Prosa nonfiksi
ialah karangan yang tidak berdasarkan rekaan atau khayalan pengarang, tetapi berisi
hal-hal yang berupa informasi faktual (kenyataan) atau berdasarkan pengamatan
pengarang.
Karangan ini
diungkapkan secara sistematis, kronologis, atau kilas balik dengan menggunakan
bahasa semiformal. Karangan ini berbentuk eksposisi, persuasi, deskripsi, atau
campuran. Prosa nonfiksi disebut juga karangan semiilmiah.
Yang termasuk
karangan semi ilmiah ialah : artikel, tajuk rencana, opini, feature, tips,
biografi, reportase, iklan, pidato, dan sebagainya.
a. Artikel
Artikel ialah
karangan yang berisi uraian atau pemaparan yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
(1) isi karangan bersumber pada fakta bukan sekadar realita
(2) bersifat faktual dengan mengungkapkan data-data yang diketahui pengarang
bukan yang sudah umum diketahui (realita)
(3) uraian tidak sepenuhnya merupakan hasil pemikiran pengarang, tapi
mengungkapakan fakta sesuai objek atau narasumbernya
(4) isi artikel dapat memaparkan hal apa saja seperti, pariwisata, kisah
perjalanan, profil tokoh, kisah pengalaman orang lain, satir, atau humor.
Contoh Artikel (1) Berisi Kisah Perjalanan:
Menapak Tanah Badui
Neda agungnya
paralun / neda panjangnya hampua / bisi nebuk sisikunya / bisi nincak
lorongananya /Aing dek nyaritakeun/ urang Badui ..... / (Mohon ampun sebesarnya
/ mohon maaf selalu / bila menyentuh intinya / bila menginjak larangannya /
Akan kuceritakan tentang orang Badui .....).
Dan, Judistira
Garna, sang antropolog dari UNPAD itu pun bercerita tentang kearifan orang
Badui, yang dalam kesederhanaan hidup mampu membendung gencarnya kedatangan
alam modern. Wawasan mereka yang dalam tentang kehidupan seakan memberikan
citra yang kebalikannya, bahwa masyarakat Badui adalah masyarakat terasing.
Penasaran karena
melihat begitu hormatnya Judistira yang merupakan pakar yang paling top dalam
Badui ini, sampai-sampai ia harus meminta maaf sebelum ia bercerita tentang
mereka, aku merasa ingin segera mengangkat ransel menuju Banten, Jawa Barat,
tempat suku yang begitu ketat menjaga tradisinya itu bermukim. Ajakan ringan
yang dilemparkan seorang sahabat pun segera kutanggapi serius. Dan segera,
berempat, kami berangkat ke sana.
Goyangan kereta api
Tanah Abang-Rangkas Bitung, gojlokan mobil colt tua yang berlari kencang,
membawa kami ke rumah Pak Sarkaya, penduduk Pasar Simpang, Desa Cibungur,
Kecamatan Lewi Damar, Rangkas Bitung. Pak Sarkaya terkenal sering main ke
daerah Badui. Sebetulnya ada tempat lain yang dapat mencapai daerah Badui lebih
cepat, seperti yang ditawarkan kenek-kenek mobil colt di Rangkas Bitung, tapi
kami tidak merasa terburu-buru.
Malam itu juga,
disertai doa dan titipan salam Pak Sarkaya untuk Jaya, anak kepala suku Cibeo,
kami bergerak perlahan menuju Cibeo, satu dari tiga perkampungan Badui Dalam.
Sebetulnya, empat jam berjalan sudah akan dapat membawa kami, para peloncong alam,
dari Ciboleger ke’pintu gaerbang’ pemukiman Suku Badui. Namun, prinsip
’menikmati alam’ yang kami anut membuat Ciboleger baru mulai kelihatan tujuh
jam kemudian.
Desa Keduketuk
adalah desa pertama yang kami jumpai, salah satu dari sekian banyak desa suku
Badui Luar yang ‘memagari’ tiga suku Badui Dalam. Hitam adalah kesan menyeluruh
penampilan orang-orang Badui Luar. Celana komprang hitam selutut, baju kampret
hitam lurik, dan ikat kepala berwarna biru tua dan hitam merupakan pakaian
sehari-hari khas mereka. Rokok yng mereka isap memperlihatkan sikap ‘menerima’
kemajuan zaman.
Setelah ngobrol
sedikit dengan warga desa ini, kami kembali melanjutkan perjalanan. Kurang
lebih lima buah bukit kami jejaki lewat jalan setapak yang kadang-kadang terjal
mendaki. Kelelahan selalu terobat oleh hijaunya alam yang indah dan keramah-tamahan warga
Badui Dalam yang sedang berada di huma (ladang) masing-masing Keasyikan kami
melangkah dikejutkan seorang gadis cilik yang nyelonong ngelewati kami. Lho,
dia ‘kan yang tadi nyelonong di Ciboleger bersama ayahnya sambil menunggu kayu
bakar siap? Ya, di belakangnya, sang ayah melangkah tenang memikul kayu bakar.
Mereka tersenyum ramah, tidak ada tanda-tanda mengejek kami yang sudah
kehabisan napas.
Begitu cepat mereka
menyusuri jalan mendaki dengan kaki terlanjang! Gelap turun. Si cilik dengan
ayahnya sudah lama menghilang. Hati-hati kami menapak bukit dengan bantuan
senter-senter kecil menerang jalan. Senda gurau warga Badui Dalam yang sedang
dalam perjalanan pulang dari humanya membuat kami tidak merasa sendirian atau
takut salah jalan.
