitian di sekolah
menengah, sedangkan penelitian ini di sekolah dasar. Penelitian ini merupakan
penelitian lanjut dari penelitian tersebut.
Penelitian Calderon dan Hertz-Lazarowitz (1998)
yang berjudul “Effects
of Bilingual Cooperative Integrated Reading and Composition
on Students Making the…”, yang
membuktikan efek peningkatan prestasi siswa pada bahasa Spanyol (L2) yang
belajar dengan Bilingual Cooperative Integrated Reading
and Composition (BCIRC). Relevansi
dari penelitian ini, adalah sama-sama meneliti penggunaan metode CIRC, sehingga penelitian ini merupakan
penelitian lanjut dari penelitian tersebut.
Penelitian Nesbit dan Rogers (1997) yang berjudul “Using cooperative learning to improve reading and writing in science”, yang meneliti tentang penggunaan pembelajaran
kooperatif dengan mengintegrasikan ilmu pengetahuan, membaca dan menulis. Relevansi
dari penelitian ini, adalah sama-sama meneliti penggunaan pembelajaran
kooperatif dengan mengintegrasikan membaca dan menulis, sehingga penelitian ini
merupakan penelitian lanjut dari penelitian tersebut.
Penelitian Tasrif Akib (2008) berjudul ”Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Kemampuan
Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas 3 SDN 46 Pare-pare”, yang membuktikan bahwa penggunaan media
gambar seri dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa baik
dari segi kuantitas maupun kualitas paragraph yang dihasilkan. Relevansi
dari penelitian ini, adalah sama-sama meneliti kemampuan menulis dengan
penggunaan media gambar, sehingga penelitian ini merupakan penelitian lanjut
dari penelitian tersebut.
Penelitian Straubel (2006) yang berjudul “Creative Concept Mapping :From Reverseengineering to Writing
Inspiration”, telah membuktikan bahwa peta konsep bermanfaat untuk membantu
siswa dalam penulisan fiksi maupun non fiksi, yang membuat pembelajaran menulis
menjadi menarik dan siswa kaya akan inspirasi. Relevansi dari
penelitian ini, adalah sama-sama meneliti kemampuan menulis dengan penggunaan
peta konsep, sehingga penelitian ini merupakan penelitian lanjut dari
penelitian tersebut.
METODOLOGI
Metode penelitian menggunakan studi eksperimen
dengan desain faktorial 2x2. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V
semester I sekolah dasar di Jawa Tengah tahun pelajaran 2009/2010. Sampel
penelitian ini berjumlah 388 siswa kelas V sekolah dasar, yang terdapat pada 12
sekolah dasar yang berada pada tiga kabupaten di wilayah Popinsi Jawa Tengah,
yaitu Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Wonogiri, dan Kabupaten Semarang. Pengambilan sampel menggunakan teknik two stage area random sampling, random
wilayah kabupaten/kota dan random wilayah binaan. Eksperimen dilaksanakan selama 3 bulan pada semester I tahun
pelajaran 2009/2010 mulai Juli sampai Oktober 2009, dengan jumlah 12 kali
pertemuan.
Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen tes berbentuk tes menulis. Tes menulis dikembangkan
dan disusun berdasarkan berbagai acuan teoretik yang relevan. Kesahihan
instrumen dilakukan melalui penilaian para ahli. Keterandalan tes menulis
ditentukan dengan reliabilitas rating (interraters
reliability). Koefisien keterandalan tes awal menulis sebesar 0,931 serta
koefisien keterandalan tes akhir menulis sebesar 0,933.
Data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif
dan statistik inferensial. Statistik deskriptif digunakan untuk memperoleh
gambaran tiap-tiap variabel yang diteliti, sedangkan statistik inferensial
digunakan untuk pengujian hipotesis dan hubungannya dengan generalisasi hasil
penelitian. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik anava dua jalur
(Budiyono, 2009: 216-217).
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sebelum pengujian hipotesis dilakukan uji normalitas
dengan menggunakan metode
Lilliefors dan uji homogenitas varians dengan menggunakan uji Bartlett. Dari
perhitungan uji normalitas menunjukkan bahwa sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal, dan dari perhitungan uji homogenitas menunjukkan bahwa
variansi-variansi populasi adalah sama.
