Motorik
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan gerakan-gerakan tubuh. Secara
umum, kemampuan motorik terbagi menjadi dua macam, yaitu ketrampilan motorik
kasar atau gross motor skills dan ketrampilan motorik halus atau fine motor
skills.
Motorik
kasar adalah gerakan yang dilakukan dengan melibatkan sebagian besar bagian
tubuh. Gerakan motorik kasar memerlukan cukup tenaga dan dilakukan oleh
otot-otot besar. Contoh gerakan motorik kasar adalah gerakan berjalan, berlari,
melompat dan sebagainya.
Sementara
motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu
saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil. Karena itu, gerakan motorik halus
tidak terlalu membutuhkan tenaga, akan tetapi membutuhkan koordinasi yang
cermat serta ketelitian.
Contoh
gerakan motorik halus adalah gerakan mengambil sebuah benda dengan menggunakan
ibu jari dan telunjuk tangan, menggunting, menyetir mobil, menulis, menjahit,
menggambar dan sebagainya.
Perkembangan
motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian
gerak tubuh. Dalam proses perkembangan anak, motorik kasar berkembang terlebih
dahulu dibandingkan motorik halus.
Hal
ini dibuktikan dengan kenyataan bahwa anak sudah dapat menggunakan otot-otot
kakinya untuk berjalan sebelum ia mampu mengontrol tangan dan jari-jarinya
untuk menggambar atau menggunting.
Ketrampilan
motorik kasar diawali dengan bermain yang merupakan gerakan kasar. Pada usia 3
tahun sesuai dengan tahap perkembangan, anak umumnya sudah menguasai sebagian besar
ketrampilan motorik kasar.
Sementara
ketrampilan motorik halus baru mulai berkembang, yang diawali dengan kegiatan
yang amat sederhana seperti memegang pensil, memegang sendok dan mengaduk.
Ketrampilan
motorik halus lebih lama pencapaiannya dari pada ketrampilan motorik kasar
karena ketrampilan motorik halus membutuhkan kemampuan yang lebih sulit
misalnya konsentrasi, kontrol, kehati-hatian dan koordinasi otot tubuh yang
satu dengan yang lain.
Seiring
dengan pertambahan usia anak, kepandaian anak akan kemampuan motorik halusnya
semakin berkembang dan maju pesat.
Kemampuan
motorik anak usia 4-6 tahun mempunyai perbedaan dengan orang dewasa dalam hal:
(1) cara memegang,
(2) cara berjalan dan
(3) cara menyepak/
menendang.
Pada
anak cara memegang dilakukan secara asal saja, sedangkan orang dewasa memegang
benda dengan cara yang khas agar dapat dipergunakan secara optimal. Ketika
orang dewasa berjalan, hanya mempergunakan otot-ototnya yang diperlukan saja
sedangkan anak-anak berjalan seolah-olah seluruh tubuhnya ikut bergerak-gerak.
Dalam
hal menyepak/menendang, anak-anak menyepak bola diikuti dengan kedua belah
tangannya yang turut maju ke depan secara berlebihan.
Pengertian
Aktivitas
sehari-hari, baik yang bersifat sederhana maupun yang kompleks, selalu
berkaitan dengan gerak. Kegiatan seperti mengerjapkan mata, berjalan, berlari,
menuang air, menyusun kepingan puzzle merupakan aktivitas yang berhubungan
dengan gerak.
Istilah
gerak (movement) dalam bahasa Indonesia terkadang digabungkan dengan
kata motorik (motor) sehingga terkadang muncul kata-kata “gerakan motorik”.
Gallahue
(1997: 17-18) menyatakan bahwa istilah motorik (motor) itu sendiri sebenarnya
merujuk pada faktor biologis dan mekanis yang mempengaruhi gerak (movement).
Sementara
istilah gerak (movement) merujuk pada perubahan aktual yang terjadi pada
bagian tubuh yang dapat diamati. Dengan demikian, motorik merupakan kemampuan
yang bersifat lahiriah yang dimiliki seseorang untuk mengubah beragam posisi
tubuh.
Perubahan
yang terjadi pada anak, ketika mereka bertambah tinggi, sistem syaraf yang
semakin kompleks, pertumbuhan tulang dan otot pada intinya mengacu pada
perkembangan motorik.
Menurut
Meggitt (2002: 2), istilah perkembangan motorik merujuk pada makna perkembangan
fisik. Perkembangan fisik memiliki arti bahwa anak telah mencapai sejumlah
kemampuan dalam mengontrol diri mereka sendiri.
Dodge
(2002: 20) menyatakan bahwa pencapaian kemampuan motorik kasar dan motorik
halus pada anak usia prasekolah merupakan tujuan dari pengembangan fisik anak.
Pencapaian kontrol motorik kasar meliputi: memindahkan otot-otot besar dalam
tubuh, khususnya lengan dan kaki secara sadar dan berhati-hati.
Sedangkan
pencapaian kontrol motorik halus mencakup penggunaan dan koordinasi otot kecil
pada tangan, pergelangan tangan dengan tangkas. Gallauhe menjelaskan bahwa
perkembangan motorik merupakan perubahan perilaku motorik yang terjadi
terusmenerus sepanjang siklus kehidupan.