Dengan ramah,
mereka memimpin jalan menuju perkampungan, santai melenggang tanpa penerangan.
Senter memang tabu bagi mereka. Tidak ada larangan bagi kami untuk tetap
menggunakannya, namun mereka pun tetap berpatokan pada bintang-bintang di
langit. Andai tak ada bintang? Sebatang lilin yang ditempatkan di batok kepala
cukuplah buat mereka. Jaya menyambut kami di perkampungan. Dipersilakannya kami
membersihkan diri dengan air dari dalam potongan-potongan bambu sepanjang
setengah meter, yang tampaknya memang ada di tiap teras rumah penduduk Cibeo.
Rumah-rumah
panggung beratap daun nira itu tidak berpaku sebuah pun. Hanya pasak-pasak yang
membuat rumah-rumah itu tegak berdiri. Ventilasi berupa jendela hanya di rumah
kepala suku, sedangkan rumah-rumah lain sudah cukup puas dengan membuat lobang-lobang kecil di dinding
yang terbuat dari gedek. Tidak ada kursi, meja, atau tempat tidur.
Pakaian pun cuma
di-buntel, ditaruh di tempat khusus di langit-langit rumah. Perlengkapan
memasak yang sangat tradisional diletakkan saja tanpa alas di lantai rumah yang
terbuat dari bambu. Dengan perlengkapan memasak yang tradisional itulah, mereka
ramah menyediakan diri memasak supermi yang kami bawa. Bersama kami menyantap
hidangan hangat itu. Tidak ada sendok, garpu, hanya daun yang dilipat membentuk
cengkok. Gelas juga cuma dari bambu. Bambu dan kayu memang merupakan bahan baku
utama hampir seluruh perkakas yang mereka gunakan.
Cerita-cerita yang
diungkapkan Jaya merupakan pelepas lelah bagi kami. Jaya, satu-satunya warga
Cibeo yang dapat berbahasa Indonesia, menjawab semua keingintahuan kami. Sunda
Wiwitan, begitulah mereka menyebut agama mereka. Dan dengan mengikuti
penanggalan mereka sendiri, mereka berpuasa selama kurang lebih tiga bulan
setiap tahunnya, mulai saat subuh belum lagi sempat menyapa, hingga saat
matahari sudah meringkuk di sudut bumi, setiap harinya. Jika masa panen
selesai, tokoh-tokoh masyarakat Badui Dalam menyambangi tampat arca Domas suci,
di hulu Sungai Ciujung.
Di sana, mereka
melaporkan apa-apa yang telah terjadi dalam setahun itu dan memohon berkah
untuk tahun mendatang. Kerja dan kerja. Itulah yang selalu mereka lakukan.
Itulah ibadah yang selalu mereka sucikan. Itulah yang mereka sebut ‘bertapa’.
Sebab dengan terus ‘bertapa’, dengan kata lain terus bekerja, mereka tidak lagi
punya waktu untuk menyimak iri, dengki, tamak, malas, atau perasaan dan
perbuatan jahat lainnya.
Sebuah perjalanan
tidak bisa dilakukan semau hati karena tidak ada kendaraan yang boleh
digunakan. Jaya pun hanya mengandalkan kekuatan kakinya selama empat hari
menyusuri rel kereta api menuju Jakarta. Juga, tidak setiap warga boleh
meninggalkan daerah Badui Dalam ini. Bahkan kepala suku mempunyai kewajiban
untuk tinggal saja di kampungnya.
Malam telah larut.
Di tengah damainya perkampungan suku Cibeo ini, kami tertidur. Dan ketika subuh
belum lagi pantas disebut, Jaya telah pergi ke huma bersama warga kampung lain.
Berladang tanpa cangkul, bajak, apalagi traktor. Begitu sederhananya,
sesederhana pakaian mereka yang hanya celana komprang plus baju kampret, serta
ikat kepala putih, yang membedakan mereka dari orang-orang Badui Luar.
Sementara ibu-ibu bertelanjang dada keluar menyapu halaman rumah mereka sambil menyusui
anak.
Matahari meninggi.
Kami pamit menuju Cikertawana dan Cikeusik, dua daerah perkampungan Badui Dalam
lain. Kembali kami melangkah kaki di jalan setapak yang membelah bukit-bukit
dan menyusuri sungai-sungai yang menawan.
Di Cikeusik kami
hanya mendapatkan seorang penduduk yang kemudian menjamu kami dengan pisang
besar yang dibakar begitu saja di bara api. Gula aren khas Badui menjadi
campuran susu yang kami buat, ditambah sajian buah asam kranji, sangat
menghibur hati kami yang kecewa karena sepinya kampung, ditinggal warganya
pergi ke huma.
Tak lama kami di
sana karena waktu sudah mengharuskan kami beranjak pulang. Dua hari berada di
tengah orang-orang Badui, cukup membuat kami mengerti rasa hormat yang tumbuh
di dalam hati Judistira Garna, karena kami pun merasakan hal yang sama. Di
balik sikap sederhana dan sorot mata yang lugu dan polos, ada ‘sesuatu’ yang
membuat mereka sanggup begitu kuat menggenggam tradisi mereka, ‘sesuatu’ yang
membuat jiwa terasa begitu damai di tengah-tengah mereka.
Larangan-larangan yang tidak
pernah dilanggar, dan tidak adanya keinginan untuk berontak, merupakan
hal yang terasa sulit dibayangkan. Namun dengan kesederhanaan mereka,
orang-orang Badui membuktikan sebuah kekuatan yang mampu mengekang emosi, dan
ini merupakan salah satu sifat arif dan bijak.
