Upaya Peningkatan
Keterampilan
Membaca Pemahaman
Melalui Penerapan Teknik Skema
pada Siswa Kelas VIII C SMPN 3 Donorojo
Nur Hadi Haryanto
SMPN Negeri 3 Donorojo
Korespondensi: haryantonurhadi@gmail.com
081252956816
ABSTRAK
Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan
membaca pemahaman melalui penerapan teknik skema pada siswa kelas VIII SMPN 3 Donorojo Kabupaten Pacitan. Penelitian ini dilakukan pada 40
siswa kelas VIII dilatarbelakangi oleh rendahnya keterampilan membaca
pemahaman yang dialami siswa. Data dikumpulkan
malalui observasi guru, siswa dan catatan penelitian. Hasil penelitian
menunjukkan nilai rata-rata sebelum tindakan penelitian sebesar 50%, dan nilai
rata-rata sesudah tindakan sebesar 73%. Hal tersebut menunjukkan adanya
peningkatan keterampilan membaca pemahaman pada siswa SMPN 3 Donorojo sebesar
23 %.
Kata kunci: keterampilan membaca, pemahaman, teknik, skema
PENDAHULUAN
Berbahasa pada dasarnya adalah proses interaktif komunikatif yang
menekankan pada aspek-aspek bahasa. Kemampuan memahami aspek-aspek tersebut
sangat menentukan keberhasilan dalam proses komunikasi. Aspek-aspek bahasa
tersebut antara lain keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan
menulis. Secara karakteristik, keempat keterampilan itu berdiri sendiri, namun
dalam penggunaan bahasa sebagai proses komunikasi tidak dapat dipisahkan satu
dengan yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan keterpaduan dari
beberapa aspek. Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah
keterampilan membaca. Keterampilan membaca selalu ada dalam setiap tema
pembelajaran. Hal tersebut membuktikan pentingnya penguasaan keterampilan
membaca.
Membaca, terutama membaca pemahaman bukanlah sebuah kegiatan yang pasif.
Sebenarnya, pada peringkat yang lebih tinggi, membaca itu, bukan sekedar
memahami lambang-lambang tertulis, melainkan pula memahami, menerima, menolak,
membandingkan dan meyakini pendapat-pendapat yang ada dalam bacaan. Membaca
pemahaman inilah yang dibina dan dikembangkan secara bertahap pada sekolah
(Tompubolon: 1987).
Lebih dari itu, Tulalessy (1995) berpendapat bahwa membaca mahir (avented
reading) harus mulai diajarkan pada siswa kelas 1 SMP sehingga siswa SLTP bisa menuju pada membaca di seberang
baris (reading beyond the lines).
Pembelajaran membaca pemahaman menggunakan teknik skema merupakan salah
satu upaya tepat karena dengan teknik skema siswa harus menghubungkan pengalamannya
dengan pengalaman yang ada dalam buku teks.
Menurut
Sujana (1995) langkah-langkah pembelajaran menggunakan teknik skema adalah (a) bersikap
positif terhadap apa yang diketahui murid jadikanlah apa yang telah diketahui
murid itu sebagai batu loncatan atau jembatan dalam usaha menolong
mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan, (b) menggunakan
analogi, perbandingan, bahkan kalau perlu, perbandingan metaforis untuk
menjembatani apa yang telah mereka ketahui dengan hal-hal baru atau asing, (c) memberikan
contoh sebanyak-banyaknya mengenai konsep yang baru itu, (d) metaforis
untuk menjembatani apa yang telah mereka ketahui dengan hal-hal baru atau
asing, (e) memberikan contoh sebanyak-banyaknya mengenai
konsep yang baru itu.
Pada
kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa keterampilan membaca pemahaman siswa kelas
VIII C SMPN 3 Donorojo Kabupaten Pacitan masih
cukup memprihatinkan. Hal tersebut dimungkinkan karena siswa tidak benar-benar
memahami bacaan yang disediakan. Melihat kenyataan tersebut di atas, peneliti
tertarik untuk meneliti masalah tersebut. Sebagai pemecahannya
adalah dengan diterapkannya
teknik skema dalam pembelajaran membaca pemahaman. Untuk mengetahui seberapa
jauh teknik skema dapat meningkatkan kemampuan siswa memahami teks bacaan, maka
perlu diadakan penelitian tindakan.