Berdasarkan analisis data dikemukakan hasil penelitian
sebagai berikut:
Tabel
1. Ringkasan Hasil Perhitungan Analisis Variansi Dua Jalur
Sumber
|
JK
|
Dk
|
RK
|
Fobs
|
Fα
|
P
|
Efek Utama
A (Baris)
B (Kolom)
Interaksi AB
Galat
|
7054,82
3974,93
889,00
55075,84
|
1
1
1
384
|
7054,82
3974,93
889,00
143,43
|
49,19
27,71
6,20
|
3,84
3,84
3,84
|
< 0,05
< 0,05
< 0,05
|
JK Total
|
66994,59
|
387
|
Tabel 2. Rataan Masing-masing Sel dari Data Kemampuan
Menulis
Penggunaan Media
Pembelajaran
|
Rataan
|
||
Metode Pembelajaran
|
Gambar
(B1)
|
Bagan Peta Konsep (B2)
|
Marginal
|
CIRC (A1)
|
75,95
|
79,34
|
77,43
|
Pemberian Tugas (A2)
|
64,33
|
73,81
|
69,16
|
Rataan Marginal
|
70,25
|
76,22
|
Dari hasil penghitungan
analisis variansi dua jalur diperoleh
hasil FA sebesar 49,19 > Ftabel sebesar 3,84 diperoleh harga FA >
Ftabel sehingga H0A
ditolak, juga dilihat nilai rataan
pembelajaran dengan metode CIRC lebih
tinggi dari metode pemberian tugas, yang berarti kemampuan menulis siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan metode CIRC
lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode pemberian
tugas.
Hasil FB sebesar 27,71 > Ftabel
sebesar 3,84 diperoleh harga FB > Ftabel sehingga H0B ditolak, juga dilihat nilai rataan pembelajaran yang
menggunakan media bagan peta konsep lebih tinggi dari mediagambar, yang berarti kemampuan menulis siswa
yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media bagan peta konsep lebih
baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan gambar.
Hasil FAB sebesar 6,20 > Ftabel 3,84
diperoleh harga FAB > Ftabel sehingga H0AB ditolak, yang berarti terdapat interaksi antara
metode pembelajaran dan penggunaan media pembelajaran.
Tabel 3. Komparasi Ganda
Hipotesis Nol
|
Rerata
|
RKG
|
Statistik Uji
|
Harga Kritik
|
Simpulan
|
|
Xi
|
Xj
|
|||||
H0:µ11=µ12
|
75,95
|
79,34
|
143,43
|
3,63
|
7,80
|
Diterima
|
H0:µ11=µ21
|
75,95
|
64,33
|
143,43
|
48,05
|
7,80
|
Ditolak
|
H0:µ12=µ22
|
79,34
|
73,81
|
143,43
|
9,65
|
7,80
|
Ditolak
|
H0:µ21=µ22
|
64,33
|
73,81
|
143,43
|
31,98
|
7,80
|
Ditolak
|
Hasil uji Scheffe’ pada kelompok sampel yang mengikuti pembelajaran dengan metode CIRC serta menggunakan media gambar dan media bagan peta konsep menunjukkan, pada taraf signifikansi α = 0,05 diperoleh harga Fobs = 3,63 lebih kecil dari harga Ftabel (α;3,384) = 7,80, maka H0 diterima dan µ11=µ12. Ini berarti, pada kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode CIRC, tidak ada perbedaan pengaruh antara media gambar dan media bagan peta konsep. Meskipun nilai rata-rata kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode CIRC dan menggunakan media gambar sebesar 75,95 dan kelompok yang menggunakan media bagan peta konsep nilai rata-ratanya 79,34 dari uji Scheffe’ menunjukkan perbedaan itu tidak berarti. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode CIRC menggunakan media gambar sama dengan kemampuan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode CIRC menggunakan media bagan peta konsep.
Dari hasil uji Scheffe’ pada kelompok sampel yang
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media gambar serta menggunakan metode
CIRC dan metode pemberian tugas, pada
taraf signifikansi α = 0,05 diperoleh harga Fobs = 48,05 lebih besar dari harga Ftabel (α;3,384) = 7,80, maka H0 ditolak dan µ11 ≠ µ21.
