4 Faktor Yang Harus Diperhatikan Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Literasi di Sekolah dan Penjelasannya

Setiap pembelajaran harus memperhatikan beberapa aspek yang mendukung ketercapaian tujuannya. Secara garis besar terdapat empat faktor yang harus diperhatikan dalam pelaksanaaan pembelajaran literasi, yang meliputi:

1) sumber belajar,
2) bahan ajar,
3) strategi pembelajaran, dan
4) penilaian.

Berikut penjelasan keempat aspek tersebut.

1. Sumber Belajar

Yang dimaksudkan dengan sumber belajar adalah dari mana materi atau informasi itu diperoleh peserta didik atau berupa apakah informasi itu tersimpan. Secara umum, sumber belajar berupa cetak maupun noncetak. Sumber cetak antara lain berupa buku, majalah, surat kabar, artikel, gambar, denah, tabel, dan sebagainya.

Sumber noncetak berupa artikel dalam internet, rekaman (audio), video, audio-video, dan narasumber. Dalam pelaksanaan pembelajaran literasi diharapkan guru tak hanya menggunakan satu sumber, tapi mengajak peserta didik menggunakan berbagai sumber.

Selama ini, guru cenderung menggunakan satu jenis teks dalam pembelajarannya sehingga pengetahuan yang diperoleh peserta didik sangat minim. Namun, jika guru mengajak peserta didik mencari dan membaca sumber lain (selain yang dicontohkan guru), maka pengetahuan peserta didik akan semakin lengkap.

2. Bahan Ajar

Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis, baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar. Tomlinson (2007) menjelaskan bahwa bahan ajar adalah segala sesuatu yang digunakan guru atau peserta didik untuk memudahkan belajar serta meningkatkan pengetahuan dan pengalaman. Dalam melaksanakan pembelajaran literasi, guru membutuhkan seperangkat bahan ajar yang dapat mendorong peserta didik belajar secara optimal. Idealnya, seorang guru harus dapat mengembangkan sendiri bahan ajarnya. Pengembangan bahan ajar adalah proses pemilihan, adaptasi, dan pembuatan bahan ajar berdasarkan kerangka acuan tertentu (Nunan, 1991).

3. Strategi Pembelajaran

Yang dimaksudkan dengan strategi pembelajaran adalah pola tindakan pengajaran yang berfungsi untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Dalam pembelajaran literasi yang menggunakan bahan bacaan, hendaknya dipertimbangkan antara strategi pembelajaran membaca dan strategi pembelajaran menulis. Pembelajaran membaca dapat dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu tahap sebelum membaca/pre-reading (dalam rangka membangun konteks), tahap saat membaca (while reading), dan tahap setelah membaca (post reading).

Berikut diuraikan ketiga tahap yang ada dalam strategi membaca. Tahap Sebelum Membaca (Pre Reading) Tahap ini dalam proses pembelajaran biasanya disebut juga dengan istilah apersepsi, dalam rangka membangun konteks sebelum kegiatan membaca dilakukan. Tahap ini sangat penting karena dapat menyiapkan persepsi peserta didik pada materi atau topik yang akan dipelajari pada hari itu.

Beberapa strategi yang dapat digunakan guru untuk membangun konteks (pre-reading) antara lain:

a.   Guru dan peserta didik melakukan tanya jawab yang berkaitan dengan materi atau topik yang akan dipelajari peserta didik pada hari itu dalam rangka menggali pengalaman dan pengetahuan awal peserta didik.
b.   Guru mengaitkan pembelajaran yang lalu dengan pembelajaran hari itu.
c.   Guru menayangkan gambar atau film yang memiliki keterkaitan tinggi dengan materi atau topik sehingga dapat diamati oleh peserta didik.
d.   Guru bercerita singkat tentang sesuatu yang berkaitan dengan materi atau topik dan dapat menghubungkan dengan lingkungan sekitar sekolah.
e.   Guru meminta peserta didik menyebutkan kosakata yang berkaitan dengan materi atau topik.
f.    Guru memperdengarkan rekaman yang isinya berkaitan dengan materi atau topik, dan lain-lain.
g.   Guru menyiapkan berbagai sumber yang berkait dengan topik.

Tahap Saat Membaca (While Reading)

Yang dimaksudkan dengan tahap ini adalah tahap saat peserta didik membaca teks atau bahan ajar yang mengantarkan peserta didik pada pemahaman tentang materi. Beberapa langkah kegiatan yang dilakukan peserta didik pada saat membaca teks antara lain:

a.   Peserta didik membaca sekilas beberapa pertanyaan berkaitan dengan teks.
b.   Peserta didik membaca teks dalam hati dengan waktu yang sudah ditentukan.
c.   Sambil membaca, peserta didik diminta menandai kosakata sulit yang belum dipahami.
d.   Peserta didik mencari makna kosakata dari sumber (misalnya kamus).
e.   Peserta didik mendiskusikan makna kata yang ditemukan.
f.    Peserta didik menjawab pertanyaan tentang isi teks (meliputi 5W+1H, yaitu what, where, when, who, why, dan how).
g.   Peserta didik menemukan ide utama setiap paragraf dan tema teks.
h.   Peserta didik menjawab pertanyaan guru tentang kaitan isi teks dengan kehidupan sehari-hari.
i.    Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk melengkapi jawaban atas semua pertanyaan dari sumber-sumber lain yang relevan, misalnya ke perpustakaan, membuka internet, mewawancarai narasumber, membaca koran, membaca artikel yang ada di jurnal, dan sebagainya.

Tahap Setelah Membaca (Post Reading)

Bentuk-bentuk kegiatan yang dapat dilakukan dalam tahap ini antara lain:

a.   Peserta didik mempresentasikan hasil atau jawabannya.
b.   Peserta didik lain memberikan komentar atas jawaban temannya.
c.   Peserta didik membuat ringkasan dengan bahasa sendiri.
d.   Peserta didik membuat teks serupa dengan contoh yang dibaca.
e.   Peserta didik menulis laporan.
f.    Peserta didik memajangkan hasil karyanya di tempat yang disediakan.
g.   Peserta didik dapat menggunakan pajangan temannya sebagai sarana untuk menguatkan pengetahuan atau hasil karyanya.

4. Penilaian

Dalam proses pembelajaran, tahapan penilaian merupakan rangkaian proses belajar mengajar yang harus dilakukan guru selain tahapan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran serta refleksi. Penilaian berfungsi sebagai alat ukur keberhasilan pembelajaran. Dengan penilaian guru dapat mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik dan mengetahui ketercapaian guru dalam melaksanakan suatu program.

Terdapat beberapa jenis penilaian yang dapat diterapkan oleh seorang guru. Menurut Kurikulum 2013 selain menekankan proses pembelajaran pada pendekatan saintifik, penilaiannya lebih ditekankan pada jenis penilaian autentik. Daniels dan Biza (1998) menyarankan enam strategi dalam melaksanakan penilaian autentik, yaitu:

1)   portofolio,
2)   percakapan,
3)   catatan anekdot,
4)   ceklis,
5)   penilaian kinerja, dan
6)   tes (instrumen berupa soal baik objektif maupun subjektif (uraian/esei, termasuk pemberian tugas). 

0 Response to "4 Faktor Yang Harus Diperhatikan Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Literasi di Sekolah dan Penjelasannya"

Post a Comment