Badui adalah suku
yang jauh di pelosok hutan, namun rasanya banyak yang dapat dipelajari
manusia-manusia modern tentang arti sebuah pribadi yang tegar dan kokoh. Hanya
sebuah pikukuh (ketentuan mutlak) sederhana, yang telah tertanam dalam di nadi
orang-orang Badui, yang membuat mereka begitu mengagumkan:
Gunung jangan dilebur.
Lembah jangan dirusak.
Larangan jangan diubah.
(Ditulis oleh Nuria Widyasari)
Contoh Artikel (2) Berisi Info Kesehatan:
Tertawa Lancarkan Peredaran Darah
Ilmuwan dari
University of Maryland Center. Baltimore. Amerika Serikat (AS) berhasil
menunjukkan keterikatakan antara tawa dan kesehatan. Berdasarkan penelitan yang
dilakukannya, tawa terlihat dapat melancarkan peredaran darah.
“Tiga puluh menit
berolahraga sebanyak tiga kali dalam seminggu serta 15 menit tertawa lepas
semestinya dijadikan bagian dari gaya hidup sehat,” ujar Michael Miller dari
universitas tersebut. Tertawa, lanjut Miller, dapat membuat pembuluh darah
arteri menjadi tidak tegang. Sementara itu, aliran darah pun dibuatnya lebih
lancar.
“Kondisi ini
terlihat dari percobaan yang melibatkan 20 orang relawan,” ungkapnya. Kedua
puluh relawan d.elaskan Miller diajak menonton film komedi King Pin. Dengan
memakai ultrasonik, Miller mengukur aliran darah dan pembuluh darah arteri di
lengan para relawan, baik sebelum maupun sesudah menonton film tersebut. Hasil
pengindraan membuktikan pembuluh darah arteri 19 orang relawan menjadi rileks
dan aliran darahnya lebih lancar dari biasanya. Itu terjadi selama 30 hingga 45
menit setelah film usai ditonton.
Sementara itu,
kondisi sebaliknya terjadi saat relawan yang sama diajak menonton adegan
menegangkan dari film perang Saving Private Ryan. Dinding arteri para relawan
menjadi tegang hingga menghalangi aliran darah. Secara keseluruhan, aliran
darah turun 35 persen setelah menyaksikan adegan menegangkan dan meningkat 22
persen selama adegan yang memancing tawa. Dari penelitian itu, Miller
menyimpulkan tertawa dapat menyehatkan kondisi dinding pembuluh darah arteri.
Tertawa diyakini bisa mengurangi risiko terkena penyakit jantung. “Setidaknya,
tertawa jelas dapat memangkas dampak stres mental yang berbahaya bagi dinding
pembuluh darah,” imbuhnya.
Hasil penelitian
ini menurut Andrew Steptoe dari University College London, Inggris, sangat
logis. Dia mengatakan emosi yang positif tentu akan menimbulkan efek yang juga
positif. “Sekarang ini penelitian ilmiah yang mengungkapkan keterikatan antara
emosi positif dan kesehatan sedang mengalami peningkatan.“ Miller awal pekan
ini (7/3) mempresentasikan hasil penelitiannya di ajang pertemuan American
College of Cardologi yang berlangsung di Orlando, Florida. Ia berharap dapat
mengungkapkan lebih jauh bagaimana tawa dapat bermanfaat. “Kami tidak tahu
manfaat langsung dari tertawa. Demikian pula dengan dampak tidak langsung dari
pengurangan stres, “ ungkapnya. (Republika, 9 Maret 2005)
b. Tajuk Rencana
Tajuk rencana atau
editorial adalah karangan yang bersifat argumentatif yang ditulis oleh redaktur
media massa mengenai hal-hal yang faktual dan aktual (sedang terjadi atau
banyak dibicarakan orang). Isi tajuk merupakan pandangan atau tanggapan dari
penulisnya mengenai suatu permasalahan atau peristiwa. Tajuk rencana juga
diistilahkan dengan editorial.
Contoh Tajuk Rencana Yang Baik dan Benar Dengan Judul Komersialisasi
Pendidikan
Keluhan
bertubi-tubi datang. Orang tua mengadu tentang besarnya biaya sekolah negeri
dan swasta yang sama-sama “ganas” melakukan pungutan.
Istilah
komersialisasi pendidikan marak belakangan ini. Berbeda dengan tahun lalu,
keluhan komersialisasi tahun ini lebih masif. Unjuk rasa masyarakat
menggarisbawahi keluhan orang tua. Penegasan pemerintah, pungutan boleh
dilakukan asal terkendali dan tidak komersial, bisa kontraproduktif.
Penegasan itu
dianggap bukan pelarangan, tetapi pembenaran. Sekolah negeri, juga perguruan
tinggi negeri tidak kalah mahal dibandingkan swasta. Sebagai contoh, uang
penerimaan siswa baru SMA negeri di Jakarta Timur Rp 7.375.000, sementara di
SMA swasta di Jakarta pusat Rp 11.718.000. Bangku sekolah d.ualbelikan!
Keresahan orang tua
mengingatkan para pengambil keputusan. Meski Indonesia sudah merdeka lebih dari
60 tahun, belum pernah masalah pendidikan ditangani serius. Belum selesai soal
ujian, muncul soal buku, kurikulum, merosotnya mutu, dan seterusnya.
Memang setelah
reformasi dibanding era sebelumnya, ada langkah maju setapak. Dulu baru sebatas
penegasan pentingnya pendidikan (pengembangan SDM), sekarang penambahan alokasi
20 persen dari total anggaran nasional. Sampai tahun ini, baru terealisasi 8
persen. Pro dan kontra masih riuh, di antaranya daya dukung manajemen
Depdiknas.
