Emosi
diperlukan anak dalam kehidupan sehari-hari, bahkan emosi semacam marah dan
takut sekalipun. Saat anak mendapatkan kesempatan untuk mengekspresikan emosi,
anak mendapatkan pengalaman dan bisa merasakan kesenangan dalam kehidupan
sehari-hari. Emosi juga mempersiapkan tubuh anak untuk melakukan suatu
aktivitas.
Semakin
intens emosi yang terjadi, maka terjadi ketidakseimbangan dalam tubuh sehingga
hal ini dapat mendorong tubuh untuk mempersiapkan tindakan tertentu. Jika
persiapan tersebut tidak dibutuhkan, maka akan membuat anak gugup ataupun
cemas. Emosi memberikan kekuatan tanda pada social tentang perasaan seseorang.
Anak
memberikan tanda ini melalui berbagai ekspresi wajah yang dapat
mengkomunikasikan perasaan mereka. Dengan demikian hal itu dapat membantu anak
beradaptasi dengan lingkungan, menyebabkan terjadinya physiological arousal,
dan memotivasi terjadinya perilaku.
m.
Emosi sebagai Bentuk Komunikasi
Emosi
merupakan bentuk dari komunikasi, dimana anak mengekspresikan emosi dengan
menunjukkan perubahan pada ekspresi wajah dan perubahan tubuhnya. Anak juga
mengkomunikasikan perasaannya pada orang lain dan berusaha menginterpretasi
perasaan orang lain terhadap dirinya. Emosi dapat mewarnai kehidupan anak. Cara
anak memandang perannya dan posisinya di lingkungan sosial dalam kehidupan
sehari-hari, dipengaruhi oleh kondisi emosi mereka, apakah senang, ingin tahu,
malu, takut, agresif, dan sebagainya.
n.
Karakteristik Perkembangan Emosi Anak
Berikut
ini adalah karakteristik emosi pada anak usia dini:
1.
Emosi
anak berlangsung singkat
2.
Emosi
anak bersifat intense
3.
Emosi
anak bersifat temporer
4.
Emosi
anak muncul cukup sering
5.
Respon
emosi anak bermacam-macam
6.
Emosi
anak dapat dideteksi dengan melihat gejala perilakunya
7.
Kekuatan
emosi anak dapat berubah
8.
Ekspresi
emosi anak dapat berubah
Menurut
Piaget, anak yang berada pada tahap perkembangan kognitif pra operasional (2-7
tahun) ditandai dengan egosentrisme yang kuat, gagasan imajinatif, bertindak
berdasarkan pemikiran intuitif atau tidak berdasarkan pemikiran yang rasional.
Kroh menyatakan bahwa emosi anak usia 4-5 tahun berada pada masa kegoncangan
atau biasa disebut sebagai trotz period.
Pada
masa ini muncul gejala ‘kenakalan’ yang umum terjadi pada anak, dimana anak
menunjukkan sikap menentang pada kehendak orang tua, kadang menggunakan
kata-kata kasar, dengan sengaja melanggar hal yang dilarang dan sebagainya.
Pada usia ini, anak juga tekadang mengalami temper tantrum yaitu letupan
kemarahan atau mengamuk.
Bentuk
perilaku misalnya dengan menangis, menjerit, melempar barang, membuat tubuhnya
kaku, memukul, berguling atau tidak mau beranjak ke tempat lain. Temper berarti
suatu gaya, sikap atau perilaku yang menunjukkan kemarahan. Tantrum adalah
suatu ledakan emosi yang kuat, disertai rasa marah, serangan yang bersifat
agresif, menangis, menjerit, melempar, berguling atau menghentakan kaki.
0 Response to "Manfaat dan Fungsi Emosi Bagi Anak "
Post a Comment