Pembelajaran
tematik lebih menekankan pada praktik pengetahuan berbentuk tema yang dekat
dengan aktivitas peserta didik sehari-hari.
Melalui pembelajaran tematik ini, peserta didik diharapkan dapat
memahami fenomena atau aktivitas sehari-hari secara lebih konkret. Melalui praktik pengetahuan itu diharapkan
akan tumbuh sikap religiusitas dan etika sosial dalam hal tanggungjawab peserta
didik dalam memahami fenomena dan aktivitas peserta didik.
Pembelajaran
tematik, di Sekolah Dasar menekankan pada proses pembelajaran yang tidak semata
melakukan aktivitas, tetapi bagaimana merancang pembelajaran yang juga
mengaktifkan kreativitas dan berfikir kreatif peserta didik.
Satu
hal penting ditekankan dari proses pembelajaran ini adalah bahwa pembelajaran
yang dijalankan tidak hanya memperkenalkan pengetahuan mata pelajaran dalam
konsepsi-konsepsi atau teori-teorinya yang bersifat hafalan. Melainkan, lebih
menekankan dimensi afeksi, atau kepedulian dan keterikatan peserta didik
terhadap hal-hal nyata yang dialami peserta didik untuk dapat beraktivitas
secara mandiri dan menjaga hak orang lain di sekitarnya.
Proses
pembelajaran yang menekankan pada praktik pengetahuan mata pelajaran yang
dijalin dalam tema ini membutuhkan pendekatan pembelajaran khusus. Peran guru
sangat penting untuk mendorong tumbuhnya rasa ingin tahu peserta didik dan
sikap terbuka serta kritis dan responsif terhadap aktivitas sehari-hari. Salah
satu pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan orientasi kurikulum yaitu pendekatan proses keilmuan atau saintifik
melalui tahapan proses pembelajaran berikut; mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, menalar atau mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Namun demikian,
tidak menutup kemungkinan guru untuk mengembangkan pendekatan lain yang
berkesesuaian dengan proses pembelajaran peserta didik aktif kreatif dan
berfikir kritis. Pembelajaran tersebut dapat dilihat pada bagan berikut ini.
Untuk
mendukung proses pembelajaran ini, model-model pembelajaran yang sesuai perlu
dikembangkan dan dipraktikkan dalam proses pembelajaran. Setidaknya terdapat
tiga (3) model pembelajaran yang layak untuk dipertimbangkan, yaitu:
(1) Model
pembelajaran berbasis keingintahuan (inquire-based learning), tidak
hanya menekankan perolehan atau penemuan jawaban-jawaban atas keingintahuan
peserta didik saja. Melainkan, lebih dari itu, juga mendorong aktivitas peserta
didik melakukan penelusuran, pencarian (searching), penemuan, penelitian
dan pengembangan studi atau kajian dan analisis lebih lanjut.
(2) Model
pembelajaran berbasis pemecahan masalah (problem solving-based learning), secara khusus diselenggarakan berbasis masalah
di masyarakat. Berpijak pada masalah-masalah yang ada, peserta didik didorong
untuk mengamati, meneliti dan mengkaji serta memecahkan masalah-masalah
tersebut sehingga memperkaya pemahaman dan pengetahuan mereka. Selain bertujuan
untuk mendapatkan pengetahuan khusus terkait dengan masalah yang ada, model ini
juga dikembangkan untuk menumbuhkan kepedulian dan rasa tanggungjawab peserta
didik terhadap pemecahan masalah sehari-hari.
(3) Model
pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), merupakan proses
pembelajaran yang menjadikan kegiatan proyek sebagai obyek studi sekaligus
sarana belajar. Sebagai obyek studi, dilakukan ketika kegiatan proyek dijadikan
sumber pengetahuan dalam proses belajar. Tahapan-tahapan kegiatan dalam proyek,
mulai dari penentuan masalah, perencanaan, implementasi, monitoring dan
evaluasi, serta identifikasi hasil-hasil yang dicapai dan rekomendasi untuk
kegiatan proyek berikutnya. Di sini dilihat sebagai siklus aktivitas sosial
yang bisa dijadikan sumber pengetahuan dalam proses pembelajaran.
0 Response to "Pendekatan dan Model Pembelajaran Tematik di SD"
Post a Comment