Ini berarti, pada kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran menulis dengan
menggunakan media gambar terdapat perbedaan antara penggunaan metode CIRC dan metode pemberian tugas. Ini
didukung dari nilai rata-rata kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan media gambar dan metode CIRC sebesar
75,95, sedang kelompok yang menggunakan metode pemberian tugas nilai
rata-ratanya 64,33. Dari uji Scheffe’
menunjukkan perbedaan itu signifikan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemampuan
menulis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media gambar,
penggunaan metode CIRC lebih efektif
dibanding dengan metode pemberian tugas.
Dari hasil uji Scheffe’ pada kelompok sampel yang
mengikuti pembelajaran menulis dengan menggunakan media bagan peta konsep serta
menggunakan metode CIRC dan metode
pemberian tugas, pada taraf signifikansi α = 0,05 diperoleh harga Fobs
= 9,65 lebih besar dari harga Ftabel(α;3,384) = 7,80, maka H0
ditolak dan µ12≠µ22. Ini berarti, pada kelompok siswa
yang mengikuti pembelajaran menulis dengan menggunakan media bagan peta konsep,
terdapat perbedaan pengaruh antara penggunaan metode CIRC dan metode pemberian tugas. Hal ini didukung oleh nilai
rata-rata kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran menulis dengan menggunakan
media bagan peta konsep dan metode CIRC sebesar
79,34 serta kelompok yang menggunakan metode pemberian tugas nilai rata-ratanya
73,81, dari uji Scheffe’ menunjukkan
perbedaan itu signifikan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis siswa
yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media bagan peta konsep,
kemampuan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode CIRC lebih baik dibanding yang mengikuti
pembelajaran dengan metode pemberian tugas.
Dari hasil uji Scheffe’ pada kelompok sampel yang
mengikuti pembelajaran menulis dengan metode pemberian tugas serta menggunakan
media gambar dan media bagan peta konsep, pada taraf signifikansi α = 0,05
diperoleh harga Fobs = 31,98 lebih
besar dari harga Ftabel (α;3,384) = 7,80, maka H0 ditolak dan µ21 ≠ µ22.
Ini berarti, pada kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran menulis dengan
metode pemberian tugas, penggunaan media bagan peta konsep terdapat perbedaan
dengan media gambar. Hal ini didukung
dari nilai rata-rata kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran menulis
dengan metode pemberian tugas dan menggunakan media gambar hanya sebesar 64,33
sedang kelompok yang menggunakan media bagan peta konsep nilai rata-ratanya
73,81, dari uji Scheffe’ menunjukkan
perbedaan itu signifikan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis siswa
yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas,
penggunaan media bagan peta konsep lebih efektif dibanding dengan media gambar.
Pokok-pokok Temuan
Penelitian ini adalah: (1) Temuan penelitian ini memperkuat teori
yang berpendapat bahwa menulis dan membaca saling terkait, penulis yang
banyak membaca lebih mudah dalam penulisan. (2) Hasil penelitian ini
juga menemukan bahwa
penerapan pembelajaran menulis dengan metode CIRC, dimana prosesnya melalui tahapan peer assessment (penilaian sesama teman dalam kelompok kooperatif),
tahap revisi, baru dinilai oleh guru, menghasilkan kemampuan menulis lebih
tinggi dibandingkan pembelajaran menulis dengan metode pemberian tugas. (3) Temuan penelitian ini juga memperkuat teori yang mengatakan bahwa media
pembelajaran yang digunakan guru memegang peranan penting sebagai alat bantu
menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. (4) Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa penggunaan media bagan peta
konsep dalam pembelajaran menulis, menghasilkan kemampuan menulis lebih tinggi
dibandingkan pembelajaran menulis dengan media gambar. (5) Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa pembelajaran menulis dengan
metode pemberian tugas menggunakan media bagan peta konsep menghasilkan
kemampuan menulis lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran menulis dengan
media gambar, sehingga penggunaan media bagan peta konsep dalam pembelajaran
menulis dengan metode pemberian tugas lebih efektif dibandingkan penggunaan
media gambar. (6) Dalam penelitian ini ditemukan pula bahwa
pembelajaran menulis dengan media gambar dan metode CIRC menghasilkan kemampuan menulis lebih tinggi dabandingkan
dengan metode pemberian tugas. Pembelajaran menulis dengan gambar, metode CIRC lebih efektif dibandingkan dengan
metode pemberian tugas.