Untuk
memberikan arah penelitian yang jelas dan operasional berdasarkan latar
belakang, dapat dirumuskan masalah penelitan ini sebagai berikut bagaimanakah
upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman melalui penerapan teknik
skema siswa kelas VIII pada SMPN 3 Donorojo Pacitan.
Tujuan
penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan keterampilan membaca
pemahaman dengan menerapkan teknik skema pada siswa kelas VIII SMPN 3 Donorojo Pacitan.
METODE PENELITIAN
Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VIII SMPN 3 Donorojo Pacitan. Jumlah
subjek penelitian adalah 40 siswa kelas VIII C SMPN 3 Donorojo. Karakteristik siswa pada dasarnya hampir
sama (homogen). Lokasi sekolah jauh dari pusat kota, dengan latar sosial orang
tua siswa rata-rata rendah sehingga berakibat pada rendahnya kemampuan membaca
siswa.
Sebelum
tindakan dilakukan, dibuat perencanaan berikut ini: (1) mengidentifikasi
masalah, (2) mengadakan tes, (3) menyiapkan
materi bacaan, (4) menyiapkan media, (5) enyiapkan
alat evaluasi.
Penelitian tindakan dilaksanakan dalam 5 tindakan. Adapun
langkah-langkah implementasi tindakannya adalah (a) guru dan
siswa berdiskusi tentang materi yang akan diberikan, (b) guru
memberikan petunjuk yang berupa outline, dan gambar yang ada hubungannya
dengan materi bacaan dan skemata siswa, (c) siswa membaca teks bacaan, dilanjutkan menuliskan kata-kata sukar, (d) siswa mengungkapkan ide pokok setiap paragraf, (e) siswa menceritakan kembali isi bacaan dengan bahasanya
sendiri.
Monitoring dilaksanakan setiap tatap muka Hasil
monitoring dijadikan refleksi setelah tatap muka berlangsung. Dalam refleksi,
kolaborator dan pendamping memberi input tentang jalannya penelitian dalam
kegiatan belajar mengajar, baik kekurangan maupun keberhasilan yang telah
dicapai. Hasil
tersebut dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Pengumpulan
data dilakukan dengan cara antara lain; (a) tes,
dilakukan sebelum dan sesudah tindakan dilaksanakan, (b) observasi,
dilaksanakan peneliti dan kolaborator selama KBM berlangsung, (c) catatan
lapangan, untuk mencatat segala kegiatan siswa dan guru selama pembelajaran
berlangsung.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini
dilaksanakan dalam satu siklus. Satu siklus terdiri dari 5 tindakan, dengan 10 kunjungan silang. Adapun
hasilnya adalah sebagai berikut:
Tindakan I
1.
Guru mengucapkan salam dan memperkenalkan
kolaborator kepada siswa.
2. Guru melakukan apersepsi, menuliskan judul bacaan pada papan tulis. Siswa
memunculkan kata penyumbang darah, sehat, gemuk, golongan darah dan transfusi.
Jawaban siswa ini ditulis guru pada outline yang telah disediakan.
3. Setelah pembelajaran berlangusung setengah jam, guru meminta siswa untuk
membaca dalam hati bacaan "Tidak Semua Orang Bisa Jadi Donor Darah",
dilanjutkan menuliskan kata-kata sukar beserta maknanya.
4. Guru menugaskan siswa menuliskan ide pokok pada papan tulis, siswa lain
menaggapinya.
5. Sebelum pembelajaran diakhiri, guru menanyakan kepada siswa hal-hal yang
belum jelas tentang bacaan. Siswa diberi tugas untuk menceritakan kembali isi
bacaan. Pembelajaran ini diakhiri dengan guru mengucapkan salam.
Refleksi
Pada awal
pembelajaran ini, skemata siswa lambat muncul. Tanggapan siswa tidak sesuai
dengan outline yang dituliskan guru pada papan tulis. Peneliti dan kolaborator
bersepakat bahwa hal tersebut dimungkinkan dengan belum dioptimalkan media
pembelajaran, di samping teknik skemata ini baru pertama dilaksnakan. Untuk
itu, pada tindakan pembelajaran selanjutnya media pembelajaran dipersiapkan
lebih mantap lagi.
Tindakan II
1.
