Pengertian Tenper Tantrum / Ungkapan Kemarahan Anak Usia Dini

Tenper tantrum adalah ungkapan kemarahan anak yang disertai dengan tindakan negative atau destruktif. Temper tantrum terjadi karena anak belum memahami cara yang tepat untuk mengekspresikan emosi atau mengendalikan diri. Tantrum pada anak dapat menguji batasan apakah pendidik menyatakan atau menerapkan sesuatu secara sungguh-sungguh. Anak akan melihat reaksi atau respon pendidik saat menghadapi tantrum.

Di satu sisi, tantrum dapat memungkinkan anak untuk menyatakan kemandiriannya, mengekspresikan individualitasnya, menyuarakan pendapatnya, melepaskan kemarahan/frustasi, melepaskan energi atau emosi yang tertahan dan sebagainya. Di sisi lain, anak perlu dibimbing untuk dapat mengekspresikan kemarahannya dengan cara yang dapat diterima oleh lingkungan.

Penyebab tantrum antara lain sebagai berikut:

·       frustasi;
·       kelelahan;
·       lapar;
·       sakit;
·       kemarahan;
·       kecemburuan;
·       perubahan dalam rutinitas;
·       tekanan di rumah (misalnya akibat ketidakharmonisan orang tua, pindah rumah, kematian, sakit atau masalah keuangan);
·       tekanan di sekolah; dan
·       rasa tidak nyaman.

Dalam penanganan tantrum, pendidik tidak diharapkan untuk menetapkan harapan yang tinggi pada anak sebagaimana standar orang dewasa. Pendidik tidak menafsirkan kemampuan berbicara anak sebagai ketrampilan menalarnya. Hal ini dikarenakan terkadang anak mampu mengatakan hal-hal yang sebenarnya tidak mereka pahami. Langkah-langkah untuk meminimalkan munculnya temper tantrum pada anak :

(1)  mengenali pola tantrum pada anak.
(2)  Memberikan kegiatan yang menyenangkan dan positif bagi anak serta dan pujian/hadiah untuk usaha anak;
(3)  memberi label emosi pada anak;
(4)  mengajarkan kontrol diri :
(5)  mengajarkan relaksasi;
(6)  menentukan batasan yang wajar untuk anak.

Respon pendidik saat anak tantrum :

(1)  memastikan keamanan untuk anak;
(2)  bersikap tenang dalam menghadapi tantrum:
(3)  mengabaikan tantrum jika itu dimaksudkan untuk mencari perhatian;
(4)  membendung kekacauan;
(5)  memaafkan dan melupakan.

Borden menjelaskan, bahwa di usia pra sekolah (5-6 tahun), karakteristik perkembangan emosi anak antara lain adalah sebagai berikut:

1.   Memiliki keinginan untuk menyenangkan hati teman
2.   Sudah lebih mampu mengikuti aturan
3.   Sudah lebih mandiri di satu sisi, namun juga menunjukkan ketergantungan di sisi lain
4.   Sudah lebih mampu membaca situasi
5.   Mulai mampu menahan tangis dan kekecewaan
6.   Mulai sabar menunggu giliran
7.   Menunjukkan kasih sayang terhadap saudara maupun teman
8.   Menaruh minat pada kegiatan orang dewasa

0 Response to "Pengertian Tenper Tantrum / Ungkapan Kemarahan Anak Usia Dini"

Post a Comment