SIMPULAN, IMPLIKASI
DAN SARAN
Simpulan
penelitian ini adalah: (1) Kemampuan menulis siswa
yang mengikuti pembelajaran
dengan metode CIRC lebih baik
daripada kemampuan menulis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode
pemberian tugas. (2) Kemampuan menulis siswa
yang mengikuti pembelajaran menggunakan
media gambar lebih rendah daripada kemampuan menulis siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan media bagan peta
konsep.
(3)
Kemampuan menulis
siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode CIRC dan media gambar tidak terdapat
perbedaan dengan kemampuan menulis siswa yang mengikuti pembelajaran
menggunakan metode CIRC dan media
bagan peta konsep. (4) Kemampuan menulis siswa
yang mengikuti pembelajaran
dengan metode pemberian tugas menggunakan media gambar lebih rendah
daripada kemampuan menulis siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan metode
pemberian tugas menggunakan media bagan peta konsep. (5) Kemampuan menulis
siswa yang mengikuti
pembelajaran menggunakan media gambar dengan metode CIRC lebih baik daripada kemampuan menulis siswa yang mengikuti
pembelajaran menggunakan media gambar dengan metode pemberian tugas. (6) Kemampuan menulis
siswa yang mengikuti
pembelajaran menggunakan media
bagan peta konsep dengan metode CIRC
lebih baik daripada kemampuan menulis siswa yang mengikuti pembelajaran
menggunakan media bagan peta konsep dengan metode pemberian tugas.
Implikasi dari penelitian ini adalah, keefektifan
pembelajaran menulis dengan menggunakan metode CIRC dan dengan menggunakan media bagan peta konsep, sangat mungkin
dapat diterapkan pada siswa sekolah dasar secara umum.
Agar pembelajaran menulis, khususnya dalam
menulis karangan dapat berhasil dengan baik, perlu diterapkan metode
pembelajaran yang mengoptimalkan aktivitas siswa dalam kelompok kooperatif,
sehingga siswa belajar menulis secara individu namun melalui proses edit dan
koreksi antar anggota kelompok kooperatif untuk menghasilkan hasil tulisan yang
lebih baik. Untuk menghasilkan sebuah tulisan yang baik, siswa harus mengetahui
letak kekurangan dan kesalahannya dalam penulisan, baik dari sudut kaidah
maupun teknik penulisan. Hal ini dapat dilakukan dalam kelompok kooperatif,
antarsesama siswa ada proses peer
assessment, serta siswa diberi kesempatan merevisi tulisannya berdasarkan
temuan dari hasil peer assessment,
sehingga siswa menghasilkan karya tulisan yang lebih baik.
Upaya lain dalam rangka meningkatkan kemampuan
menulis yaitu dengan cara menggunakan media dalam pembelajaran menulis, untuk
memudahkan siswa mengembangkan ide dan gagasannya dalam menulis. Dengan bantuan
media pembelajaran dapat memudahkan siswa berimajinasi dan mengorganisir ide
dan gagasannya dalam menulis. Penggunaan media bagan peta konsep dalam
pembelajaran menulis dapat membantu memudahkan siswa dalam mengembangkan ide
gagasannya secara runtut dan sistematis, karena media bagan peta konsep berisi
intisari konsep yang akan dikembangkan siswa dalam menulis.
Saran yang ditawarkan dari penelitian ini adalah pertama, dalam upaya meningkatkan
kemampuan menulis siswa, guru hendaknya guru memberi latihan kepada siswa tugas
menulis/mengarang terarah. Kegiatan ini untuk melatih siswa mengenali dan
memahami aspek-aspek kebahasaan dan teknik penulisan..
Kedua, dalam upaya meningkatkan
kemampuan siswa dalam menulis, guru dalam melaksanakan pembelajaran, sebaiknya
menerapkan metode CIRC, karena
terbukti dapat menghasilkan karya tulisan siswa lebih baik. Dengan metode CIRC siswa terlatih sebelum menulis,
membaca wacana dan membahasnya dalam kelompok kooperatif, sehingga dengan
banyak latihan membaca wacana siswa akan kaya ide gagasan serta menguasai lebih
banyak kosakata yang sangat bermanfaat untuk menulis.
