Contoh Artikel Penelitian Judul Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui Teknik Eks-Kalam

Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi
melalui Teknik Eks-Kalam (Eksplorasi Kata Dari Alam)
di Sekolah Menengah Pertama

Sri Utami
SMP Negeri 1 Pacitan, 

Abstrak
Pemilihan pembelajaran menulis puisi melalui Teknik Eks-Kalam, sebagai penelitian bertolak dari masalah bahwa nilai menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pacitan  masih rendah dan belum merata. Tujuan  penelitian untuk meningkatkan  kemampuan menulis puisi siswa SMP melalui Teknik Eks-Kalam. Setting penelitian ini di SMP Negeri 1 Pacitan yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani No. 41 Pacitan. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIIA berjumlah 32 siswa. Teknik pengumpulandata adalah pengamatan, wawancara, angket dan tes.Hasil penelitian terjadi peningkatan hasil belajar menulis puisi siswa dapat dibuktikan dengan membandingkan hasil analisis kondisi awal dengan  tingkat keberhasilan tindakan pada siklus I dan siklus II, yakni kondisi awal jumlah nilai 2033 rata – rata individu 69 dengan tingkat ketuntasan klasikal sebesar 39,29%.Pada siklus I saat pembelajaran berlangsung siswa yang memiliki perhatian dengan kategori baik sebanyak 6 siswa (19%), siswa yang memiliki yang memilki perhatian dengan kategori sedang 14 siswa ( 43%), yang memilki perhatian dengan kategori kurang 12 siswa (38%).  Pada siklus I persentasi siswa yang tuntas belajar 78% (25 siswa) dan yang belum tuntas 22% ( 7 siswa) Pada siklus II saat pembelajaran berlangsung siswa yang memiliki perhatian dengan kategori baik sebanyak 16 siswa (50 %), siswa yang memiliki yang memilki perhatian dengan kategori sedang 13 siswa ( 40 %), yang memilki perhatian dengan kategori kurang 3 siswa (9%). Pada siklus II persentasi siswa yang tuntas belajar 100 (32siswa) dan yang belum tuntas 0%. Disimpulkan bahwa, pembelajaran yang dilakukan pada siklus II sudah optimal baik dari segi proses maupun hasil.
Kata Kunci: puisi, teknik, dan eks-kalam

