Anak-anak
melihat model ditelevisi/ film dan contoh yang hidup. Sebelum ulang tahun yang
kdeua, anak-anak meniru contoh di televisitidak sesering mecontoh orang dewasa
yang hidup, tetapi pada saat menjelang usia 3 tahun mereka sama seringnya
meniru kedua contoh tersebut.
Penemuan
ini menunjukkan bahwa anak mudah meniru sebagian besar perilaku dan mereka
mendapatkan keterangan yang diberikan di televise pada usia muda. Dari hasil
penelitian para ahli, terdapat beberapa hipotesismengenai faktor-faktor yang
menentukan dalam imitasi, yaitu:
(1).
Pengaruh Ketidakpastian
Salah
satu pengaruh yang mungkin dalam meniru selama 2 tahun pertama adalah
ketidakpastian anak mengenai kemampuannya dalam menjalankan suatu tindakan yang
telah disaksikannya. Pengamatan anak-anak menunjukkan bahwa mereka mungkin
meniru perilaku yang sedang dalam proses pemahaman mereka. Mereka tampaknya
kurang suka meniru tindakan yang telah dikuasainya dan yang terlalu kompleks,
sehingga mereka merasa tidak mampu mencobanya.
Contoh
untuk ini adalah :
Seorang
wanita yang mengangkat telepon, merupakan contoh menarik bagi anak berusia 15
bulan, tetapi bukan untuk anak yang berusia 6 atau 36 bulan, yaitu usia dimana
kemampuan motorik untuk mengangkat sebuah telepon mainan telah ada. Jadi, anak
usia 15 bulan merasa kurang pasti akan kemampuannya melakukan tiap tanggapan,
tetapi anak yang berusia 6 bulan tidak berharap untuk melakukannya, dan yang
berusia 36 bulan (3 tahun) merasa pasti dapat melakukannya.
Jika
seorang anak dalam tahun kedua merasa tidak pasti akan kemampuannya untuk
melakukan suatu tindakan yang disaksikannya, maka mereka akan menunjukkan
tandatanda tertekan, misalnya berhenti bermain, protes dan bergantung pada
ibunya, bahkan menangis. Reaksi tertekan ini tidak akan terjadi bila tindakan
yang diperlihatkan mudah ditiru atau jauh di bawah kemampuan anak tersebut.
(2).
Meniru untuk memajukan interaksi sosial
Jika
seorang bayi meniru orang tuanya, maka orang tuanya sering tersenyum, dan
berseru betapa pandai dan cerdas bayinya, dan sebaliknya meniru sang bayi.
Tangggapan orang tua dapat memperkuat perilaku meniru seorang bayi.
Penguatan
social semacam itu meningkatkan kecenderungan umum bayi untuk meniru dan juga
mempengaruhi perilaku yang dipilih bayi untuk ditiru. Anak-anak lebih mungkin
meniru suatu tindakan yang telah disetujui, misalnya makan dengan sendok,
disbanding suatu tanggapan yang tidak diperhatikan misalkan memukul 2 garpu
secara serentak.
(3)
Meniru untuk mempertinggi kemiripan terhadap yang lain
Dasar
ketiga untuk meniru, timbul pada saat anak memasuki tahun ketigadan mulai lebih
meniru orang-orang tertentu disbanding dengan tindakan-tindakan tertentu. Pada
ulang tahun kedua, kebanyakan anak sadar bahwa mereka mempunyai kualitas yang
membuat mereka lebih mirip ke beberapa orang tertentu di banding ke yang lain (
misalnya seorang anak laki-laki mengenali dirinya dan ayahnya mempunyai
cirri-ciri anatomis yang sama).
Pengenalan
kemiripan dengan ayahnya dan laki-laki lain, menyebabkan anak itu mengambil
kesimplan bahwa ia termasuk suatu kategori yang sama dengan laki-laki lain. Hal
serupa terjadi pada anak gadis yang berkesimpulan bahwa mereka termasuk
kategori yang sama dengan wanita lain. Pengetahuan ini membangkitkan usaha
setiap anak yang aktif dalam mencari kemiripan tambahan dengan orang lain,
sebagai usaha menegeskan kedalam jenis kategori apa mereka termasuk. Mereka
melakukan hal ini dengan meniru tindakan orang-orang tersebut.
(4).
Timbulnya emosi sebagai dasar dari meniru
Anak-anak
akan meniru orang tuanya lebih sering dibading meniru orang lain. Salah satu
alasan mungkin disebabkan orang tua merupakan sumber timbulnya emosi yang lebih
berkesinambungan, baik yang menyenangkan maupun yang tidak dibandingkan dengan
kebanyakan orang lain.
Orang-orang
yang mempunyai kekuasaan untuk menimbulkan emosi anak, apakah itu kegembiraan,
ketidakpastian, kekuatan atau kemarahan, menerima perhatian anak, dan sebagai
hasilnya anak itu mempelajari tindakan mereka secara lebih mendalam
dibandingkan dengan orang yang kurang menarik perhatiannya.
Proses
tanpa terjadi di antara anak-anak yang bermain bersama. Jika pasangan anak-anak
usia 2 tahun yang tidak saling kenal bermain bersama. Seringkali terjadi anak
yang pasif dan pendiam meniru anak yang labih dominant dengan waspada. Jika
anak yang dominant melakukan suatu tindakan yang berada dalam batas kemampuan
anak ayang pasif ( misalnya meloncat dari meja) maka anak yang pasif suka
meniru tindakan tersebut dalam beberapa menit berikutnya.
(5)
Meniru untuk mencapai tujuan
Meniru
dapat merupakan suatu usaha hati nurani seseorang untuk mencapaiu kesengan,
kekuasaan, milik, atau sejumlah tujuan lain yang diinginkan. Sebagai contoh,
seorang anak mencoba membangun rumah dengan balok kayu, akan mengamati secara
seksama anak atau orang lain yang membangun struktur serupa untuk kemudian
menirunya.
Anak
usia 3 tahun akan meniru perilaku yang menganggu dari anak lain, karena dengan
perilaku tersebut ia berhasil mendapatkan mainan yang dinginkannya dari anak
lain. Dasar dari meniru ini khususnya timbul setelah tahun ke dua. Kini tepat
untuk mengatakan bahwa anak-anak “mempunyai motivasi untuk meniru orang lain”,
karena mereka mempunyai gagasan dalam mencapai suatu tujuan melalui tindakan
meniru.
0 Response to "Faktor-Faktor Yang Menentukan Dalam Imitasi Anak"
Post a Comment