Jika
ada kurikulum yang menekankan pada filosofi pendidikan yang berorientasi pada
pembelajar (murid) sebagai pusat, learner-centered, maka model kurikulum
seperti itulah yang diinspirasi dari pandangan Piaget.
Sedangkan,
beberapa metode pengajaran yang diterapkan pada kebanyakan sekolah di Amerika
waktu itu seperti metode ceramah, demonstrasi, presentasi audi-visual,
pengajaran dengan menggunakan mesin dan peralatan, pembelajaran terprogram,
bukanlah merupakan metode yang dikembangkan oleh Piaget. Piaget mengembangkan
model pembelajaran discovery yang aktif dalam lingkungan kelas.
Inteligensi
tumbuh dan berkembang melalui dua proses asimilasi dan akomodasi. Dengan
demikian, pengalaman harus direncanakan untuk membuka kesempatan untuk
melakukan asimilasi dan akomodasi.
Anak-anak
harus diberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk untuk mencari,
memanipulasi, melakukan percobaan, bertanya, dan mencari jawaban sendiri
terhadap berbagai pertanyaan yang muncul. Namun demikian, bukan berarti
pembelajar dapat melakukan apa saja yang mereka inginkan.
Kalau
demikian halnya, apa peranan guru dalam ruangan kelas?
Guru
seharusnya mampu mengukur kemampuan, kelebihan, dan kekurangan yang dimiliki
siswa. Pembelajaran harus dirancang untuk menfasilitasi keberbedaan siswa dan
dapat memberikan kesempatan yang luas untuk membangun komunikasi antara siswa
yang satu dengan yang lainnya, untuk berdebat, dan saling menyanggah terhadap
isu-isu aktual yang diberikan kepada siswa. Keberadaan guru harus mampu menjadi
fasilitator pengetahuan, mampu memberikan semangat belajar, membina, dan
mengarahkan siswa.
Seharusnya
tidak menekankan kepada benar-salah, melainkan bagaimana menfasilitasi siswa
agar dapat mengambil pelajaran dari kesalahan yang diperbuat. Pembelajaran
harus lebih bermakna dengan memberi peluang kepada siswa untuk melakukan
percobaan sendiri dari pada harus mendengarkan lebih banyak dari hasil ceramah
dari guru.
Guru
harus mampu menghadirkan materi pelajaran yang membawa murid kepada suatu
kesadaran untuk mencari pengetahuan baru.
Dalam
bukunya yang berjudul To Understand Is to Invent, Piaget mengatakan bahwa
prinsip dasar dari metode aktif dapat dijelaskan sebagai berikut:
Untuk
memahami harus menemukan atau merekonstruksi melalui penemuan kembali dan
kondisi seperti ini harus diikuti jika menginginkan seseorang dibentuk guna
mampu memproduksi dan mengembangkan kreativitas dan bukan hanya sekedar
mengulangi. Dalam pembelajaran aktif, guru harus memiliki keyakinan bahwa siswa
akan mampu belajar sendiri.
0 Response to "Implikasi Pandangan Piaget dalam Pendidikan "
Post a Comment