Ketiga, karena pentingnya penggunaan
media dalam pembelajaran menulis, disarankan kepada guru yang melaksanakan
pembelajaran menulis, mempertimbangkan pemanfaatan media gambar maupun media
bagan peta konsep.
Keempat,
disarankan bagi guru yang akan menerapkan metode pemberian tugas dalam
pembelajaran menulis, sebaiknya menggunakan media bagan peta konsep, karena
media ini melatih kemandirian siswa mengembangkan cara berpikir sistematis,
runtut dan terarah dalam mengorganisir ide gagasannya untuk dituangkan dalam
bentuk tulisan.
Kelima, disarankan seyogyanya hasil
tulisan karangan siswa dikoreksi dan dinilai dari beberapa faktor penilaian,
seperti isi, pengorganisasian isi, gramatika, pilihan kata, penggunaan ejaan
dan tanda baca. Dengan mempertimbangkan beberapa faktor penilaian tersebut
dapat melatih siswa cermat dalam penulisan.
Keenam, bagi peneliti lain yang akan
menguji keterandalan penggunaan metode CIRC,
disarankan untuk melakukan penelitian lain dengan menerapkan metode CIRC yang ditinjau dari variabel lain
selain penggunaan media pembelajaran.
Ketujuh, bagi para
pengembang tes kemampuan menulis khususnya menulis karangan, disarankan
hendaknya melakukan penelitian lebih mendalam tentang evaluasi kemampuan
menulis karangan yang tidak hanya mempertimbangkan hasil akhir dari produk
tulisan siswa semata.
Kedelapan, kemampuan
menulis tidak tumbuh dari berteori, tetapi berkembang dari praktik menulis yang
dilandasi oleh aspek kognitif dan afektif (sikap positif) siswa. Karena itu,
kepada pebelajar untuk meningkatkan kemampuan menulis, disarankan untuk
terus-menerus berlatih dan berlatih,
Kesembilan, bagi para
guru sekolah dasar khususnya, dalam mengajarkan mata pelajaran bahasa Indonesia
hendaklah mengajarkan aspek-aspek keterampilan berbahasa baik menyimak,
berbicara, membaca dan menulis dengan baik, integratif dan berbasis pada
praktik, yang memberi peluang lebih banyak kepada siswa untuk bereksplorasi,
berapresiasi dan berelaborasi.
Kesepuluh, penelitian
tentang kemampuan menulis ini sangat penting. Oleh karena itu, disarankan
kepada para guru, akademisi dan peneliti untuk melakukan pengkajian lebih
lanjut terhadap masalah tersebut secara lebih mendalam dan meluas.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad Sudrajad. 2008.
Media Pembelajaran, dalam (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/media-pembelajaran/). Diunduh tanggal
9 Juni 2010
pukul 20.00
Budiyono. 2009. Statistika
untuk Penelitian. Edisi ke-2. Surakarta: Sebelas Maret University Press
Burhan
Nurgiyantoro. 2001. Penilaian dalam Pengajaran
Bahasa dan Sastra, Yogyakarta: BPFE – Fakultas
Ekonomi UGM
Burn,
P. C. 1996. Teaching
Reading in Today’s Elementary School.
Boston: Houghton Mafflin Co
Calderon, M dan Hertz-Lazarowitz, R. 1998.
“Effects of Bilingual Cooperative
Integrated Reading and Composition on Students Making the…”. Elementary
School Journal; Nov98, Vol.
99 Issue 2, p153, 13p, dalam (http://search.ebscohost.com/).
Diunduh tgl. 4 Januari 2011 pukul 19.30
Depdiknas. 2002.
Pedoman Pelaksanaan Tes Kemampuan
Dasar Bagi Siswa Kelas 3 SD, SDLB, SLB Tingkat Dasar dan MI. Jakarta:
Dirjen Dikdasmen
__________
2008a. Materi Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Dirjen Manajemen Pendas dan Menengah
Depdiknas
__________
2008b. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Dirjen
Manajemen Pendidikaqn Dasar dan Menengah
Harris, D.P. 1969. Testing
English as a Second Language.
