Batasan Keterampilan Motorik Halus

Keterampilan motorik halus (fine motor skills) merupakan gerakan yang dilakukan hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tidak memerlukan tenaga tetapi membutuhkan koordinasi yang cermat seperti koordinasi mata, tangan dan telinga. Kontrol motorik halus pada tahap yang paling awal masih berupa genggaman yang bersifat refleks.

Gerakan ini kemudian akan menjadi lebih terkoordinasi dan lebih baik seiring dengan meningkatnya usia dan pengalaman. Pada umumnya, anak akan menunjukkan kemajuan perilaku kontrol motorik halus sederhana pada usia 4-6 tahun, kemudian akan semakin meningkat pada usia 5-12 tahun yang dicirikan dengan meningkatnya keterampilan motorik halus secara signifikan di bagian pergelangan tangannya.

Keterampilan yang berkaitan dengan Motorik Halus

Keterampilan motorik halus mencakup tidak hanya koordinasi mata dan tangan. Keterampilan ini mencakup keterampilan lainnya, yaitu:

(1)  kekuatan otot,
(2)  postur/ posisi tubuh,
(3)  tekanan otot,
(4)  kemampuan menggenggam berbagai ukuran dan bentuk,
(5)  koordinasi tangan dan mata,
(6)  kecepatan manipulatif,
(7)  kelancaran lengan ketika memindahkan,
(8)  pengendalian kekuatan,
(9)  kecepatan manipulatif,
(10)  kestabilan tangan,
(11)  kepekaan kinestetis,
(12)  kecermatan dalam menggenggam, dan
(13)  pelepasan genggaman.

Penjelasan secara terperinci setiap keterampilan tercantum dalam bagan berikut ini:

·       Kemampuan menggenggam berbagai ukuran dan bentuk
·       Kemampuan memperkirakan, persepsi dan control tentang ukuran dan bentuk dengan menggegam
·       Koordinasi mata dan tangan(eye-hand coordination) Ketepatan koordinasi mata dan tangan dalam melihat dan mengerjakan sesuatu dengan tangan.
·       Kelancaran lengan ketika memindahkan (fluency of arm transport) Pergerakan tubuh antara bahu, tangan, tungkai dan jari-jari lancar dan ketepatan menggerakkan tubuh sesuai dengan tugas yang diminta.
·       Pengendalian kekuatan (force control)
·       Kemampuan mengendalikan kekuatan yang digunakan dalam kegiatan manipulatif
·       Kecepatan manipulatif (manipulation speed) Pengendalian terhadap kecepatan gerakan (tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat)
·       Kestabilan tangan (hand steadiness) Kestabilan gerakan tangan (mengurangi gemetar)
·       Kepekaan kinestetik (kinesthetic sensitivity) Umpan balik dari otot, sendi, kulit dan tendon/urat daging yang digunakan untuk membantu dalam memperhalus gerakan
·       Pemisahan jari-jari (finger isolation) Kemampuan memilih dan menggerakkan jari yang digunakan untuk tugas tertentu secara tepat .
·       Kecermatan dalam menggenggam (precision grip) Kemampuan untuk mengambil dan memanipulasi objek; melibatkan penggunaan ibu jari dan telunjuk dan seringkali jari tengah.
·       Pelepasan genggaman (grip release) Kecepatan dan ketepatan dalam melepas benda dari genggaman.

Perkembangan Motorik Halus

Masa prasekolah merupakan masa yang paling bagus untuk mengembangkan sejumlah keterampilan motorik halus. Pada usia ini, seiring dengan semakin matangnya organ motorik maka gerakan yang dilakukan oleh anak juga mengalami peningkatan yang pesat.

Hurlock mengatakan bahwa usia prasekolah merupakan masa yang paling ideal untuk mengembangkan keterampilan karena pada usia ini:

(1)  tubuh anak lebih lentur,
(2)  anak belum memiliki banyak tanggung jawab,
(3)  anak bersedia mengulangi tindakan sehingga sangat memungkinkan mereka untuk banyak mencoba,
(4)  anak lebih berani mencoba, dan
(5)  anak belum memiliki banyak keterampilan.

Adapun Woolfson (2006) mendeskripsikan bagaimana keterampilan yang dapat dicapai oleh anak usia prasekolah dan bagaimana perlakuan yang seharusnya diterima anak dari orang-orang yang bertanggung jawab.

Asesmen Perkembangan Motorik Halus Anak Prasekolah

Teknik asesmen yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data mengenai pencapaian perkembangan motorik halus anak adalah dengan checklist perkembangan. Checklist perkembangan merupakan daftar sejumlah criteria yang telah ditetapkan sebelumnya untuk merekam hasil obervasi. Dengan checklist perkembangan, kita akan mengetahui rangkaian perkembangan yang ditunjukkan oleh anak.