PENDAHULUAN
Pembelajaran bahasa dan sastra terdiri atas empat aspek keterampilan, yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keterampilan menulis meliputi  menulis bahasa dan menulis sastra. Khusus menulis sastra, ada yang berbentuk prosa, drama dan puisi. Masing-masing karya sastra memiliki cirikhas, sehingga  dalam penulisannya diperlukan kemampuan khusus yang berbeda dengan menulis pada umumnya.
Dalam pembelajaran  menulis sastra (puisi), kekayaan kosa kata sangat menentukan kebermaknaan puisi. Kata-kata yang digunakan bersifat simbolis, sehingga dibutuhkan kekayaan imajinasi dalam menentukan diksi. Di samping pemilihan diksi, penulisan puisi juga dituntut mengenali bentuk karya yang singkat dan padat. Dalam proses pemilihan kata diperlukan kecermatan dan wawasan imajinatif untuk mewujudkan keutuhan makna. Berkaitan dengan proses penulisan puisi, prosespemahaman puisi juga menyertainya. Dengan demikian aspek estetika ikut berperan dalam proses penciptaan maupun apresiasinya.Aspek estetika dalam menulis puisi perlu mendapat perhatian tersendiri, karena sangat diperlukan dalam menentukan simbol-simbol bahasa. Kompetensi yang diperlukan  untuk menulis puisi secara kreatif  harus dilatihkan secara teratur dan bertahap.
  Pembelajaran menulis puisi siswa kelas VII A  SMPN 1 Pacitan belum me-nunjukkan hasil maksimal.  Berdasarkan refleksi awal, kemampuan anak dalam menulis puisi  masih di bawah kreteria ketuntasan minimal (KKM), untuk kompetensi dasar menulis puisi berkenaan dengan keindahan alam KKM yang ditentukan adalah 80. Hasil analisis kondisi awal menunjukkan nilai rata-rata siswa kelas VII A yang berjumlah 32, siswa yang mencapai ketuntasan sekitar 30-40%. Hal tersebut berarti masih ada 60-70% siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM. 
  Faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa menulis puisi di antaranya faktor  dari siswa, siswa kurang tertarik terhadap pembelajaran menulis puisi. Pada saat guru menyampaikan materi, siswa kurang perhatian. Para siswa “sibuk” dengan kegiatan sendiri, yang tidak ada kaitannya dengan pembelajaran menulis puisi. Misalnya, berbicara dengan teman, dan bercanda suasana kelas ramai. Hal demikian karena sebagian siswa masih menganggap bahwa menulis puisi sulit dan  hanya bisa dilakukan oleh mereka yang berbakat. Selain  faktor guru  sangat berpengaruh. Guru belum maksimal mengolah kegiatan pembelajaran menulis puisi yang menyenangkan dan menarik, sekaligus melibatkan siswa secara aktif.  Guru lebih banyak menggunakan metode ceramah sehingga terkesan monoton.
  Berdasarkan permasalahan tersebut  perlu adannya langkah  strategis untuk menjadikan pembelajaran menulis puisi menjadi lebih bermakna bagi siswa, yakni   menggunakan teknik yang pembelajatan yang menarik. Banyak teknik yang dapat diterapkan, tetapi dengan beberapa pertimbangan, terutama kebaruan, maka peneliti memilih Teknik Eks-Kalam. Teknik ini memberi kesempatan siswa untuk berkreasi mengolah kreatifitas dalam menulis puisi, melalui pilihan-pilihan kata dari alam yang ditangkap melalui alat indera.Teknik ini diharapkan dapat  membangun konsep berpikir siswa tentang diksi yang tepat dan menarik, kata-kata yang berkonotasi, penggunaan majas,penataan rima serta imajinasi yang tajam.Melalui teknik Eks-Kalam, diharapkan mampu mengatasi kesulitan-kesulitan siswa dalam proses menulis puisi sehingga dapat mencapai target dari aspek estetika sekaligus target kurikulum.
Tujuan   penelitian  ini adalah untuk meningkatkan  kemampuan menulis puisi siswa kelas VIIA SMP Negeri 1 Pacitan melalui Teknik Eks-Kalam tahun pelajaran 2011/2012.
Istilah puisi secara etimologi berasal dari bahasa Yunani Poema yang berarti membuat atau poesis yang berarti pembuatan. Dalam bahasa Inggris disebut Poem atau poetry (Aminudin, 2004:134) dan (Pradopo  2002:7) mengatakan bahwa puisi itu mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama. 
Secara rincipengertian puisi itu menyiratkan beberapa hal penting berikut: (1) puisi merupakan ungkapan pemikiran, gagasan ide dan ekspresi penyampainya, (2) bahasa puisi bersifat konotatif, simbolis, dan lambang karena penuh imaji, metafora, kias, dengan bahasa figuratif, yang estetis, (3) penyusunan larik-larik puisi memanfaatkan pertimbangan bunyi dan rima semaksimalnya, (4) dalam penulisan puisi terjadi pemadatan kata dengan berbagai bentuk kekuatan bahasa yang ada, (5)  unsur pembantu yang mencakup unsur lahir dan batin puisi membangun kekuatan yang padu, (6) bahasa puisi tidak terikat oleh kaidah kebahasaan yang umum, karena itu ia memiliki kebebasan untuk menyimpang dari kaidah kebahasaan yang ada.
Berdasarkan rincian tersebut, dapat disimpulkan bahwa puisi adalah ungkapan perasaan, emosi, ide (pemikiran) yang disampaikan dengan bahasa yang indah, makna yang luas dan penataan bentuk yang sangat khas. 
Menulis merupakan keterampilan yang pemerolehannya memerlukan latihan yang sistematis, dan terus-menerus. Orang yang berbakat menulis tanpa diasah tidak akan terampil menulis. Kemampuan menulis bukanlah kemampuan yang diwariskansecara turun temurun, tetapi merupakan hasil belajar dan ketekunan berlatih. ( Akhadiah, 1997:143).Jadi kemampuan menulis itu mengalami proses berkembang melalui latihan. Untuk keterampilan menulis tidak cukup dengan mempelajari  teori dan pengetahuan tentang menulis, tetapi perlu latihan yang terus-menerus.
