Dalam
bersosialisasi, anak membutuhkan keterampilan agar dapat melakukan proses
sosialisasi yaitu:
1) proses imitasi;
2) proses identifikasi;
3) proses internalisasi.
Proses
imitasi adalah proses dimana anak belajar meniru perilaku yang dapat diterima
secara sosial. Proses imitasi ini dilakukan ketika anak melihat secara langsung
perilaku orang lain yang dijadikan contoh/model. Setelah melakukan proses
imitasi, anak melakukan proses identifikasi.
Proses
identifikasi adalah proses terjadinya pengaruh sosial pada anak , dimana anak
ingin menjadi seperti orang yang dicontoh. Dalam proses identifikasi, anak
berusaha berperilaku sesuai dengan orang yang ditirunya. Proses internalisasi
adalah proses penanaman serta penyerapan nilai-nilai. Dalam proses ini
diperlukan pemahaman anak untuk membedakan nilai-nilai sosial yang baik dan
buruk.
Bandura
mengemukakan tahapan/fase yang dilalui individu dalam mengamati perilaku
tertentu yaitu:
·
Memperhatikan
(attention),
·
Menyimpan
(retention),
·
Mereproduksi
(reproduction),
·
Motivasi
(motivation).
Sebagai
contoh, anak akan mengamati perilaku orang dewasa melalui tahapan tersebut. Hal
ini berarti jika orang dewasa membentak, mengancam, memukul dan sebagainya,
maka akan diperhatikan anak, tersimpan dalam memori, dicontoh dan memotivasi
anak untuk melakukan hal yang sama.
Sosialisasi
melibatkan 3 proses yaitu:
(1) belajar berperilaku
sesuai dengan harapan sosial;
(2) bermain sosial sesuai
dengan peran yang diharapkan;
(3) pengembangan sikap
sosial.
0 Response to "Proses Sosialisasi Anak Usia Dini"
Post a Comment