Strategi Pengembangan Motorik Halus

Ada 4 strategi yang dapat dipilih guru dalam melaksanakan kegiatan pengembanganmotorik, yaitu :

STRATEGI 1

Anak bekerja dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4 -5 anak. Setiap kelompok memiliki sebuah tugas khusus yang harus di hasilkan pada sentra tertentu. Pada 3 – 5 menit terakhir, anak berputar ke sentra yang lain. Guru memiliki kesempatan untuk memberikan penguatan dan arahan kepada anak dalam mengerjakan tugas tersebut, atau dapat membantu jika ada kesalahan yang dilakukan anak. Hal ini dilakukan kepada semua kelompok. Kegiatan yang dilakukan dapat berupa kegiatan finger play atau pengembangan keterampilan visual motor (koordinasi mata dan tangan).

STRATEGI 2

Strategi I ditujukan untuk anak-anak yang berada dalam kelompok-kelompok yang cukup banyak. Untuk strategi 2, di setiap sentra memiliki 2 macam aktivitas yaitu A dan B, dimana masing-masing menggunakan konsep yang serupa. Misalnya sebuah tugas bi-manual (2 cara pengerjaan). Di setiap sentra kedua aktivitas telah digandakan sesuai dengan jumlah anak dalam kelompok.

Sebagian anggota kelompok menyelesaikan tugas aktivitas sentra A (2 -3 menit), ketika yang lainnya menyelesaikan aktivitas sentra B. Kelompok-kelompok tersebut kemudian berputar kegiatan pada sentra tersebut dan setelah menyelesaikan tugas/aktivitas kedua, berputar ke sentra lainnya.

Keuntungan dari strategi ini adalah anak tidak perlu menetap pada suatu aktivitas dalam waktu yang lama. Untuk anak yang masih kecil -terutama anak yang berkesulitan konsentrasi-hal ini akan sangat bermanfaat. Sebagaimana strategi I, anak-anak harus menyelesaikan tugas yang yang telah ditentukan.

STRATEGI 3

Strategi ini dapat dilakukan anak yang dibagi menjadi 4 -5 perkelompok , dimana setiap kelompok bekerja pada sebuah sentra untuk semua sesion pembelajaran. Setiap sentra menyediakan berbagai aktivitas untuk area pengembangan/pengendalian motorik halus.

Karena banyaknya aktivitas yang dilakukan maka strategi ini bersifat lebih produktif, sehingga dapat kita rekomendasikan bahwa orangtua atau anak yang lebih besar dapat menjadi tutor pada sentra-sentra tersebut.

Sebagai contoh,
·       Kelompok 1 bekerja dengan pensil dan kertas;
·       Kelompok 2 bekerja membuat model/ benda tiruan;
·       Kelompok 3 bekerja dengan arena fine-motor manipulation (kegiatan motorik halus dengan mengubah-ubah);
·       Kelompok 4 kegiatan permainan dan jual beli; dan
·       Kelompok 5 kegiatan bermain bebas terstruktur..

Kelompok yang melakukan perputaran hanya satu yaitu Kelompok 3. Pada sesi berikutnya, kelompok akan tinggal di tempat yang sama dan bekerja di sentra yang berbeda. Oleh karena itu, anak diperbolehkan selama 2-4 minggu menyelesaikan perputaran (kegiatan pada sentra) tergantung pada berapa sesi dalam tiap minggu yang dapat dicapai.

STRATEGI 4

Tempatkan anak ke dalam beberapa kelompok sehingga anak anak menghabiskan waktu 3 -5 menit pada setiap aktivitas. Satu atau dua sentra memiliki ciri ‘teacher directed’ dan yang lainnya memiliki ciri melibatkan kegiatan bermain bebas terstruktur.

Anak menjadi lebih bertanggung jawab untuk merancang kegiatan. (Jika orangtuabertindak sebagai asisten, dapat menggunakan 2 buah sentra yang berciri ‘teacher directed”). Berbagai Strategi untuk Pengayaan Gerakan Motorik Secara Kelompok atau Individual: Kegiatan latihan otot jari tangan dan keterampilan visual motor dilaksanakan dengan pemanasan dan penutupan kegiatan.

Concept Approach
Aktivitas berbeda-beda tetapi berfokus pada satu konsep. Anak berputar pada beberapa kegiatan selama 3 -5 menit. Strategi ini sangat baik bagi anak yang memiliki kesulitan yang serupa.

Tabloid Approach
Berbagai aktivitas yang berbeda dari berbagai area pengembangan /pengendalia motorik halus yang berbeda pula disiapkan untuk anak. Artinya, anak akan latihan beberapa aktivitas yang mereka sudah siap melakukannya, mereka akan melakukan dengan baik karena aktivitas tersebut telah mereka alami dan ketahui kesulitannya.

Structured Free Play
Strategi ini memberikan kesempatan bagi anak untuk menghabiskan waktu bereksperimen dengan berbagai bahan yang berbeda, menggunakan metode yang berbeda pula dalam berkarya. Umpan balik dalam teknik masih perlu diberikan.

0 Response to "Batasan Keterampilan Motorik Halus "

Post a Comment