Oleh karena itu,
tak perlu kaget ketika Jepang mengalokasikan anggaran pendidikan 100 kali lipat
dibanding Indonesia. Sebaliknya, harus kaget ketika Banglades, negara kecil dan
miskin, mengalokasikan anggaran 2,9 persen dari anggaran nasional mereka;
sementara Indonesia di era bersamaan hanya 1,4 persen.
Pendidikan adalah
tugas masyarakat dan pemerintah. Ketika praksis pendidikan tidak lagi dominan
sebagai kegiatan sosial tetapi bisnis, hukum dagang “ada rupa ada harga”
berkembang subur. Menyelenggarakan lembaga pendidikan serupa lembaga bisnis.
Memang dari sana pula lembaga pendidikan swasta berkembang.
Ketika pemerintah
juga melakukan praktik yang sama, timbul pertanyaan, negeri dan swasta kok
sama? Lembaga-lembaga sekolah negeri ikut “ganas” melakukan berbagai pungutan.
Parodi pendidikan hanya menghasilkan air mata memperoleh pembenaran.
Anggaran cukup
bukan segala-galanya. Ketersediaan anggaran baru memenuhi salah satu dari
sekian persyaratan praksis pendidikan. Namun, ketersediaan anggaran
mencerminkan seriusnya perhatian, keberanian memberikan prioritas, dan sesuatu
yang tidak selesai hanya jadi wacana berkepanjangan. (Sumber: Kompas, Jum’at
,13 Juli 2007)
c. Opini
Opini adalah
tulisan berisi pendapat, pikiran atau pendirian seseorang tentang sesuatu.
Opini termasuk bentuk prosa faktual karena meskipun masih bersifat pendapat
penulisnya, namun tetap dalam opini diungkapkan berbagai alasan yang dapat
menguatkan pendapat tersebut.
Contoh Opini Yang Baik dan Benar
Dampak Buruk Tayangan Televisi
Akhir-akhir ini,
kita sering melihat tayangan televisi yang mengandung pornografi, kekerasan,
dan mistik. Hal ini merisaukan para orang tua karena tayangan itu jelas tidak
baik bagi perkembangan mental anak-anak mereka. Hal tersebut berpotensi untuk
mendidik anak-anak menjadi penakut, suka kekerasan, dan menjadi dewasa sebelum
waktunya.
Apa yang bisa
dilakukan untuk menyelamatkan anak-anak dari pengaruh semacam ini? Sebenarnya
ada yang bisa dilakukan tanpa harus menyalahkan stasiun televisi. Pertama,
batasi jam anak menonton televisi.
Kedua, dampingi
mereka saat menonton televisi agar orang tua bisa menjelaskan dan menyaring
acara yang mereka tonton. Terakhir, berilah anak sarana hiburan yang lain
seperti buku agar mereka mengurangi konsumsi terhadap televisi.
Akhirnya, penulis
juga mengimbau pada pengelola stasiun televisi agar menempatkan acara berbau
seks, kekerasan, dan mistik pada jam-jam anak-anak jarang menonton, misalnya
pada jam anak sekolah, atau tengah malam pada saat anak-anak sudah tidur.
Ingat, televisi sedikit banyak adalah “guru” yang mudah memberikan pendidikan
pada anak-anak. (Ditulis oleh: Febriano Jody Ariawan dalam buku Komposisi
Karangan, Lahmudin Finoza)
d. Feature
Feature atau ficer
ialah sejenis artikel eksposisi yang memberikan tekanan aspek tertentu yang
dianggap menarik atau perlu ditonjolkan dari suatu objek atau peristiwa yang
memiliki daya tarik secara emosional, pribadi, atau bersifat humor. Isi feature
bukan berita yang aktual, tapi kejadian yang sudah berlalu.
Contoh Feature / Ficer Yang Baik Dan Benar
EMPING CONDET
Jika Anda kebetulan
makan emping, barangkali yang Anda makan itu emping condet. Dan jika pada suatu
kali Anda menelusuri jalan setapak yang lengang, sejuk, dan teduh di pelosok
Condet, telinga Anda pastilah akan mendengar bunyi ketukan bertalu-talu di
sepanjang jalan itu, bersahutsahutan dari rumah ke rumah.
Suara itu tak lain
dari suara penduduk yang sedang ngemping. Kalau Anda melongok sedikit, hampir
di depan setiap rumah terlihat emping yang sedang dijempur, diletakkan
di atas anyaman bambu di atas tanah.
Yang memegang
peranan utama dalam membuat emping adalah buah melinjo. Pohon melinjo banyak dijumpai di antara
rimbunnya pepohonan di Condet. Konon dahulu, jika buah melinjo sedang masak,
seluruh pohon kelihatan merah menyala. Daunnya yang h.au tidak tampak sama
sekali.
Apabila buah
melinjo diturunkan, hasilnya antara 50-80 liter. Tapi sekarang merosot sampai
20 liter saja dalam sekali musim, yang biasa dipanen 2 kali dalam setahun.
Lagipula sekarang tidak banyak pohon melinjo yang diizinkan berbuah karena
harus digunduli dan sekali dalam 5 hari pucuk-pucuk daunnya yang muda dipetik kemudian d.ual.
Pasti laris karena daun itu merupakan bahan utama untuk sayur asem. Sekeranjang
daun melinjo harganya antara Rp 300,- sampai Rp 700,- tergantung cuaca. Makin
panas suhu, makin tinggi harga daun melinjo.