Setelah mengadakan apersepsi, Guru
menempelkan judul bacaan pada papan tulis Siswa senang dengan adanya media yang
ditempelkan di papan tulis.
2.
Guru menawarkan kepada siswa untuk menuliskan
jawabannya pada outline di papan tulis. Beberapa siswa maju untuk menuliskan kosa kata pada outline yang
disediakan.
3.
Guru menugasi siswa membaca bacaan menuliskan
kata-kata sukar, kemudian mendiskusikan
artinya, beberapa siswa mengartikan dengan bantuan kamus.
4.
Kegiatan selanjutnya menugasi siswa untuk
menuliskan ide pokok, dan menggabungkan menjadi paragraf yang padu.
5.
Sebelum pembelajaran diakhiri, guru
memberikan penegasan tentang penggunaan kata hubung.
Refleksi
a. Pada pembelajaran ini skematis siswa muncul pada awal pembelajaran. Hal
ini dimungkinkan digunakannya media pembelajaran, sehingga siswa senang
mengikuti pembelajaran.
b. Penulisan jawaban siswa pada papan tulis, dan pujian yang diberikan guru
kepada siswa menjadikan motivasi siswa untuk lebih aktif. Peneliti dan
kolaborator sepakat agar guru lebih sering memberikan penghargaan terhadap
siswa.
Tindakan III
1.
Pembelajaran
diawali dengan apersepsi, dilanjutkan menuliskan tujuan pembelajaran dan
judul bacaan pada papan tulis.
2.
Guru menunjukkan bunga anggrek, dan siswa
diminta memberikan tanggapannya. Indri dan Indah serempak memberikan
tanggapannya. Siswa yang lain, Novi dan Ayu kemudian menanggapinya. Jawaban
siswa ini oleh guru dimasukkan dalam outline yang telah disediakan.
3.
Kemudian guru menyuruh siswa untuk membaca
bacaan "Holtikultura" selama kurang lebih lima menit.
4.
Setelah membaca bacaan, guru dan siswa
mencocokkan antara skema siswa dengan out-line bacaan. Hasilnya, banyak
persamaan antara skemata siswa dengan outline yang dibuat guru. Dan guru
menberikan pujian.
5.
Pada kegiatan menentukan ide pokok, guru
membagi siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah paragraf. Jawaban
tiap kelompok dituliskan di papan tulis. Terjadi diskusi yang menarik pada saat
masing-masing kelompok mempertahankan pekerjaannya. Hal ini terjadi karena
kelompok yang satu (Indah) tidak menggunakan kata hubung dalam menggabungkan
ide pokok, sedangkan kelompok yang lain (Novi) menggabungkan ide pokok dengan
bentuk pasif. Dari jawaban guru yang diberikan, ternyata belum sepenuhnya dapat
diterima siswa.
6.
Sebelum pembelajaran ini diakhiri, guru
menerangkan fungsi kata hubung dan kata pasif. Guru memberikan pekerjaan rumah
siswa menceritakan kembali.
Refleksi
a.
Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
media dapat membuat suasana kelas hidup dan hal tersebut memunculkan skemata
siswa lebih awal.
b.
Peneliti dan kolaborator bersepakat bahwa
guru agar mempersiapkan pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Hal ini akan
memungkinkan siswa lebih bersikap positif dan kritis terhadap pembelajaran
bahasa Indonesia.
Tindakan IV
1.
Pembelajaran ini di awali guru dengan
apersepsi, dilanjutkan dengan
menuliskan tujuan pembelajaran
dan judul bacaan,
2.
Guru menggiring keterkaitan skemata siswa
dengan topik pembelajaran dengan cara menempelkan slogan mensana in
corpora sono.
3.
Tanggapan siswa terhadap topik pembelajaran
masih banyak yang kurang tepat. Hal ini terlihat dari jawaban siswa yang
dimasukkan dalam out-line yang telah disiapkan guru banyak yang meleset.
4. Siswa membaca bacaan dan menuliskan kata sukar.
5. Guru memberikan tugas untuk menuliskan ide pokok siswa-siswa, misalnya
Sulitiyangsih dan Dwi Fatmawati dapat menyelesaikan tugas dengan hasil baik.
6. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan tugas siswa menuliskan kembali isi
bacaan dengan melihat outline bacaan yang telah dibetulkan guru.
Refleksi
a.