Menulis puisi menurut Tjahjono, dalam bukunya” Menembus Kabut Puisi” (2002), menulis puisi bisa berangkat dari mana saja. Bergantung rangsang kreatif apa yang membuat penulis terdorong untuk menulis. Karena itu, betapa pentingnya melatih kepekaan menangkap peristiwa, fenomena dan materi yang layak. 
Saodah, dalam majalah sastra Horison edisi V (2007:21), menegaskan bahwa menulis puisi modal dasarnya adalah: semangat (niat), kecermatan, kepekaan, dan wawasan. Oleh karena itu, menulis puisi harus dipelajari dan dilatihkan kepada siswa dengan sungguh-sungguh agar siswa terlatih menulis dengan baik. Banyak peristiwa yang dapat dijadikan bahan dasar (ide atau gagasan) untuk menulis puisi. Misalnya, peristiwa yang berkesan yang pernah dialami, tentang keindahan alam atau obyek tertentu. Khusus dalam penelitian ini ide atau gagasan yang akan dibahas yaitu tentang obyek keindahan alam.
Untuk itu, agar pembelajaran penulisan puisi benar-benar bisa tercipta sebagai sebuah puisi, maka dalam menulis puisi selain harus menggunakan kata yang indah juga harus bisa memadukan dan menjaga keseimbangan antara pilihan diksi sebagai penunjang keindahan dengan unsur-unsur lain sebagai pembentuk puisi. Agar berhasil dengan baik maka pembelajarannya harus disesuaikan dengan tujuan dan tahapan-tahapan penulisan.
          Teknik Eks-Kalammerupakan  suatu cara pembelajaran penulisan puisi dengan melibatkan secara langsung proses kerja inderawi, berinteraksi dengan material alam. Artinya siswa terlibat secara langsung dalam proses rangsang kreatif melalui daya inderawi yang membuat siswa terdorong untuk menulis puisi lebih efektif.
 Teknik Eks-Kalam akan memfokuskan kerja inderawi yang meliputi indera penglihatan, indera pendengaran, indera penciuman dan indera perasa agar lebih terlatih dalam peningkatan kepekaan menangkap peristiwa-peristiwa alam, Dalam hal ini, siswa dapat secara langsung memilih kata dan menuliskan secara cepat dan tepat berdasarkan dari proses kerja inderawi terhadap peristiwa atau kondisi alam.
Teknik pembelajaran Eks-Kalam merupakan teknik pembelajaran luar kelas dengan pemanfaatan secara optimal alat inderwi siswa terhadap medan alam bebas. Melalui kegiatan pembelajaran luar kelas dengan teknik Eks-Kalam diharapkan siswa lebih mampu meningkatkan perbendaharaan kosa kata melalui penangkapan daya inderawi mampu meningkatkan daya eksplorasi kosa kata, untuk mampu memperkaya perbendaharaan tema, ide dan gagasan dari alam bebas dengan pengoptimalan alat inderawi.
Sebagai kebutuhan apresiasi terhadappengajaran sastra, Eks-Kalam merupakan suatu konsep pembelajaran penulisan puisi dengan karakteristik sebagai berikut: (1)melibatkan  siswa  secara langsung dalam  proses rangsang  daya inderawi (melihat, mendengar, merasakan, membaui) yang membuat siswa terdorong untuk menulis, (2) mengarahkan siswa pada aktivitas menggulati dan menggauli semua gejala-gejala dari alam. Seperti dari daun, angin, bunga, pohon dan lain sebagainya. Dalam aktivitas ini terbangun relasi personal, komunikasi yang hidup, dialog timbal balik, antara siswa dengan gejala alam, (3) pola pembelajaran penulisan puisi yang wajib memerlukan guru yang sungguh-sungguh mencintai kesusastraan.
Arif  Bagus Prasetyo, kurator sastra dalam buku antologi puisi ‘Rumah Pasir’ (2008),  menegaskan bahwa menulis puisi bisa berangkat dari suatu proses perenungan filosofis yang diramu dari kesederhanaan ekspresi dan kompleksitas ikhtiar pemaknaan.  Endro Wahyudi, dalam esainya yang berjudul “Melipat Gunung Membelah Bumi oleh Kata Pada Puisi” menyatakan bahwa ekspresi puisi terletak pada cara kerja inderawi berkesplorasi dengan alam dan realitas sosial untuk menghasilkan pilihan kata yang eksploratif. (Buletin Sastra Minggu Sore, 2011).
Berdasar dari beberapa pandangan tersebut,  usaha meningkatkan kemampuan menulis puisi dibutuhkan suatu cara atau teknik yang mampu mengolaborasikan objek alam sebagai simbol makna yang tersirat pada kekuatan diksi. Pola dan tahapan proses kerja inderawi dari Teknik Eks-Kalam sebagai berikut. (1) Siswa dibagikan karya puisi dari penyair yang bertema alam untuk di baca dan dijadikan contoh dalam penulisan yang melibatkan kerja inderawi. (2) siswa diajak belajar ke alam bebas, siswa dianjurkan untuk mefungsikan indera penglihatannya.  (3) Melalui indera penglihatan diharapkan siswa bisa langsung menangkap bahan material dari gejala alam dan peristiwa alam. Misalnya, siswa dengan penglihatannya, bisa menangkap material dari alam: warna daun, bunga, pohon,  jenis burung dan sebagainya.   (4) Melalui indera pendengaran siswa dirangsang untuk mengolah bunyi dari jenis material alam yang telah dipilih oleh indera penglihatan. Pada tahap ini siswa mulai menata kata dari bahan material alam yang berirama sama.  (5) Melalui indera penciuman, siswa bisa terangsang kreatif untuk memainkan imaji dan emosinya sesuai dengan karakter dari material alam yang ia pilih. Dalam tahap ini ada proses kerja kolaborasi, antara inderawi dengan unsur psikologis siswa.   (6) Melalui indera perasa, siswa bisa diarahkan untuk memainkan perumpamaan dan kesan, atau suatu pancaran ide yang ada di benaknya, berdasar hasil dari pilihan material alam yang ia tentukan.