Namun, konsumsi
sayur asem yang luar biasa ini telah sangat mengurangi produksi buah melinjo,
sedangkan ‘pabrik’ emping harus bekerja terus untuk mendatangkan income
sampingan bagi penduduk Condet. Apa akal? ‘Impor!’ sekitar 70 s.d. 80% buah
melinjo yang diemping di Condet sekarang ini adalah barang ‘impor’ dari Lenteng
Agung, Pondok Bambu, Serang, dan daerah lain di sekitar Jakarta.
Kendati demikian,
kesibukan memetik bauh melinjo masih merupakan acara tetap musiman di Condet.
Pagi-pagi sang bapak dibantu anak lelakinya akan menurunkan semua buah melinjo,
lalu meletakkannya di beranda atau di pakarangan rumah. Semua anggota keluarga
segera turun tangan memisahkan melinjo yang sudah masak betul dari yang belum
begitu masak yang segera dapat d.ual untuk campuran sayur asem.
Buah yang masak
yang segera dikupas kulitnya. Anak-anak tetangga yang berkerumun menonton
biasanya turut bantu mengupas. Untuk setiap liter melinjo bersih mereka dapat
upah Rp 20 dan seorang anak yang cekatan dapat menyelesaikan 5 liter dalam
waktu 2 jam. Lumayan.
Kulit melinjo yang
merah ini tidak pula dibuang begitu saja. Setelah direbus sebentar lalu
dikeringkan, dan siaplah kulit ini untuk dijadikan campuran sambal goreng, opor, lodeh atau pun
kalio. Bisa juga diiris panjang-panjang dan digoreng bersama ikan teri, dengan
cabai, atau tidak.
Jika buah melinjo
yang bersih sudah tersedia, pekerjaan membuat emping dapat dimulai. Untuk ini,
dibutuhkan sebuah tungku dengan kayu bakar dan sebuah kuali tanah, sedikit
pasir, sebuah landasan dari batu (untuk ini banyak digunakan ubin bekas dari
sisa bongkaran rumah zaman dulu, yang tebalnya sampai 5 cm dan panjang/lebarnya
60 cm), martil besi dan anyaman bambu untuk tempat menjemur. Memang mulai
banyak juga orang yang menggunakan kompor minyak tanah dan kuali baja atau
aluminium, tapi barang-barang ini masih dipandang sebelah mata oleh orang
Condet.
Nah, bila semua
sudah siap, buah melinjo digongseng bersama pasir, di dalam wajan yang
diletakkan di atas tungku yang apinya kecil. Ini dilakukan sebentar saja, 3-5
menit, tapi sementara itu buah mesti terus diaduk. Yang sudah mulai hangus
kulitnya segera diangkat, ditegakkan di atas sepotong papan kecil, dan ditokok
pelan dengan martil.
Kulitnya segera
pecah, lalu isinya diletakkan di atas landasan dan ditokok lagi dengan martil
sampai pipih. Setelah pipih, sudah kelihatan seperti emping. Karena masih
basah, emping ini dipindahkan ke anyaman bambu untuk d.emur. Mengangkat emping
basah dari landasan ke anyaman bambu memerlukan teknik tersendiri. Jika buah
melinjonya cukup tua dan menggongseng tepat, emping basah itu akan mudah
diangkat, seperti mengangkat kue dadar kecil dari wajan. Kalau salah satu atau
kedua persyaratan itu tidak terpenuhi, terpaksa digunakan sejenis alat, yaitu
sekeping kecil seng yang digunakan seperti pisau khusus untuk menyayat emping
basah itu dari landasan batu.
Sementara itu, buah
melinjo terus dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam kuali, dan yang sudah
masak langsung dikeluarkan, dikupas, dan dipipihkan.
Biasanya satu tim
pembuat emping terdiri atas seorang ibu dengan dua anak gadisnya. Mereka
bertiga dapat menyelesaikan 10 liter melinjo dalam waktu 7 jam, mulai dari
pukul 8 pagi sampai pukul 3 sore, diselang-seling tugas-tugas lain seperti
memasak, mencuci, dan sebagainya. Apabila yang mereka kerjakan bukan melinjo
hasil kebon sendiri, artinya apabila yang mereka mengambil upahan membuat
emping, untuk mengerjakan 10 liter melinjo mereka memperoleh Rp 600.
Emping yang
dihasilkan dari 10 liter melinjo itu adalah sekitar 4 kg, kering. Kalau harga
jual borongan emping sekitar Rp 1150 per kilogram, dapat Anda perhitungkan
sendiri mana yang lebih menguntungkan antara mengizinkan pohon melinjo berbuah
atau menjual pucuknya untuk konsumsi sayur asem. Orang Condet melakukan
keduanya. Emping ‘satu melinjo’ jarang dibuat di Condet, kecuali atas pesanan.
Yang banyak dibuat
adalah emping ‘multimelinjo’ yang ukurannya besar-besar. Ada emping 8 melinjo, 12 melinjo (yang paling
banyak dibuat), bahkan ada yang 30 melinjo, yaitu emping besar yang garis
tengahnya mencapai 25 cm dan banyak d.umpai di restoran-restoran besar. Untuk
emping ukuran besar ini, ada cara pembuatan tertentu. Mula-mula dibuat dulu
bentuk bulan sabit, kemudian setengah lingkaran, baru sesudahnya lingkaran
penuh yang rapi. Melihat proses ini, tidak dapat tidak timbul ide, dapatkan misalnya
emping dirancang bentuknya menurut pesanan?