Perilaku
motorik (motor behavior) dapat diartikan sebagai perubahan pada pembelajaran
dan perkembangan motorik dalam mewujudkan faktor pembelajaran dan proses
kematangan yang berhubungan dengan performansi motorik.
Studi
dan penelitian tentang perilaku motorik akan berfokus pada kajian tentang
pembelajaran motorik, kontrol motorik dan perkembangan motorik. Proses
perkembangan motorik mengikuti suatu pola umum yang terdiri dari tiga arah
utama, yaitu:
(1) perkembangan dari
otot kasar menuju ke otot kecil,
(2) pertumbuhan dari
kepala ke jari kaki, disebut dengan perkembangan cephalocaudal,
(3)
perkembangan
dari sumbu tubuh menuju ke luar, disebut perkembangan proximoditsal.
Perkembangan
dari otot besar menuju ke otot kecil mengacu pada penggunaan otot di dalam
tubuh. Otot-otot besar (large muscles) meliputi perkembangan di leher,
batang tubuh, lengan dan kaki. Sementara otot-otot kecil meliputi jari, tangan,
pergelangan tangan.
Hal
ini dapat dilihat pada kondisi dimana bayi lebih mampu berjalan terlebih dahulu
sebelum mereka dapat menjumput benda-benda yang berukuran kecil. Pola perkembangan
cephalocaudal berasal dari bahasa Latin, from head to tail.
Pada
pola perkembangan cephalocaudal, perkembangan struktur dan fungsi tubuh berawal
dari kepala, kemudian menuju badan dan akhirnya menyebar menuju ke kaki.
Adapun
pola perkembangan proximoditsal yang juga berasal dari bahasa Latin yang
bermakna dari dekat ke jauh (near to far) menunjukkan bahwa perkembangan
bergerak dari yang dekat mengarah ke luar sumbu pusat tubuh dan menyebar ke
ujung-ujungnya.
Hal
ini dapat diamati pada seorang bayi yang mampu membalikkan badannya sebelum
tangannya siap untuk menopang berat tubuhnya. Proses tersebut terjadi karena
otot-otot yang berada di pusat tubuh berkembang lebih awal sehingga membalikkan
badan akan dapat dilakukan oleh anak sebelum mereka dapat duduk.
Perkembangan
motorik merupakan cara tubuh untuk meningkatkan kemampuan sehingga performanya
menjadi lebih kompleks. Perkembangan motorik mencakup dua klasifikasi, yaitu:
(1) kemampuan motorik
kasar (gross motor skills) dan
(2) kemampuan motorik
halus (fine motor skills).
Kemampuan
motorik kasar adalah kemampuan untuk menggunakan otototot besar pada tubuh yang
digunakan antara lain untuk berjalan, berlari dan mendaki.Kemampuan motorik
halus mencakup kemampuan manipulasi kasar (gross manipulative skills)
yang melibatkan satu gerakan anggota badan seperti melempar dan kemampuan
manipulasi halus (fine manipulative skills) yang melibatkan penggunaan
tangan dan jari secara tepat seperti dalam kegiatan menulis dan menggambar.
Terdapat
tiga jenis gerakan dasar yang perlu dikembangkan kepada anak, yaitu: gerakan
lokomotor, manipulatif dan stabilitas. Gerakan lokomotor mencakup gerakan
berjalan, berlari, melompat, meloncat, melompat-lompat, mendaki.
Sementara
gerakan manipulatif mencakup gerakan melempar, menangkap, menendang,
memasukkan. Selanjutnya gerakan stabilisasi mencakup mengayun, berguling,
membalikkan badan dan berjalan di atas papan titian.
Catron
menjelaskan bahwa perkembangan motorik meliputi empat domain, yaitu:
(1) koordinasi mata –
tangan/ mata-kaki,
(2) kemampuan lokomotor,
(3) kemampuan non
lokomotor,
(4) pengendalian dan
pengaturan tubuh.
Keempat
domain tersebut perlu dikembangkan sejak dini. Koordinasi mata tangan perlu
distimulasi agar anak dapat mempelajari kemampuan manipulasi objek, kemampuan
memproyeksi objek (melempar, menangkap dan memukul), kemampuan motorik halus
(mencoret-coret, menggambar dan menulis), serta kemampuan megikuti jejak secara
visual.
Kemampuan
lokomotor perlu dikembangkan dengan tujuan membantu anak mengembangkan kemampuan
menggunakan otot-otot besar untuk berpindah (menggunakan semua anggota tubuh)
secara horizontal dan proykesi tubuh seperti melompat, meloncat, berlari cepat,
berjingkrak dan meluncur.
Kemampuan
non lokomotor perlu dikembangkan dengan tujuan untuk membantu anak melatih
kemampuan berpindah (dengan sebagian atau semua anggota tubuh) dan manipulasi
seperti gerakan menarik, mengangkat, memutar, mengulurkan tangan, berguling,
melipat dan membungkuk.
Kemampuan
pengendalian dan pengaturan tubuh perlu distimulasi dengan tujuan agar anak
mampu mengatur kemampuan motorik setiap hari dan membantu anak mempelajari
keseimbangan dan kesadaran temporal, ketangkasan dan koordinasi (berkaitan
dengan kemampuan berhenti, memulai dan berpindah) serta mempelajari persepsi tubuh
dan ruang.
0 Response to "Hakikat dan Perkembangan Motorik Anak Usia Dini "
Post a Comment