Kegiatan membaca lima
belas menit dilakukan setiap hari, namun guru tidak perlu memberikan pertanyaan
tentang isi buku setiap hari. Pada tahap pembiasaan, prinsip TANPA TAGIHAN
harus dijaga agar tujuan penumbuhan minat baca peserta didik bisa dicapai.
Kegiatan bertanya
tentang isi buku bisa dilakukan sesekali, misalnya: 2–3 minggu sekali. Selain
itu, sifatnya opsional dan tanpa paksaan. Meskipun begitu, guru bisa memberikan
apresiasi bila peserta didik mau menjawab pertanyaan guru. Contoh apresiasi antara
lain: stiker, sebutir permen, atau sepotong kue. Bahkan satu kalimat pujian
saja sudah mampu memotivasi peserta didik untuk semakin giat membaca.
Tahap
Pengembangan
Pada tahap
pengembangan, guru bisa menggunakan tabel atau peta cerita sebagai kegiatan
tindak lanjut. Semua peserta didik didorong untuk menuliskan ringkasan cerita/buku
dan respon mereka di dalam peta cerita/buku. Dalam tahap ini, Mari Bertanya
tentang Buku adalah TANPA PENILAIAN AKADEMIK. Untuk mendorong dan memberikan apresiasi
peserta didik atas upaya mereka, peta cerita/buku yang sudah diisi bisa
ditempelkan di dinding kelas. Selain itu, peserta didik juga bisa diminta
menyampaikan isian peta cerita/buku kepada teman dalam kelompok atau di depan
kelas.
Kegiatan semacam ini
bisa digunakan sebagai PENILAIAN NONAKADEMIK.
Tahap
Pembelajaran
Tahap pembelajaran
berarti bahwa peserta didik sudah terbiasa dengan rutinitas kegiatan membaca
lima belas menit selama kurun waktu tertentu. Diskusi tentang isi buku juga
sudah sering dilakukan di kelas. Dengan kata lain, peserta didik sudah memiliki
persepsi membaca sebagai kegiatan yang menyenangkan.
Dengan demikian,
daftar pertanyaan dan peta cerita/buku bisa dikembangkan menjadi bagian
pembelajaran bahasa dan menjadi TAGIHAN AKADEMIK.
0 Response to "Tahap Pembiasaan, Pengembangan, dan Pembelajaran Membaca 15 Menit Setiap Hari"
Post a Comment