Untuk merayakan
ulang tahun anak Anda barangkali Anda ingin emping berbentuk Tongki Bebek? Atau
bintang? Belum pernah dicoba, memang. Anda mau pesan? (Ditulis oleh: Ismail
Marahimin dalam buku Menulis Secara Populer)
e. Biografi
Biografi adalah
kisah atau riwayat kehidupan seorang tokoh yang ditulis oleh orang lain.
Biografi ditulis dengan berbagai tujuan. Salah satunya untuk memberikan
informasi bagi pembaca tentang latar belakang kehidupan seorang tokoh dari
sejak kecil hingga mencapai karir di kehidupannya kemudian. Jika tokoh itu
sendiri yang menulisnya disebut otobiografi. Biografi termasuk prosa naratif
ekspositoris atau prosa faktual yang mengungkapkan fakta-fakta nyata.
Contoh Penggalan Biografi Yang Baik dan Benar
SEKELEBAT RIWAYAT RAMADHAN K.H.
Ia suka dipanggil
Tutun oleh keluarganya, dan disapa Atun oleh teman-teman dekatnya. Ia sendiri
biasa menuliskan namanya, Ramadhan K.H. semacam kependekan dari Ramadhan
Kartahadimadja. Lahir di Bandung, 16 Maret 1927, Ramadhan adalah anak ke tujuh
dari sepuluh bersaudara.
Ayahnya Rd. Edjeh
Kartahadimadja, adalah seorang patih pada masa kekuasaan Hindia Belanda.
Ramadhan lahir dari pernikahan Rd. Kartahadimadja dengan istri ketiganya,
Sadiah.
Masa kecil Ramadhan
dilewatkan di Cianjur, sebuah kota yang dipeluk hawa sejuk, tanah kelahiran
pengarang ternama Utuy Tatang Sontani (1918-1978).
Dunia Ramadhan
serupa bianglala: Ia mengubah puisi dan mengarang novel serta cerita pendek ;
ia pernah bekerja sebagai wartawan, mengasuh ruangan kebudayaan, dan hingga
kini menjadi penulis lepas; ia menerjemahkan karya-karya sastra mancanegara dan
turut aktif membangun jembatan budaya yang menghubungkan Indonesia dengan
negeri-negeri asing; ia menyunting sejumlah buku dan pernah turut mengelola
lembaga penerbitan; ia pernah ikut aktif dalam pengelolaan organisasi kesenian;
ia pun belakangan terkenal sebagai penulis biografi tokoh-tokoh terkemuka
Indonesia. Tak diragukan lagi, Ramadhan K.H. menduduki tempat terpandang di
jajaran penulis Indonesia. (Dikutip dari buku: Ramadhan K.H. Tiga Perempat
Abad)
f. Tips
Tips ialah karangan
yang berisi uraian tentang tata cara atau langkah-langkah operasional dalam melakukan atau membuat
sesuatu. Disajikan dengan ringan, sederhana, dan bahasa yang populer. Karangan
ini termasuk jenis artikel ekspositoris.
Contoh Karangan Tentang Tips Yang Baik dan Benar
Beberapa Cara Membasmi Ketombe
Ketombe memang amat
menjengkelkan, tidak hanya bagi wanita, tapi juga bagi pria. Apabila rambut
dihinggapi ketombe, kulit kepala terasa gatal yang luar biasa, terutama bila
terkena sinar matahari.
Bila Anda terkena
penyakit ini, dan belum menemukan obat yang mujarab, di sini dapat Anda temukan
beberapa cara yang mudah untuk mengatasinya. Cobalah salah satu cara berikut,
yang menurut Anda paling sesuai dan paling mudah untuk Anda lakukan.
Cara pertama adalah
dengan menggunakan daun kikim (istilah Sunda: daun antahan). Petiklah kira-kira
25 lembar daun kikim ini, tumbuk sampai halus, kemudian sedu dengan 1 liter air
panas. Setelah airnya menjadi hangat-hangat kuku, pakailah untuk membahasi
rambut Anda sampai rata. Biarkan selama kurang lebih 5 menit, kemudian
keramaslah rambut Anda seperti biasa. Ulangi ini sampai tiga kali selama
seminggu, dan ketombe yang senantiasa menganggu akan lenyap, tanpa Anda harus
mengeluarkan biaya yang besar.
Jika Anda mengalami
kesukaran mendapatkan daun kikim, cobalah buah mengkudu. Cara ini pun cukup
mudah. Sediakan 2 atau 3 buah mengkudu, bubuhi air setengah gelas, dan
remas-remas. Setelah lumat saring untuk mengambil airnya. Pakailah air perasan
buah ini untuk keramas. Biarkan selama 5 menit, cucilah rambut Anda seperti
biasa. Untuk menghilangkan baunya yang kurang sedap, pakailah shampoo seperti
biasa.
Air rendaman daun
kangkung yang masih muda pun dapat menghilangkan ketombe. Caranya cukup
sederhana. Sediakan daun kangkung yang masih muda sebanyak kira-kira 20
tangkai. Sebaiknya petiklah sendiri di tempatnya agar getah yang dihasilkan
lebih banyak.
Cincang-cincanglah
daun kangkung itu. Kemudian rendam di dalam sebaskom air. Setelah selama satu
malam, air rendaman itu akan berwarna kebiru-biruan. Pakailah air ini untuk
keramas setiap hari. Kepala yang berketombe berat akan terasa pedih bila
dikeramas dengan air rendaman kangkung ini, dan makin sering keramas akan makin
berkurang pedih maupun gatalnya sehingga akhirnya akan hilang sama sekali.
Untuk mencegah agar jangan sampai berketombe lagi, keramasilah rambut Anda
dengan air rendaman kangkung seperti ini seminggu sekali secara rutin.
