Perkembangan
motorik seorang anak tidak selalu berjalan dengan sempurna. Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi perkembangan motorik anak, baik factor internal maupun faktor
eksternal. Berikut ini akan diuraikan faktor-faktor tersebut:
1)
Sifat dasar genetic
Faktor
ini merupakan faktor internal yang berasal dari dalam diri anak dan merupakan
sifat bawaan dari orangtua anak. Faktor ini ditandai dengan beberapa kemiripan
fisik dan gerak tubuh anak dengan salah satu anggota keluarganya, apakah ayah,
ibu kakek, nenek atau keluarga lainnya.
Sebagai
contoh anak yang memiliki bentuk tubuh tinggi kurus seperti ayahnya, padahal
sang anak sangat suka makan (dianggap dapat membuat anak menjadi gemuk) tetapi
kenyataannya anak tidak menjadi gemuk.
2)
Kondisi pra lahir ibu
Ketika
anak berada dalam kandungan, pertumbuhan fisiknya sangat tergantung pada suplai
gizi yang diperolehnya dari ibunya. Jika kondisi fisik seorang ibu yang sedang
mengandung terganggu karena kurang gizi, maka anak yang dikandungnya pun akan
mengalami pertumbuhan fisik yang tidak sempurna. Contohnya ibu hamil yang
kekurangan asam folat akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan otak dan cacat
pada janin.
3)
Kondisi lingkungan
Kondisi
lingkungan merupakan faktor internal atau faktor di luar diri anak. Kondisi
lingkungan yang kurang kondusif dapat menghambat perkembangan motorik anak,
dimana anak kurang mendapatkan keleluasaan dalam bergerak dan melakukan
latihan-latihan. Misalnya ruangan bermain yang terlalu sempit, sedangkan jumlah
anak banyak, akan mengakibatkan anak bergerak cepat dan sangat terbatas bentuk
gerakan yang dilakukannya.
4)
Kesehatan & gizi
Kesehatan
dan gizi anak sangat berpengaruh terhadap optimalisasi perkembangan motorik
anak, mengingat bahwa anak berada pada masa pertumbuhan dan perkembangan fisik
yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan pertambah volume dan fungsi tubuh
anak.
Dalam
pertumbuhan fisik/motorik yang pesat ini anak membutuhkan gizi yang cukup untuk
membentuk sel-sel tubuh dan jaringan tubuhnya yang baru. Kesehatan anak yang
terganggu karena sakit akan memperlambat pertumbuhan/perkembangan fisiknya dan
akan merusak sel-sel serta jaringan tubuh anak.
5)
IQ
Kecerdasan
intelektual turut mempengaruhi perkembangan motorik anak. Kecerdasan
intelektual yang ditandai dengan tinggi rendahnya skor IQ secara tidak langsung
membuktikan tingkat perkembangan otak anak dan perkembangan otak anak sangat
mempengaruhi kemampuan gerakan yang dapat dilakukan oleh anak, mengingat bahwa
salah satu fungsi bagian otak adalah mengatur dan mengendalikan gerakan yang
dilakukan anak. Sekecil apaun gerakan yang dilakukan anak, merupakan hasil
kerjasama antara 3 unsur yaitu otak, urat saraf dan otot, yang berinteraksi
secara positif.
6)
Adanya stimulasi, dorongan dan kesempatan
Perkembangan
motorik anak sangat tergantung pada seberapa banyak stimulasi dan dorongan yang
diberikan. Hal ini disebabkan karena otot-otot anak baik otot halus maupun
kasar belum mencapai kematangan. Gerakan otot yang dilakukan anak masih sangat
kasar. Dengan latihan-latihan yang cukup akan membantu anak untuk mengendalikan
gerakan ototnya sehingga mencapai kondisi motoris yang sempurna yang
ditandainya dengan gerakan yang lancar dan luwes.
7)
Pola asuh
Ada
tiga pola asuh yang dilakukan oleh orangtua yaitu pola asuh otoriter,
demokratis dan permisif. Pola asuh otoriter cenderung tidak memberikan
kebebasan kepada anak, dimana anak dianggap sebagai robot yang harus taat pada
semua aturan dan perintah yang diberikan.
Sedangkan
Pola asuh permisif sangat berlawanan dengan otoriter, yaitu orangtua cenderung
akan memberikan kebebasan tanpa batas padanak dan cenderung membiarkan anak
untuk bertumbuh dan berkembang dengan sendirinya tanpa dukungan orangtua.
Pola
asuh yang terbaik adalah demokratis dimana orang tua
akan memberikan kebebasan yang terarah artinya orang tuamemberikan arahan,
bimbingan dan stimulasi sesuai dengan kebutuhan dankemampuan anak, jadi orang
tua berusaha memberdayakan anak.
Ketiga
pola asuhini tentunya akan menentukan suasana kehidupan yang akan dialami anak
dalam kesehariannya dan tentu saja akan sangat mempengaruhi proses
perkembangannya diantarannya perkembangan motorik.
8)
Cacat fisik
Kondisi
cacat fisik yang dialami oleh anak akan mempengaruhi kemampuan gerak anak.
Kecacatan ini akan menghambat kelancaran dan keluwesan anak dalam bergerak.
Contoh sederhana seorang anak yang mengalami cacat tuna netra cenderung
terlihat kaku dalam bergerak, atau anak yang mengalami kelumpuhan mengalami
gangguan dalam keseimbangan badan.
Terima kasih atas tulisan tentang perkembangan motorik anak usia dini. Pengetahuan tentang ini sangat dibutuhkan oleh saya. Salam.
ReplyDelete