New York: McGraw-Hill Book
Company
Henry
Guntur Tarigan. 2008. Menulis sebagai
Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Hibbing, A.N. and Erickson, J.L.R.
2003. A picture is Worth a Thousand
Words: Using Visual Images to Improve Comprehension for Middle School
Struggling Readers, dalam (http://www.infotrac.galegroup.co/itweb/iduns
Gale Document Number:A101762236
password: advance). Diunduh tgl 23 Mei 2010 pukul 20.00
Kinchin, I
dan Hay, D. 2005. “Using Concept
Maps to Optimize the Composition
of Collaborative Student Groups: a Pilot Study”. Journal
of Advanced Nursing;
Jul2005, Vol. 51 Issue 2, p182-187,
dalam (http://search.ebscohost.com/). Diunduh tgl. 4
Januari 2011 pukul 20.30
Kobayashi, H
dan Rinnert,
C. 2002. “High School Student Perceptions of First Language Literacy Instruction: Implications for Second Language”.
Journal
of Second Language Writing;
May2002, Vol. 11 Issue 2, p91, 26p, dalam (http://search.ebscohost.com/). Diunduh tgl. 4
Januari 2011 pukul 21.00
Mayong Maman, M. Syarif Rahmasn, Siti Ramlah, dan A.
Mulyati Nur. 2008. Pembelajaran Bahasa Indonesia
Berbasis Wacana dengan Pendekatan Kontekstual di SMA, dalam (http://www.bpgupg.go.id/templates/ja
corona/css/colors/blue.css). Diunduh tanggal 18 Juli 2008
pukul 20.00
McCrimmon,
J. 1984. Writing With a Purpose. Boston: Houghton Mifflin Company
Nana
Sudjana dan Ahmad Rivai. 2005. Media Pengajaran. Jakarta: Sinar Baru Algesindo
Nesbit, C.R. dan Rogers, C.A. 1997. ”Using Cooperative Learning to Improve Reading and Writing in Science”. Reading
& Writing Quarterly;
Jan-Mar1997, Vol. 13 Issue 1, p53, 18p, dalam (http://search.ebscohost.com/).
Diunduh tgl. 4 Januari 2011 pukul 21.30
Nunan, David. 1998. Designing Tasks
for The Communicative
Classroom. Cambridge:
Cambridge University 1998. Designing Tasks
for The Communicative
Classroom. Cambridge:
Cambridge University
Nunuy
Nurjanah. 2004. Penerapan Model Belajar Konstruktivisme
dalam Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia. Disertasi, dalam (http://sps.upi.edu/disertasi/). Diunduh tgl 16 Juli 2011 pikul 19.00
Slavin,
E. R.. 1995. Cooperative Learning. Boston, London, Toronto,
Sydney, Tokyo, Singapore: Allyn and Bacon Inc.
Stevens, R.L. 2003. “Student
Team Reading and Writing: A Cooperative Learning Approach to
Middle School Literacy Instruction”. Educational
Research & Evaluation;
Jun2003, Vol. 9 Issue 2, p137, 24p,
dalam (http://search.ebscohost.com/). Diunduh tgl. 4
Januari 2011 pukul 22.00
Straubel, L.H. 2006. Creative Concept Mapping :From
Reverseengineering to Writing Inspiration, dalam (http://cmc.ihmc.us/cmc2006Papers/cmc2006-p118). Diunduh 19 Juli 2010 pukul 19.00
Suwarjo. 2007. Pola Pelaksanaan Pembelajaran Apresiasi
Prosa Fiksi Berdasarkan Strategi Cooperative Integrated Reading and Composition
di SD Kota Metro Lampung, dalam (http://blog.unila.co.id/suwarjo/ Disertasi PPs UNM). Diunduh tgl 15 Juli 2010 pukul 19.15
Suwarna.
2006. Pengajaran Mikro. Pendekatan
Praktis Menyiapkan Pendidik
Profesional. Yogyakarta: Tiara Wacana
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta
Tasrif
Akib. 2008. Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Kemampuan
Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas 3 SDN 46 Pare-pare, dalam (http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/issue/view/35). Diunduh tanggal 25 Jhi 2010 pukul 19.30
0 Response to "Contoh Artikel Hasil Penelitian Jurnal"
Post a Comment