Setiap kali
keramas, air rendaman kangkung harus baru. Resep ini hanya untuk satu kali
pakai. Dan jangan pula lupa bahwa setiap selesai keramas dengan air rendaman
kangkung ini Anda harus mencuci rambut dengan air sampai bersih. Boleh juga
Anda gunakan shampoo seperti biasanya. Selamat mencoba, semoga Anda terbebas
dari ketombe yang menjengkelkan. (Ditulis oleh Yulia Ain Sani dalam “Menulis
Secara Populer” oleh Ismail Marahimin, 2001)
g. Reportase
Reportase ialah
karangan yang berupa hasil laporan dari liputan suatu peristiwa atau kejadian
yang sedang berlangsung atau belum lama berlangsung untuk keperluan berita di
media massa. Bersifat informasi aktual. Contoh reportase, yaitu berita langsung
tentang kejadian bencana alam gempa jogja, atau janjir di Jakarta.
h. Jurnalisme Baru (New Journalism)
Jurnalisme Baru
(new journalism) ialah semacam berita yang dituliskan ke dalam bentuk novel
atau cerita pendek. Karena berbentuk cerita, unsur-unsur pembangun sebuah
cerita seperti, alur, tokoh-tokoh, latar, dan konflik, dipenuhi meskipun isinya merupakan fakta atau
kejadian yang sebenarnya.
Isi jurnalisme baru
merupakan hal-hal kejadian luar biasa yang menghebohkan atau menggemparkan
seperti kejahatan sadis, peperangan, dan musibah besar yang menarik perhatian
masyarakat atau dunia. Dalam jurnalisme baru, diungkapkan hal-hal dari
peristiwa tersebut yang belum terungkap ialah pemberitaan media massa, seperti
latar belakang, motif, tujuan, jalan pikiran, dan sebagainya.
Oleh sebab itu,
penulis jurnalisme baru harus berusaha mengumpulkan sebanyak-banyaknya data dari
narasumber, tokoh yang terlibat atau para saksi dari kejadian yang akan diungkapkan.
Contoh tulisan jurnalisme baru, yaitu perang Vietnam, Perlharbour, In Cold
Blood (peristiwa pembunuhan sadis–berdarah dingin–terhadap empat keluarga
petani di Kansas Amerika Serikat), atau kisah Kusni Kasdut, penjahat besar di
era tahun 60-an di Indonesia, dan sebagainya.
i. Iklan
Iklan ialah
informasi yang disajikan lewat media massa, buletin atau surat edaran yang
bertujuan untuk memberitahukan atau mempromosikan suatu barang atau jasa kepada
khalayak untuk kepentingan bisnis, pengumuman, atau pelayanan publik. Iklan
terdiri atas iklan keluarga, undangan, pengumuman, penerangan, niaga, lowongan
pekerjaan, dan sebagainya.
Ciri-Ciri dan Contoh Iklan Yang Baik dan Benar
Ciri-ciri bahasa
iklan:
(1) Kalimatnya
singkat; hanya menonjolkan bagian-bagian yang dipentingkan,
(2) Uraian bersifat
informatif dan persuasif,
(3) Menggunakan
kata-kata yang terpilih dan menarik perhatian orang untuk mengetahui, mencoba,
atau ingin memiliki,
Contoh iklan:
OTELO MOTOR
Cicilan Mulai 333
Rb dapat Otelo Motor Proses Mudah & Cepat
READY STOCK SEMUA
TYPE
AW MAKMUR SEJATI
Sales - Sevice -
Spare Part
Jl. Kayu Gede 1
Serpong
Tangerang - Banten
Telp. (021) 918 643
92
Contoh Iklan Berbentuk Karangan Yang Baik Dan Benar
Si Mungil dengan Suara Maksi
Punya ruangan
hiburan ala bioskop di rumah memang menyenangkan, meskipun Anda harus merogoh
kocek agak dalam kerenanya. Tapi jika dananya pas-pasan, mungkin Anda bisa
menyiasatinya dengan membeli seperangkat Mini HiFi.
Untuk kita yang
hanya punya dana pas-pasan dan ruangan rumah yang terbatas. Mini HiFi bisa jadi
pilihan. Selain kisaran harganya cukup terjangkau, satu set Mini HiFi biasanya
sudah dilengkapi dengan berbagai fitur, seperti player yang mampu membaca
format DVD, CD-R/CD-RW, VCD, Divx, MP3 dan USB Connection serta speaker.
Selain all-in-one,
perangkat ini juga mampu menghadirkan kualitas suara cukup baik karena memiliki
sistem two-way speaker yang mampu memainkan suara berfrekuensi tinggi dan
rendah secara terpisah. Beragam fitur telah dihadirkan dalam perangkat Mini
HiFi, seperti produk Mini HiFi keluaran Samsung, yaitu seri MM-DX7T dan
MAXDX75T yang mampu membaca format DVD, Divx, MP3-CD, WMA, CD-R/CD-RW.
Kedua produk mampu
menghadirkan kualitas suara mengagumkan dengan Dual Woofer to Boos Bass Sound,
total RMS 200 W dan 2200W PMPO serta koneksitas yang lengkap seperti TV
Connection via HDMI out, USB Host with movie playback.
Model terbaru Mini
HiFi Samsung ini telah dilengkapi pula dengan High Definition Multimedia
Interface (HDMI) out put berupa seutas kabel yang berfungsi sebagai alat
transmisi digital yang dapat menghantarkan gambar dengan langsung ditancapkan
pada televisi. Desain yang elegan dengan balutan warna hitam berkilau dan
lekukan yang manis pada tiap sudut menjadikan Mini HiFi Samsung ini sangat
cocok apabila dipadupadankan dengan produk TV LCD atau film fit dari Samsung.