METODE PENELITAN
Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas.Menurut Kemmis dan Mc Tegart ( 1996), salah satu penelitian tindakan kelas biasannya dilakukan guru di kelas/ sekolah tempat ia mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan hasil belajar. Penelitian  ini dilaksanakan secara kolaboraratif dengan rekan guru bahasa Indonesia lain dalam satu sekolah. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus yang masing-masing siklus meliputi 4 tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.  Objek penelitian ini adalah pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIIA SMP Negeri 1 Pacitan tahun pelajaran 2011/2012.
 Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik tes dan teknik nontes. Teknik tes dengan (1) Lembar Kerja Siswa, dan Rubrik penilaian. Sedangkan teknik nontes dengan (1) angket, (2)  observasi,  dan (3) wawancara.   Sumber data dalam penelitian ini adalah   siswa kelas VIIA  SMPN 1 Pacitan yang berjumlah 32 siswa terdiri atas 13 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan yang dikategorikan sebagai kelas yang tingkat kemampuan siswanya paling rendah diantara 9 kelas  VII lainnya di SMPN 1 Pacitan.
Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Data kualitatif diperoleh dengan menghitung skor yang diperoleh dari lembar observasi, wawancara dan angket. Sedangkan data kuantitatif dengan membandingkan nilai tes siswa pada kondisi awal, siklus I dan siklus II, sedangakan data kualitatif dengan membandingkan hasil observasi, wawancara dan angket. 

