Rendang merupakan
salah satu contoh makanan khas daerah Sumatra yang banyak digemari oleh
konsumen lokal, maupun internasional.
Berikut ini adalah
bahan-bahan, alat, dan proses pembuatan rending:
1. Bahan yang Digunakan pada Pembuatan
Rendang
Sebelum melakukan
pembuatan rendang, diperlukan langkah untuk menentukan atau memilih bahan yang
akan digunakan. Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan rendang adalah
daging. Daging merupakan produk pangan yang berasal dari hewan. Pembuatan
rendang umumnya menggunakan daging sapi bagian bahu.
Kualitas daging
dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik pada waktu hewan masih hidup maupun
setelah dipotong. Faktor penentu kualitas daging pada waktu hewan hidup adalah
cara pemeliharaan yang meliputi:
pemberian pakan,
tata laksana pemeliharaan, dan perawatan kesehatan. Kualitas daging juga
dipengaruhi oleh pengeluaran darah pada waktu hewan dipotong dan kontaminasi
sesudah hewan dipotong.
Kriteria yang
dipakai sebagai pedoman untuk menentukan kualitas daging yang layak konsumsi
adalah seperti berikut.
a. Keempukan daging ditentukan oleh kandungan jaringan ikat. Makin tua usia
hewan, susunan jaringan ikat makin banyak sehingga daging yang dihasilkan makin
liat.
b. Kandungan lemak adalah lemak yang terdapat di antara serabut otot. Lemak
berfungsi sebagai pembungkus otot dan mempertahankan keutuhan daging pada waktu
dipanaskan. Lemak berpengaruh terhadap cita rasa.
c. Daging berkualitas baik mempunyai rasa gurih dan aroma yang sedap.
d. Kelembaban: secara normal, daging mempunyai permukaaan yang relatif
kering sehingga dapat menahan pertumbuhan mikroorganisme dari luar. Dengan
demikian, kelembaban memengaruhi daya simpan daging tersebut.
Kriteria daging
yang tidak baik, bau dan rasa tidak normal akan segera tercium sesudah hewan
dipotong.
Hal tersebut dapat
disebabkan oleh adanya kelainan sebagai berikut:
a. Hewan sakit terutama yang menderita radang bersifat akut pada organ dalam
yang akan menghasilkan daging berbau seperti mentega tengik.
b. Hewan dalam pengobatan terutama dengan pengobatan antibiotik akan
menghasilkan daging yang berbau obat-obatan.
c. Warna daging tidak normal, tidak selalu membahayakan kesehatan, namun
akan mengurangi selera konsumen.
d. Konsistensi daging tidak normal yang ditandai kekenyalan daging rendah,
dapat mengindikasikan daging tidak sehat.
e. Daging busuk, pembusukan dapat terjadi karena penanganan yang kurang baik
pada waktu pendinginan sehingga aktivitas bakteri pembusuk meningkat, sehingga
terjadi proses pemecahan protein oleh enzim-enzim dalam daging yang
menghasilkan amoniak dan asam sulfat.
Bahan tambahan
dalam pembuatan rendang antara lain sebagai berikut.
a. Kelapa, terdiri atas kelapa parut, santan kental, dan santan encer.
Kelapa yang digunakan kelapa tua dan segar.
b. Bumbu, terdiri atas bawang merah, bawang putih, cabai merah, ketumbar,
kemiri, jahe, garam, gula pasir, sereh, lengkuas, dan daun kunyit. Bumbu-bumbu
ini berguna untuk pengental, penambah cita rasa dan aroma.
Adapun syarat
terpenting dalam memilih bahan tambahan ialah berkualitas dan segar.
2. Alat - Alat Pembuatan Makanan Khas Daerah
Peralatan yang
digunakan dalam pembuatan rendang adalah seperti berikut.
a. Pisau, untuk memotong
b. Talenan, sebagai atas untuk memotong
c. Parutan, untuk memarut kelapa
d. Ulekan/ blender, untuk menghaluskan bumbu
e. Kompor, untuk memasak bahan
f. Penggorengan, sebagai wadah untuk memasak
g. Gelas ukur, digunakan untuk mengukur volume santan
3. Proses Pembuatan Rendang
Berikut merupakan
proses pembuatan rendang :
a. Persiapkan alat dan bahan.
b. Pilih daging yang bertekstur dan berserat halus.
c. Potong melawan serat dengan tebal 2 cm.
d. Masukkan bumbu dan daging ke dalam santan cair. Masak sambil diaduk
sampai empuk dan kuah kental.
e. Santan kental dituang. Masak di atas api kecil sambil diaduk sampai
meresap dan berminyak.
f. Rendang siap disajikan dan dikemas.
4. Keselamatan
Kesehatan Kerja pada Saat Proses Pembuatan Rendang
Keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) pada dunia usaha dan dunia industri harus diperhatikan
dengan saksama oleh semua tenaga kerja dalam lingkup kerjanya.
Pelaksanaan K3
merupakan salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman,
sehat, dan bebas dari pencemaran lingkungan sehingga dapat mengurangi
kecelakaan dalam kerja dan dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas
kerja.
Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam menjaga keamanan kerja di dapur antara lain peralatan
listrik harus dalam kondisi baik. Letaknya tidak dekat dengan air, penerangan
ruangan cukup, dan lantai tidak licin.
Menghindari bahaya
kerja di dapur, kita harus memperhatikan hal-hal berikut.
a. Upayakan semua pisau tajam. Pisau yang tajam lebih aman dan tidak
membutuhkan tenaga untuk menekan dan menghindari meleset pada waktu memotong.
b. Pakailah talenan pada saat memotong, jangan memakai lapisan meja metal.
c. Pakailah serbet sebagai alas talenan supaya tidak licin.
d. Pakailah pisau hanya untuk memotong, jangan untuk membuka kaleng/botol
atau lainnya.
e. Jangan mencoba menangkap pisau yang jatuh saat dipakai, hindari dengan
badan ke belakang, biarkan pisau jatuh.
f. Jangan meletakkan pisau di cucian dalam air karena tidak kelihatan,
sedangkan pisaunya tajam.
g. Cucilah pisau setelah dipakai dengan hati-hati, bagian tajam dijauhkan
dari badan.
h. Letakkan pisau di tempat aman selama tidak dipakai.
i. Membawa pisau harus hati-hati, bagian tajam menghadap ke bawah, jangan
mengayunkan tangan.
j. Setelah selesai menggunakan alat, bersihkan dan kembalikan ke tempat
semula dengan rapi dan bersih.
Peralatan K3 dalam
pembuatan makanan khas daerah : Sarung tangan Celemek Penutup Kepala
0 Response to "Cara / Proses Pembuatan Produk Makanan Khas Daerah Sumatra "
Post a Comment