Peneliti dan kolaborator menyepakati, letak
ide pokok mudah dipahami siswa. Hal tersebut dimungkinkan sebagian besar ide
pokok bacaan teletak pada awal paragraf.
b. Skemata siswa kurang cocok dengan materi bacaan. Hal tersebut dimungkinkan,
teks bacaan yang digunakan untuk kegiatan membaca (tajuk rencana KR) memiliki
tingkat kesulitan tinggi. Pada pembelajaran yang akan datang materi bacaan
diharapkan yang sesuai dengan usia siswa.
Tindakan V
1.
Guru mempersiapkan ruangan laboratorium untuk
pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran OHP
2.
Guru menunjukkan
tujuan pembelajaran dan judul bacaan pada layar monitor. Siswa
antusias menanggapi judul bacaan "Kiat Jadi Bintang Sinetron".
3.
Beberapa siswa, antara lain: Indah, Ayu, Novi
dan Wiwid menanggapi pertanyaan guru. Tanggapan siswa tersebut dituliskan pada
out-line yang telah dipersiapkan guru.
4. Siswa membaca bacaan, menuliskan kata-kata sukar. Siswa berebutan maju
mengartikan kata sukar di papan tulis. Selanjutnya, siswa ditugasi mencari ide
pokok. Indah dan Yeni mewakili kelompoknya maju untuk menuliskan di papan
tulis.
5. Dari bacaan tersebut, siswa berlatih membuat petunjuk menjadi bintang
sinetron secara kelompok. Petunjuk yang ditulis siswa banyak yang sesuai dengan
outline yang dibuat guru.
6. Sewaktu membedakan petunjuk pokok dan petunjuk penjelas, diskusi
berlangsung menarik, masing-masing kelompok mempertahankan alasannya. Guru
menjelaskan, menguatkan, dan memberi pujian terhadap alasan yang dikemukakan
siswa.
7.
Sebelum pembelajaran diakhiri,
kolaborator dan guru inti berpamitan terhadap siswa. Kegiatan ini oleh
siswa diakhiri dengan perasaan senang.
Refleksi
a.
Peneliti, kolaborator dan pendamping
menyimpulkan bahwa pembelajaran sudah sesuai dengan skenario yang direncanakan.
Penggunaan media pembelajaran yang tepat, misalnya OHP menjadikan KBM
berlangsung dengan susana menarik.
b.
Materi pembelajaran yang
sesuai dengan pertumbuhan siswa (diambil dari Fantasi) menarik perhatian siswa.
Hal
tersebut menumbuhkan sikap positif terhadap pembelajaran membaca.
SIMPULAN
Penerapan
teknik skema pada pembelajaran keterampilan membaca pemahaman pada siswa kelas
VIII SMPN 3 Donorojo Pacitan, dapat meningkatkan membaca pemahaman pada siswa
tersebut. Hal ini ditunjukkan dari hasil nilai rata-rata sebelum tindakan
sebesar 50% dibandingkan dengan hasil nilai rata-rata sesudah tindakan sebesar
73%, terjadi peningkatan nlai sebesar 23%.
REFERENSI
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. 1966. Garis-Garis Program Pengajaran.
Jakarta: Depdikbud
Hamied,
F.A. 1995. Teori Skema dan
Kemampuan Analistis dalam Bahasa Indonesia.
Yogyakarta: Kanisius
Moelono,
A.M. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Sujana,
A.S.H. 1988. Modul Materi Pokok Membaca UT.
Jakarta: Karunika.
Purwo,
B.K. 1979. Pokok-Pokok Pengajaran dan Kurikulum Bahasa
Indonesia 1994. Jakarta: Depdikbud.
Soedarsono, F.X. 1987. Pedoman Pelestarian Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Dikti
Syamsi, K. 2000. Makalah Penyusunan Proposal
Penelitian Tindakan Kelas.
Yogyakarta: disampaikan pada Pelatihan Demand Driven di SLTPN 1 Sewon,
September 2001.
Tarigan,
H. 1987. Pengajaran Membaca. Bandung: Ganesa.
Tulalessy, D. 1991. Kompetensi Membaca Buletin
Pusat Perbukuan. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdikbud.
0 Response to "Contoh Artikel Penelitian Judul Upaya Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Melalui Penerapan Teknik Skema pada Siswa"
Post a Comment