HASIL DAN PEMBAHASAN                        
Pembelajaran menulis puisi melalui teknik Eks - Kalam menunjukkan aktivitas belajar  yang lebih menyenangkan dan memudahkan, sehingga proses belajar menjadi lebih dinamis  karena (1)  memberinuansabarudalam proses pembelajaran karena sebelumnya siswaterbiasamendapatkanpembelajaransecaraklasikaldenganceramah, danhanyaberpusatpada guru, (2) siswadapatmeningkatkankemampuan yang menyenangkan dan mendapatkanpengalamanbelajar yang optimal sehingga kemampuan siswa dalam menulis puisi dapat meningkat. Metode ini dapat digunakansebagai salah satu alternatif pada pembelajaran menulis puisi.

Siklus 1
Pembelajaran pada siklus I dirasakan belum optimal,  baik   proses maupun  hasil, guru belum  maksimal  memberikan pemahaman kepada siswa tentang  langkah-langkah pembelajaran menulis puisi  melalui teknik  Eks-Kalam. Strategi strategi model Eks-kalam  belum diterapkan dengan baik karena guru kurang maksimal mengarahkan siswa sehingga siswa kurang respon.
Pada siklus I saat pembelajaran berlangsung siswa yang memiliki perhatian dengan kategori baik sebanyak 6 siswa (19%), siswa yang memiliki yang memilki perhatian dengan kategori sedang 14 siswa ( 43%), yang memilki perhatian dengan kategori kurang 12 siswa (38%).  Pada siklus I persentasi siswa yang tuntas belajar 78% (25 siswa) dan yang belum tuntas 22% ( 7 siswa).
Siklus 2
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan guru serta respon yang diberikan siswa, pada siklus II ini menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran menulis puisi sudah dilaksanakan dengan baik, karena guru dengan maksimal mengarahkan siswa secara bertahap pada setiap langkah Teknik Eks-Kalam sehingga siswa memberi respon yang positif.
Pada siklus II saat pembelajaran berlangsung siswa yang memiliki perhatian dengan kategori baik sebanyak 16 siswa (50 %), siswa yang memiliki yang memilki perhatian dengan kategori sedang 13 siswa ( 40 %), yang memilki perhatian dengan kategori kurang 3 siswa (9%).Pada siklus II persentasi siswa yang tuntas belajar 100 (32siswa) dan yang belum tuntas 0%. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran yang dilakukan pada siklus II sudah optimal baik dari segi proses maupun hasil.
SIMPULAN
            Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwaTeknik Eks-Kalam telah terbukti dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas VII-A SMPN 1 Pacitan baik proses maupun hasil.Peningkatan kemampuan dinyatakan dengan membandingkan nilai  menulis puisi siswa dari  analisis kondisi awal, dan hasil penelitian siklus I, dan siklus II.
 Berdasarkan simpulan tersebutdisarankan kepada guru bahasa Indonesia  untuk: (1) merancang rencana pembelajaran dengan menempatkan siswa sebagai pusat aktivitas pembelajaran, (2) memadukan tahapan menulis puisi dengan tahapan teknik Eks-Kalam dengan melibatkan proses kerja inderawi secara maksimal sehingga lebih menekankan  pada pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang dialami siswa sendirimenjadikan kegiatan menulis puisi menjadi  menyenangkan dan lebih bermakna  yang pada akhirnya kemampuan menulis puisi meningkat.
 Saran kepadapeneliti lain untukmenindaklanjutihasildantemuanpeneli-tianinidengancara: (1)memperluasjangkauanlatardansubjek, (2) memperdalam analisa menyangkut pola dan tahapan pembelajaran melalui teknik Eks-Kalam yang lain, (3) melakukan penelitian serupadalamkontekspembelajaranmenulis puisi.

CURICULUM VITAE
Nama               : Sri Utami
HP                    : 081335089742
Sekolah            : SMP Negeri 1 Pacitan
                          Jalan A. Yani 41
                          (0357-881073)




REFERENSI
Akhadiah.Subartidkk.1996. PembinaanKemampuanMenulisBahasa Indonesia.Jakarta :Airlangga.
Aminuddin, Aming.2004. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar
Baru Algesindo.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jogyakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. 2007a.  Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk SMP. Jakarta:
Dirjen Dikmenum. 

Kasnadi, Sutedjo.2008. Menulis Kreatif; Kiat Cepat Menulis Puisi dan Cerpen.   Yogyakarta: Nadi Pustaka.
Komaidi, Didik. 2011. Panduan Lengkap Menulis Kreatif Teori dan Praktik. Yogyakarta: Sabda Media.

Pradopo, Rachmat Djoko. 2010. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. Jogyakarta: Pustaka Pelajar.

Prasetyo, Arif Bagus.2008. Antologi Puisi Rumah Pasir. Malang: Dioma.

Rusyana, Rustiyah. 1988. Metode Pengajaran Bahasa. FKSS IKIP : Bandung.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.
Saodah. 2007. Majalah Sastra Horison edisi V. Hlm: 21.
Surahmat, Winarno.1985. Pengantar Penelitian Dasar Metode Teknik. Bandung: Tarsito.
Tarigan, Henri Guntur.1996. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tjahyono, Liberatus Tengsoe.1988. Sastra Indonesia;  Pengantar Teori dan    Apresiasi. Flores: Nusa Indah.
Tjahyono, Liberatus Tengsoe. 2006. Menembus Kabut Puisi. Malang: Dioma.
Wahyudi, Endro. 8 Februari, 2011. Melipat Gunung Membelah Bumi, Buletin Sastra Minggu Sore, halaman 12.
Waluyo, Herman J. 2008. Pengkajian dan Apresiasi Puisi. Salatiga: Widya Sari Pres.

0 Response to "Contoh Artikel Penelitian Judul Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui Teknik Eks-Kalam"

Post a Comment