Nah, selamat menikmati tayangan film favorit berkualitas bersama keluarga
tercinta tanpa harus merogoh kocek dalam-dalam dengan Mini HiFi Samsung MMDX7T
dan MAX- DX75T.
j. Pidato atau khotbah.
Bagian-Bagian dan Contoh Pidato Yang Baik dan Benar
Pidato ialah
aktivitas mengungkapkan pikiran, ide, gagasan secara lisan dalam bentuk
rangkaian kata-kata atau kalimat kepada orang banyak dengan tujuan tertentu.
Pidato biasanya
dilakukan dalam acara-acara resmi, seremonial, dan pertemuan-pertemuan ilmiah. Pidato merupakan
bentuk komunikasi satu arah karena terdiri atas pemberi pidato satu orang dan
orang banyak sebagai pendengar.
Bahasa dan isi
pidato disesuaikan dengan pendengar (audience) berdasarkan, tingkat pemikiran
atau pendidikan, usia, dan topik pembicaraan. Bagian-bagian pidato ialah
seperti berikut:
1. Bagian pembukaan
berisi:
(1) salam pembuka
(2) ungkapan sapaan
(3) puji syukur
kepada Tuhan
(4) penegasan
konteks pertemuan atau acara
2. Bagian isi
berisi uraian pidato sesuai dengan yang telah direncanakan atau ingin
disampaikan.
3. Penutup pidato,
berisi:
(1) kesimpulan isi
pidato
(2) harapan-harapan
atau himbauan
(3) ucapan terima
kasih dan permohonan maaf
(4) salam penutup
Beberapa hal
berikut harus diperhatikan dalam menyimak pidato:
1. Simaklah isi pidato
dengan saksama dari awal hingga akhir.
2. Pahami gagasan,
pendapat, atau pesan yang disampaikan dalam pidato.
3. Ingatlah atau
catatlah hal-hal penting yang terdapat dalam uraian pidato dan beri komentar.
Contoh Pidato:
MEMASUKI ABAD
TEKNOLOGI, INFORMASI, DAN GLOBALISASI
Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh.
Selamat pagi dan
salam sejahtera bagi kita semua.
Yth. Bapak/Ibu
Kepala Sekolah
Bapak/Ibu Guru yang
saya hormati dan rekan-rekan pelajar yang saya banggakan.
Pertama-tama saya
ucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk
menyampaikan pidato saya dengan tema: memasuki abad teknologi, informasi, dan
globalisasi.
Indonesia kini
telah memasuki abad baru, yaitu abad teknologi, informasi, dan globalisasi.
Dalam masa ini, hanya negara-negara yang memiliki sumber daya manusia (SDM)
berkualitas, memiliki daya saing yang tinggi, serta memiliki jati diri yang
kuat yang dapat bertahan hidup dan memenangkan persaingan di arena percaturan
global.
Dengan memasuki
abad baru, hampir seluruh arus barang, jasa, informasi, manusia, dan bahkan
adat budaya akan makin bebas keluar masuk ke suatu negara. Dampak positif
globalisasi membawa kemajuan yang pesat bagi kehidupan dan pembangunan, namun
dampak negatifnya akan berpengaruh terhadap nilai-nilai peradaban dan budaya
bangsa.
Kita sebagai
pelajar harus mengembangkan sikap disiplin dan etos kerja yang tinggi,
membiasakan dan membina sikap yang teguh, tegar, dan tangguh penuh kreativitas
dan dinamis, dalam berbagai macam kesulitan dan ujian serta tantangan
kehidupan.
Selain itu, kita
juga harus berkomitmen tinggi, jujur, inovatif, dan mandiri. Berkomitmen tinggi
artinya kita harus memfokuskan kepada tugas yang kita kerjakan dan berupaya
untuk memperoleh hasil yang maksimal. Jujur, yaitu kita harus jujur dalam
mengerjakan pekerjaan kita, tidak melakukan hal-hal negatif yang berhubungan
dengan pekerjaan kita, dan tidak melakukan kecurangan. Mandiri, yaitu kita
harus mengerjakan tugas kita sendiri tanpa meminta orang lain untuk
mengerjakannya.
Simpulannya bahwa
dalam memasuki era teknologi, informasi dan globalisasi, kita harus
meningkatkan sumber daya manusia yang kita miliki untuk siap bersaing. Kita
juga harus menyiapkan mental, sikap dan semangat untuk meraih prestasi setinggi-tingginya
baik dalam menuntut ilmu maupun bekerja serta senantiasa menghindari
pengaruh-pengaruh
negatif
globalisasi.
Hadirin yang
berbahagia,
Karena itu, melalui
pidato ini saya mengajak rekan-rekan pelajar sebagai generasi muda penerus bangsa
untuk mampu memelihara kepribadian dan jati diri bangsa, serta menjaga dan
mengembangkan nilai-nilai budaya nasional dalam cara yang benar dan positif.
Akhir kata, saya
mengucapkan terima kasih yang tulus kepada Bapak/Ibu serta rekan-rekan pelajar
yang telah mendengarkan pidato saya. Mohon maaf bila dalam penyampaian pidato
ini terdapat kekeliruan dan kesalahan perkataan.
Wassalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh.
(Sumber Tugas Siswa
SMK N 44, dengan sedikit tambahan)
0 Response to "Definisi Prosa Nonfiksi Dan Yang Termasuk Karangan Semi Ilmiah"
Post a Comment