Contoh Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Literasi Pada Mapel Prakarya (Skenario Pembelajaran)

Skenario mapel Prakarya ini disajikan dengan model pembelajaran discovery learning.

Berikut ini adalah contohnya.

Kompetensi Dasar : 3.1. Menciptakan olahan pangan buah dan sayuran menjadi minuman segar sesuai rancangan dan bahan yang ada di wilayah setempat.

Topik : Membuat sirup buah

Tujuan : Membuat sirup belimbing wuluh (atau buah lain sesuai dengan kondisi dan potensi lingkungan sekitar).

Alokasi Waktu : 2 pertemuan (2 x 40 menit)

Tahap Awal

1. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)

     Guru menunjukkan tayangan/macam-macam gambar bahan makanan nabati, misalnya buahbuahan
     dan sayur-sayuran. Pada puncak musimnya, buah-buahan dan sayur-sayuran tersebut sangat berlimpah, harganya sangat murah, dan bahkan banyak yang terbuang karena rusak, sehingga perlu diolah, agar lebih besar manfaatnya, dan lebih awet, serta memiliki nilai ekonomis.
     Peserta didik mengamati gambar dan tayangan.
     Peserta didik bertanya tentang hal-hal yang menarik dan relevan dengan materi dan tayangan yang disajikan oleh guru (bahan tanyangan harus semenarik mungkin dan mampu memancing rasa ingin tahu peserta didik sehingga memunculkan pertanyaanpertanyaan).
     Peserta didik mengidentifikasi (mengumpulkan informasi) terkait dengan buah-buahan dan sayuran
     yang ada di sekitarnya serta berbagai produk olahannya (bila ada).

Tahap Pelaksanaan

2. Problem statement (pertanyaan/identifikasi masalah)

Peserta didik melakukan identifikasi berbagai buah yang ada di sekitarnya, yang potensial untuk diolah menjadi sirup (misalnya belimbing wuluh, markisa, terong belanda, cerme, jambu mente, buah merah, nanas, dsb).

Guru bersama peserta didik merumuskan masalah (problem statement), antara lain:

• Bagaimana cara mengolah buah-buahan yang berlimpah pada musimnya?
• Apakah sirup disukai masyarakat setempat?
• Apakah sudah ada yang memproduksi sirup buah?
• Apakah sirup memiliki peluang pasar?
• Bahan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat sirup?
• Bagaimana cara membuat sirup belimbing wuluh?
• Bagaimana kriteria hasil jadi sirup buah?

3. Data collection (pengumpulan data)

• Peserta didik melakukan pengumpulan data tentang macam-macam sirup buah, meliputi bahan, alat dan prosedur dalam pembuatannya.
• Peserta didik melakukan pengamatan di lapangan tentang produk olahan sirup buah.
• Peserta didik memilih salah satu formula pembuatan sirup buah (misalnya belimbing wuluh).

4. Data processing (pengolahan Data)

• Guru membimbing peserta didik melakukan percobaan membuat sirup buah.
• Peserta didik menuliskan hasil pengamatan dari proses dan hasil percobaannya (perlu LKS untuk memandu kegiatan peserta didik).

5. Verification (pembuktian)

Peserta didik melakukan pencermatan data yang diperoleh (mengasosiasi) dengan kriteria sirup buah yang baik sesuai dengan formula yang dipilihnya.

Tahap Penutup

6. Generalization (menarik simpulan/generalisasi)

• Peserta didik membuat simpulan tentang bahan, alat dan prosedur pembuatan sirup buah.
• Peserta didik mempresentasikan (mengomunikasikan) hasil percobaannya di depan kelas.
• Guru melakukan konfirmasi atas hasil percobaan dan presentasi peserta didik.

Berikut diberikan contoh LKS yang memanfaatkan graphic organizer dan teks prosedur. Graphic organizer mendorong peserta didik untuk mengonstruksi pengetahuan mereka dalam berbagai bentuk grafik yang menarik. Pembuatan graphic organizer juga mendorong peserta didik terbiasa dengan membaca informasi dalam bentuk tabel, diagram, grafik, peta konsep, dan bentuk-bentuk lain. Selain itu, penggunaan graphic organizer mengembangkan kreativitas peserta didik karena peserta didik bisa bereksperimen untuk menuangkan pengetahuan mereka dalam bentuk graphic organizer semenarik mungkin. Sementara teks prosedur, membantu peserta didik untuk membangun pengetahuan prosedural mereka dalam bentuk yang secara visual lebih mudah dipahami.

Prosedur (mulai dengan menjelaskan dan memberi contoh)

Guru menunjukkan tabel T-I-P kosong dan menjelaskan apa yang harus diisi di masing-masing kolom.

Dengan menggunakan bahan bacaan yang ditugaskan, guru menunjukkan cara mengisi kolom.

Untuk kolom TAHU (T)

Peserta didik mengelompokkan atau mengkategorikan informasi yang sudah mereka ketahui tentang topik bahasan. Langkah ini membantu mereka untuk lebih siap dalam mencari keterkaitan antara apa yang mereka ketahui dengan apa yang mereka baca dari materi bacaan.

Untuk kolom INGIN (I)

Peserta didik membuat pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang ingin mereka ketahui lebih jauh tentang topik bahasan. Bergantung pada materi bacaan dan pengetahuan latar belakang peserta didik, guru bisa meminta peserta didik untuk membaca cepat bahan bacaan sebelum mereka membuat pertanyaan.

Langkah ini memberikan kesempatan pada peserta didik untuk membuat kaitan antara tujuan mereka membaca, pertanyaan yang mereka buat di kolom (I) dan informasi yang mereka dapatkan selama membaca. Di sini peserta didik mengidentifikasi apa yang telah mereka pelajari dari proses membaca. Langkah ini penting untuk membantu peserta didik mengidentifikasi informasi penting dan meringkas aspek-aspek penting dalam teks yang dibaca. Dalam proses ini, peserta didik bisa melakukan refleksi tentang proses membaca mereka.

Untuk tugas bacaan berikutnya, guru meminta peserta didik untuk membuat tabel T-I-P secara individu atau berpasangan, dan kemudian menyampaikan isi kolom (T) dan (I) di depan kelas. Setelah itu, peserta didik diminta membaca, dan kemudian melengkapi kolom (P).

Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan menyampaikan bahwa tabel T-I-P bisa digunakan peserta didik untuk membantu mereka membaca dan belajar.

0 Response to "Contoh Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Literasi Pada Mapel Prakarya (Skenario Pembelajaran) "

Post a Comment